Wacana Perpanjangan PPKM Darurat, Menkes: Lebih Baik Ekonomi Maju Perlahan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dikabarkan tengah menyiapkan skenario untuk memperpanjang program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama 4-6 minggu menyusul kasus Covid-19 yang masih tinggi.
Jika berkaca pada kebijakan pembatasan sebelumnya, penekanan laju mobilitas dipastikan berimbas pada perekonomian nasional dan daerah. Hal itu diamini oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Namun, dia mengatakan lebih baik ekonomi maju secara bertahap daripada dilakukan pembiaran mobilitas yang justru menyebabkan perburukan kasus Covid-19 dan akhirnya pemulihan ekonomi akan semakin lama.
"(Penekanan laju mobilitas memang) akan mengurangi kontak fisik, akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tapi, menurut saya lebih baik kita ekonominya maju pelan-pelan selangkah-selangkah, daripada kita mau lari cepat seribu langkah kemudian jatuh, malah tidak bisa jalan lagi berikutnya. Kalau kita sudah merasa aman, prokes berjalan baik, kita maju lima-sepuluh langkah. Itu saya lihat jauh lebih efektif untuk kesinambungan ekonomi negara," ungkapnya dalam sebuah live streaming daring di Jakarta, Senin (12/7/2021).
Menurut Budi, laju pertumbuhan ekonomi juga harus melihat tingkat kesehatan masyarakatnya. Dia memandang bahwa 'kontak fisik' masih menjadi hal utama dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.
Menurut dia, porsi transaksi non-fisik atau daring masih belum mampu mengalahkan kontak fisik dalam setiap aspek ekonomi baik pertukaran barang maupun pekerjaan jasa.
"Jadi contohnya, sehebat apapun kita belajar dengan daring, tetap belum se-efektif luring, seberapa bagus kita bikin seminar daring, tetap tidak se-efektif luring. Apalagi kalau kita belanja daring, tetap belum bisa mengalahkan belanja di mal atau di pasar," terang mantan wakil menteri BUMN itu.
Dia menjelaskan bahwa penekanan laju mobilitas adalah usaha pemerintah untuk mengembalikan rasa aman dan rasa percaya diri masyarakat untuk kontak fisik.
"Perbaikan di sektor kesehatan salah satu hal yang utama adalah memberikan keyakinan ke masyarakat agar mereka tidak takut untuk keluar dan melakukan kontak fisik. Itu adalah hal yang sangat penting untuk bisa mengembalikan kegiatan ekonomi kita," imbuhnya.
Menurut Budi, memberikan rasa aman kepada masyarakat jauh lebih penting daripada membiarkan mobilitas terbuka yang justru membuat takut masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.
"Kita akan mengurangi laju penularan, supaya orang tidak sakit dan merasa percaya diri dan aman untuk keluar. Membangkitkan rasa aman itu penting. Kalaupun toh kita biarkan terbuka, tapi kemudian masyarakat tidak merasa aman, mereka tidak keluar, kegiatan ekonomi juga tidak bisa pulih kembali. Kegiatan ekonomi di Indonesia saya rasa masih 70-80 persen sangat bergantung pada kontak fisik," paparnya.
Pria yang dilantik sebagai Menteri Kesehatan oleh Presiden Jokowi pada Desember 2020 ini menyebut bahwa krisis ekonomi saat ini disebabkan oleh krisis kesehatan.
"Begitu saya masuk, saya lihat bahwa krisis ekonomi sekarang disebabkan oleh krisis kesehatan. Berbeda dengan krisis ekonomi sebelumnya tahun 1998, 2008 yang diawali oleh krisis perbankan atau krisis keuangan. Hal ini karena memang kegiatan ekonomi terjadi kalo ada kontak fisik, baik pertukaran barang atau pekerjaan jasa. Sebagian besar di Indonesia dilakukan dengan kontak fisik," bebernya.
Jika berkaca pada kebijakan pembatasan sebelumnya, penekanan laju mobilitas dipastikan berimbas pada perekonomian nasional dan daerah. Hal itu diamini oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Namun, dia mengatakan lebih baik ekonomi maju secara bertahap daripada dilakukan pembiaran mobilitas yang justru menyebabkan perburukan kasus Covid-19 dan akhirnya pemulihan ekonomi akan semakin lama.
"(Penekanan laju mobilitas memang) akan mengurangi kontak fisik, akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tapi, menurut saya lebih baik kita ekonominya maju pelan-pelan selangkah-selangkah, daripada kita mau lari cepat seribu langkah kemudian jatuh, malah tidak bisa jalan lagi berikutnya. Kalau kita sudah merasa aman, prokes berjalan baik, kita maju lima-sepuluh langkah. Itu saya lihat jauh lebih efektif untuk kesinambungan ekonomi negara," ungkapnya dalam sebuah live streaming daring di Jakarta, Senin (12/7/2021).
Menurut Budi, laju pertumbuhan ekonomi juga harus melihat tingkat kesehatan masyarakatnya. Dia memandang bahwa 'kontak fisik' masih menjadi hal utama dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.
Menurut dia, porsi transaksi non-fisik atau daring masih belum mampu mengalahkan kontak fisik dalam setiap aspek ekonomi baik pertukaran barang maupun pekerjaan jasa.
"Jadi contohnya, sehebat apapun kita belajar dengan daring, tetap belum se-efektif luring, seberapa bagus kita bikin seminar daring, tetap tidak se-efektif luring. Apalagi kalau kita belanja daring, tetap belum bisa mengalahkan belanja di mal atau di pasar," terang mantan wakil menteri BUMN itu.
Dia menjelaskan bahwa penekanan laju mobilitas adalah usaha pemerintah untuk mengembalikan rasa aman dan rasa percaya diri masyarakat untuk kontak fisik.
"Perbaikan di sektor kesehatan salah satu hal yang utama adalah memberikan keyakinan ke masyarakat agar mereka tidak takut untuk keluar dan melakukan kontak fisik. Itu adalah hal yang sangat penting untuk bisa mengembalikan kegiatan ekonomi kita," imbuhnya.
Menurut Budi, memberikan rasa aman kepada masyarakat jauh lebih penting daripada membiarkan mobilitas terbuka yang justru membuat takut masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.
"Kita akan mengurangi laju penularan, supaya orang tidak sakit dan merasa percaya diri dan aman untuk keluar. Membangkitkan rasa aman itu penting. Kalaupun toh kita biarkan terbuka, tapi kemudian masyarakat tidak merasa aman, mereka tidak keluar, kegiatan ekonomi juga tidak bisa pulih kembali. Kegiatan ekonomi di Indonesia saya rasa masih 70-80 persen sangat bergantung pada kontak fisik," paparnya.
Pria yang dilantik sebagai Menteri Kesehatan oleh Presiden Jokowi pada Desember 2020 ini menyebut bahwa krisis ekonomi saat ini disebabkan oleh krisis kesehatan.
"Begitu saya masuk, saya lihat bahwa krisis ekonomi sekarang disebabkan oleh krisis kesehatan. Berbeda dengan krisis ekonomi sebelumnya tahun 1998, 2008 yang diawali oleh krisis perbankan atau krisis keuangan. Hal ini karena memang kegiatan ekonomi terjadi kalo ada kontak fisik, baik pertukaran barang atau pekerjaan jasa. Sebagian besar di Indonesia dilakukan dengan kontak fisik," bebernya.
(ind)