Sesuai Target, Progres RDMP Balikpapan Pertamina Capai 16,32 Persen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19, Pertamina tetap menuntaskan proyek strategis nasional, salah satunya RDMP Balikpapan yang saat ini progresnya telah mencapai 16,32 persen. Progres ini naik dari capaian triwulan 1-2020 yang tercatat 15,02 persen.
Vice President Corporate Communicaton Pertamina Fajriyah Usman menyatakan, progres RDMP Balikpapan saat ini masih on the track, meskipun dalam pelaksanaan pengerjannya harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Megaproyek RDMP dan GRR merupakan proyek strategis nasional yang telah ditetapkan untuk terus dijalankan di tengah pandemi Covid-19 serta fluktuasi harga minyak mentah dan kurs rupiah terhadap dollar. Proyek ini penting untuk memastikan ketahanan dan kemandirian energi nasional dapat segera terwujud,” ujar Fajriyah.
Fajriyah menambahkan, progres RDMP Balikpapan per 17 Mei 2020 meliputi empat pekerjaan yakni Engineering (6,05 persen), Procurement (5,85 persen), Construction (4,38 persen) dan Commisioning (0,03 persen) sehingga secara keseluruhan mencapai 16,32 persen.
Proyek RDMP dan GRR secara keseluruhan, tambah Fajriyah, saat ini memperkerjakan sekitar 5.000 tenaga kerja dimana mayoritas di RDMP Balikpapan. Pada umumnya pekerja di RDMP Balikpapan berasal dari pekerja lokal, sehingga Pertamina harus terus menjaga keberlangsungan proyek ini agar ekonomi masyarakat di wilayah operasi bisa terus tumbuh dan bergerak maju.
Menurut Fajriyah, RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari serta meningkatkan kualitas produk BBM dari setara Euro II menjadi setara Euro V. Proyek RDMP Balikpapan juga disinergikan dengan pembangunan New Crude Lawe-Lawe Tankage Facility dengan kapasitas penyimpanan sebesar 2 juta barel.
Sejalan dengan The New Normal, Pertamina telah menyiapkan Protokol Perlindungan Covid-19 untuk melindungi pekerja, pelanggan, pemasok serta mitra bisnis. Penerapan Protokol tersebut antara lain dengan mewajibkan penggunaan masker, sarung tangan, jaga jarak (social distancing) serta penyemprotan disinfektan pada seluruh area operasi.
“Dengan dukungan seluruh stakeholder, Pertamina akan terus menuntaskan megaproyek RDMP dan GRR sesuai target. Harapannya, pada tahun 2026, kita sudah mandiri dengan tidak lagi mengimpor BBM,” pungkas Fajriyah.
Vice President Corporate Communicaton Pertamina Fajriyah Usman menyatakan, progres RDMP Balikpapan saat ini masih on the track, meskipun dalam pelaksanaan pengerjannya harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Megaproyek RDMP dan GRR merupakan proyek strategis nasional yang telah ditetapkan untuk terus dijalankan di tengah pandemi Covid-19 serta fluktuasi harga minyak mentah dan kurs rupiah terhadap dollar. Proyek ini penting untuk memastikan ketahanan dan kemandirian energi nasional dapat segera terwujud,” ujar Fajriyah.
Fajriyah menambahkan, progres RDMP Balikpapan per 17 Mei 2020 meliputi empat pekerjaan yakni Engineering (6,05 persen), Procurement (5,85 persen), Construction (4,38 persen) dan Commisioning (0,03 persen) sehingga secara keseluruhan mencapai 16,32 persen.
Proyek RDMP dan GRR secara keseluruhan, tambah Fajriyah, saat ini memperkerjakan sekitar 5.000 tenaga kerja dimana mayoritas di RDMP Balikpapan. Pada umumnya pekerja di RDMP Balikpapan berasal dari pekerja lokal, sehingga Pertamina harus terus menjaga keberlangsungan proyek ini agar ekonomi masyarakat di wilayah operasi bisa terus tumbuh dan bergerak maju.
Menurut Fajriyah, RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari serta meningkatkan kualitas produk BBM dari setara Euro II menjadi setara Euro V. Proyek RDMP Balikpapan juga disinergikan dengan pembangunan New Crude Lawe-Lawe Tankage Facility dengan kapasitas penyimpanan sebesar 2 juta barel.
Sejalan dengan The New Normal, Pertamina telah menyiapkan Protokol Perlindungan Covid-19 untuk melindungi pekerja, pelanggan, pemasok serta mitra bisnis. Penerapan Protokol tersebut antara lain dengan mewajibkan penggunaan masker, sarung tangan, jaga jarak (social distancing) serta penyemprotan disinfektan pada seluruh area operasi.
“Dengan dukungan seluruh stakeholder, Pertamina akan terus menuntaskan megaproyek RDMP dan GRR sesuai target. Harapannya, pada tahun 2026, kita sudah mandiri dengan tidak lagi mengimpor BBM,” pungkas Fajriyah.
(alf)