Jajak Pendapat Reuters: Ekonomi RI Kuartal II Tumbuh di Atas 6%

Selasa, 03 Agustus 2021 - 10:54 WIB
loading...
Jajak Pendapat Reuters: Ekonomi RI Kuartal II Tumbuh di Atas 6%
Jajak pendapat Reuters menunjukkan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II diyakini melesat di atas 6%. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Jajak pendapat Reuters memperkirakan Indonesia minggu ini akan melaporkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 6% untuk kuartal kedua tahun 2021. Namun, capaian positif itu diikuti gelombang baru kasus Covid-19 pada bulan Juni yang dinilai akan mengaburkan prospek untuk kuartal berikutnya.

Perkiraan median dari 22 analis dalam jajak pendapat tersebut untuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) adalah sebesar 6,57% pada April-Juni secara tahunan. Itu akan menjadi ekspansi pertama dalam lima kuartal terakhir.



Pertumbuhan itu juga akan menjadi yang tercepat sejak 2010, meskipun tidak seoptimistis proyeksi pemerintah yang sebesar 7% dan perkiraan bank sentral (BI) sebesar 6,75%.

Ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu menyusut 2,1% tahun lalu, kontraksi pertama sejak 1998, karena pandemi yang menghantam konsumsi dan investasi. Ekonomi RI masih melemah pada kuartal Januari-Maret, berkontraksi 0,74% tahun-ke-tahun.

Analis mengatakan perkiraan rebound untuk kuartal kedua didasarkan pada berbagai data positif, termasuk kenaikan penjualan mobil, sepeda motor, dan semen, rekor tertinggi dalam indeks manajer pembelian, serta ekspor yang melonjak.

Namun, beberapa pihak mengatakan perkiraan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebagian besar merupakan akibat dari efek dasar (base effect) karena aktivitas ekonomi anjlok ketika pandemi pertama kali melanda Indonesia pada kuartal kedua tahun lalu.

Analis Bank of America Mohamed Faiz Nagutha menggambarkan perkiraan pertumbuhan 7% sebagai "underwhelming" dan mencatat bahwa secara triwulanan, disesuaikan secara musiman, "PDB kemungkinan akan tetap datar hingga sedikit naik" dibandingkan dengan Januari-Maret.

Sementara itu, gelombang baru infeksi Covid-19 yang menghancurkan, didorong oleh varian Delta yang sangat mudah menular, dan pembatasan mobilitas yang diberlakukan sejak Juli untuk menahan penyebaran virus diperkirakan akan menghambat pertumbuhan, kata para analis.

Pihak berwenang telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 mereka karena pembatasan. Bank sentral bulan lalu memangkas prospek 2021 menjadi 3,5% menjadi 4,3% dari 4,1% menjadi 5,1% sebelumnya.



Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kepada Reuters dalam wawancara awal pekan ini, pertumbuhan PDB 2021 masih bisa mencapai 4,1%, lebih dekat ke ujung atas kisaran BI, dengan ekspor dari negara kaya sumber daya itu terlihat tetap kuat meskipun ada pembatasan.

"Tahun ini, volume ekspor riil bisa tumbuh 15,9% (tahunan). Bahkan bisa tumbuh 23,7% di kuartal ketiga," kata Perry seraya menambahkan perkiraannya untuk April-Juni adalah kenaikan tahunan 12,7%.

Pemerintah telah meningkatkan anggaran bantuan pandemi menjadi lebih dari USD51 miliar tahun ini untuk menanggapi meningkatnya jumlah infeksi. BI, yang telah memangkas suku bunga ke rekor terendah dan memompa likuiditas senilai lebih dari USD57 miliar ke dalam sistem keuangan, dan telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk waktu yang lama.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1778 seconds (0.1#10.140)