ADB Utangi BUMN Rp4,5 T untuk Proyek Listrik Panas Bumi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) telah menyetujui pinjaman sebesar USD300 juta (sekitar Rp4,5 triliun) guna membantu badan usaha milik negara PT Geo Dipa Energi menambah kapasitas pembangkit listrik panas buminya hingga 110 megawatt (MW) di Pulau Jawa. ADB juga akan mengelola pinjaman USD35 juta dari Clean Technology Fund (CTF) untuk proyek ini.
“Proyek panas bumi ADB akan membantu Indonesia memerangi perubahan iklim dan menjadikan sistem kelistrikan negara ini lebih berkelanjutan, andal, dan efisien, sekaligus juga membantu dunia usaha dan konsumen mengakses energi yang terjangkau, andal, dan modern,” kata Direktur ADB untuk Indonesia Winfried F Wicklein dalam keterangan resminya, Jumat (29/5/2020).
Ia menambahkan, bantuan yang juga berasal dari Clean Technology Fund (CTF) itu sejalan dengan sasaran jangka panjang Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan energi, termasuk memaksimalkan penggunaan sumber daya energi dari dalam negeri, menambah bauran energi, dan memastikan keberlanjutan lingkungan.
(Baca Juga: Kemenkeu Bakal Cairkan Utang USD1,5 Miliar dari ADB)
Dari data yang ada, Indonesia diperkirakan memiliki potensi panas bumi mencapai 29 gigawatt (GW) yang merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia, dan saat ini mempunyai kapasitas terpasang panas bumi sebesar 2,1 GW yang merupakan terbesar kedua di dunia. Operasi sektor swasta ADB telah lama mendukung berbagai proyek panas bumi di Muara Laboh, Rantau Dedap, dan Sarulla.
Namun, pengembangan tenaga listrik dari panas bumi masih berlangsung lambat, terutama karena fase eksplorasi yang mahal, lama, dan berisiko tinggi.
Proyek yang disetujui ADB ini akan mendukung pembangunan dan komisioning dua pembangkit listrik tenaga panas bumi di Dieng di Jawa Tengah, dan Patuha di Jawa Barat, oleh PT Geo Dipa Energi (GDE), sebuah badan usaha milik negara yang berfokus pada eksplorasi, pengembangan, dan pembangkitan listrik tenaga panas bumi.
Dengan begitu, proyek ini akan meningkatkan kapasitas pengembangan PT GDE dan mendukung pelibatan erat masyarakat sekitar, termasuk perempuan dan kelompok rentan yang lain. Proyek ini akan meningkatkan kemampuan PT GDE untuk mengembangkan lebih banyak proyek panas bumi, melaksanakan pengeboran yang didukung pemerintah, dan menarik investasi sektor swasta yang sangat diperlukan guna mengembangkan daerah panas bumi baru.
Selain itu, PT GDE akan menyediakan dukungan langsung bagi komunitas di sekitar lokasi proyek, termasuk perempuan dan kelompok rentan lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan penghidupan mereka.
“Kegiatan yang merupakan Proyek Strategis Nasional ini akan meyediakan listrik ramah lingkungan dalam jaringan Jawa Bali dan menurunkan emisi CO2 lebih dari 700,000 ton per tahunnya,” ungkap Direktur Utama PT GDE Riki Ibrahim.
Ia menjelaskan, proyek ini juga akan menjadi pengalaman penting bagi pengembangan sektor energi panas bumi Indonesia dan berperan mendukung upaya pemerintah untuk menarik investasi swasta di sektor ini dengan mengurangi risiko di tahap awal pengembangan proyek.
“Proyek panas bumi ADB akan membantu Indonesia memerangi perubahan iklim dan menjadikan sistem kelistrikan negara ini lebih berkelanjutan, andal, dan efisien, sekaligus juga membantu dunia usaha dan konsumen mengakses energi yang terjangkau, andal, dan modern,” kata Direktur ADB untuk Indonesia Winfried F Wicklein dalam keterangan resminya, Jumat (29/5/2020).
Ia menambahkan, bantuan yang juga berasal dari Clean Technology Fund (CTF) itu sejalan dengan sasaran jangka panjang Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan energi, termasuk memaksimalkan penggunaan sumber daya energi dari dalam negeri, menambah bauran energi, dan memastikan keberlanjutan lingkungan.
(Baca Juga: Kemenkeu Bakal Cairkan Utang USD1,5 Miliar dari ADB)
Dari data yang ada, Indonesia diperkirakan memiliki potensi panas bumi mencapai 29 gigawatt (GW) yang merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia, dan saat ini mempunyai kapasitas terpasang panas bumi sebesar 2,1 GW yang merupakan terbesar kedua di dunia. Operasi sektor swasta ADB telah lama mendukung berbagai proyek panas bumi di Muara Laboh, Rantau Dedap, dan Sarulla.
Namun, pengembangan tenaga listrik dari panas bumi masih berlangsung lambat, terutama karena fase eksplorasi yang mahal, lama, dan berisiko tinggi.
Proyek yang disetujui ADB ini akan mendukung pembangunan dan komisioning dua pembangkit listrik tenaga panas bumi di Dieng di Jawa Tengah, dan Patuha di Jawa Barat, oleh PT Geo Dipa Energi (GDE), sebuah badan usaha milik negara yang berfokus pada eksplorasi, pengembangan, dan pembangkitan listrik tenaga panas bumi.
Dengan begitu, proyek ini akan meningkatkan kapasitas pengembangan PT GDE dan mendukung pelibatan erat masyarakat sekitar, termasuk perempuan dan kelompok rentan yang lain. Proyek ini akan meningkatkan kemampuan PT GDE untuk mengembangkan lebih banyak proyek panas bumi, melaksanakan pengeboran yang didukung pemerintah, dan menarik investasi sektor swasta yang sangat diperlukan guna mengembangkan daerah panas bumi baru.
Selain itu, PT GDE akan menyediakan dukungan langsung bagi komunitas di sekitar lokasi proyek, termasuk perempuan dan kelompok rentan lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan penghidupan mereka.
“Kegiatan yang merupakan Proyek Strategis Nasional ini akan meyediakan listrik ramah lingkungan dalam jaringan Jawa Bali dan menurunkan emisi CO2 lebih dari 700,000 ton per tahunnya,” ungkap Direktur Utama PT GDE Riki Ibrahim.
Ia menjelaskan, proyek ini juga akan menjadi pengalaman penting bagi pengembangan sektor energi panas bumi Indonesia dan berperan mendukung upaya pemerintah untuk menarik investasi swasta di sektor ini dengan mengurangi risiko di tahap awal pengembangan proyek.
(fai)