Inspirasi Kemerdekaan, Warteg Galieh Berkembang di Tengah Pandemi Berkat Digitalisasi

Selasa, 17 Agustus 2021 - 08:32 WIB
loading...
Inspirasi Kemerdekaan,...
Pemilik Warteg Galieh, Rianto. Foto/MPI/Iqbal Dwi Purnama
A A A
JAKARTA - HUT Kemerdekaan ke-76 RI menjadi momentum untuk kembali meresapi dan menghargai makna perjuangan. Bagi kalangan pengusaha, mampu bertahan dan berkompetisi di tengah hantaman pandemi Covid-19 saat ini juga merupakan perjuangan tersendiri.

Ada beragam cara yang bisa ditempuh agar bisnis terus berkembang, salah satunya melalui digitalisasi. Tak hanya usaha besar, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pun didorong untuk go digital, tak terkecuali usaha warung tegal (warteg).

Salah satu yang sempat menjadi sorotan adalah Warteg Galieh. Kesuksesan dalam mengembangkan pemasaran dalam digital membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tertarik untuk menyambanginya pada Rabu (11/8).



Rianto (35), sang pemilik warteg memaknai HUT kemerdekaan kali ini sebagai keberhasilan mempertahankan dan mengembangkan usahanya di tengah belenggu Covid-19, terlebih penerapan PPKM darurat yang pernah membuatnya terjebak dalam lubang ketidakpastian. Hanya ada dua pilihan, diam terbuang atau maju berkembang.

Kini Rianto menyebut dirinya telah merdeka, dalam arti berhasil menjalankan usahanya berdampingan dengan pandemi, di tengah banyaknya bisnis yang tumbang akibat gagal berkembang. Berkat digitalisasi yang diupayakan, Rianto mengaku mendapat banyak perubahan, salah satu indikasi adalah meningkatnya penjualan makanan di wartegnya.

"Bagi pedagang kecil seperti saya merdeka itu ya sudah lolos dari situasi pandemi ini, apalagi warteg Galieh ini bisa bertahan dan sudah bisa berkembang di era pandemi ini," ujarnya kepada MNC Portal, Senin (16/8/2021).



Pria kelahiran Pemalang itu menjelaskan bagaimana kondisi usahanya di tengah pandemi covid 19, khususnya di masa PPKM Darurat yang sempat membuat usahanya mengalami kemunduran. Pasalnya, sehari-hari pengunjung warteg yang berada dibilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, itu paling banyak dari pkalangan ekerja di apartemen Belleza, Permata Hijau.

Ketika penerapan PPKM darurat, praktis omzet warteg turun cukup drastis. Namun, Rianto mengakalinya dengan menjajakan makanannya secara online. "Sebelum pandemi Covid-19, karyawan saya ada 6 orang, omzet harian Alhamdulillah tembus Rp4 juta per hari. Begitu ada Corona, pendapatan saya turun 75%, kisaran omzet Rp700 ribu per hari," ungkapnya.



Tidaknya hanya meraup keuntungan dengan mengembangkan sistem daring, Rianto juga menyadari pentingnya kesehatan para pegawainya di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, semaksimal mungkin Arianto berusaha meminimalisir kontak pegawainya dengan orang lain.

Pria tamatan Sekolah Dasar (SD) itu memilih berkolaborasi dengan salah satu platform digital yang memasok bahan makanan untuk wartegnya setiap pagi. Dengan begitu, bahan makanan tinggal dipesan dan diantarkan. Sehingga, karyawannya tidak perlu ke pasar dan fokus mengolah bahan makanan untuk dipajang di etalase berukuran kurang lebih satu meter di depan warungnya.

Usaha mengurangi kontak fisik pada karyawannya tidak sebatas melarang bepergian kepasar, warteg ini juga memasarkan produknya melalui pasar online.

"Dengan online ini Alhamdulillah, ada perkembangannya untuk menopang yang offline-nya. Jadi, ada pemasukan dari online, sangat membantu lah. Kalau bisa dibandingkan sih sekarang bisa dibilang 1:3, omzet lebih banyak di online," tuturnya.



Berkat keberaniannya untuk melakukan perubahan, kini Rianto berhasil membuka cabang usaha wartegnya yang berada di seberang jalan. Walaupun belum seramai usaha rintisan pertamanya ini, dengan pemasaran produk secara online, Rianto optimistis ke depan warteg cabang akan berkembang.

Lebih lanjut dia menyampaikan, dalam situasi sulit seperti pandemi saat ini, merdeka tidak bisa disimbolkan sekedar dari kemeriahan berbagai macam acara lomba seperti sebelumnya.

Arti merdeka jauh lebih luas dari sekedar itu, mempertahankan yang sudah diperoleh merupakan hakikat kemerdekaan. Baik itu mempertahankan keluarganya dari paparan virus, sampai mata pencaharian yang tak putus.

Rianto kini telah berhasil berdampingan mengikuti perubahan pola hidup masyarakat. Memang banyak yang berubah, situasi wartegnya yang ramai saat jam makan siang, menjadi kerinduan yang terhalang. Semuanya terbungkus dalam satu kotak nasi bercampur lauk dan sayur yang dibuatnya.

"Sekarang justru mayoritas dari online. Dulu sebelum pandemi orang-orang kantor kan banyak dari apartemen Belleza khususnya ke luar semua untuk makan siang, pagi-pagi sarapan, sekarang nggak ada. Kesibukan kita ya meladeni online," pungkasnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1984 seconds (0.1#10.140)