Harga Jual Produk Naik, Chandra Asri Bukukan Laba Bersih Rp2,39 Triliun

Jum'at, 30 Juli 2021 - 21:31 WIB
loading...
Harga Jual Produk Naik,...
Areal komplek PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan laba bersih setelah pajak pada semester I-2021 sebesar USD165 juta atau setara Rp2,39 triliun (kurs Rp14.500). Angka itu naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang justru mengalami kerugian bersih sebesar USD40 juta.

"Kami senang mengumumkan hasil solid yang berkelanjutan di semester I-2021. Setelah awal yang kuat di kuartal pertama, perseroan dapat memanfaatkan spreads produk yang sehat, keunggulan operasional yang berkelanjutan, dan ketahanan keuangan yang kuat," ucap Direktur Chandra Asri Suryandi, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 30 Juli 2021.

Dalam enam bulan pertama di tahun ini, Chandra Asri mencatat pendapatan bersih sebesar USD1,26 miliar atau naik 50% dari USD839 juta pada semester I-2020. Sementara, EBITDA mencapai sebesar USD275 juta atau naik signifikan dari USD4,5 juta pada periode yang sama di 2020.

Baca juga:Daftar Perolehan Medali Olimpiade Tokyo 2020, Jumat (30/7/2021) Pukul 20.00 WIB

Suryandi menjelaskan bahwa naiknya pendapatan hingga 50% terjadi akibat dari kenaikan harga jual rata-rata di semua produk Chandra Asri, terutama untuk ethylene, polyethylene, dan polypropylene. Sementara volume penjualan terus terjual habis.

Namun demikian, perseroan mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 16,1% dari USD851,7 juta menjadi USD988,7 juta. Manajemen menyebut, naiknya beban pokok penjualan karena konsumsi bahan baku yang sedikit lebih tinggi, ditambah dengan kenaikan harga Naphtha menjadi USD577 per ton dari sebelumnya hanya USD420 per ton.

Baca juga:Ngamuk, Pria Stres Minta Uang Rp10 Juta di Minimarket dan Tantang Polisi di Pamulang

Kenaikan harga Naphtha ini terjadi seiring dari harga minyak mentah Brent yang lebih tinggi dan naik sebesar 63% secara year on year (yoy) menjadi rata-rata USD65 per barel dari sebelumnya USD40 per barel. Perusahaan mempertahankan liquidity pool USD1,2 miliar, termasuk USD762 juta dalam bentuk kas dan setara kas pada akhir kuartal II-2021.

Chandra Asri juga telah mengurangi leverage dengan utang bersih terhadap EBITDA sebesar 0,3 kali (pada kuartal II-2020 sebesar 5,1 kali) dan mengurangi total utang menjadi USD899 juta dari sebelumnya USD945 juta di kuartal II-2020.

"Selain itu, kami mendapatkan fasilitas kredit senilai Rp5 triliun (USD350 juta) dengan Bank Mandiri yang semakin memperkuat struktur permodalan kami," pungkasnya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1675 seconds (0.1#10.140)