IHSG Diprediksi Tertekan, Cermati Saham Berikut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak tertekan pada perdagangan hari ini. Pergerakan indeks akan berada di kisaran 6.020-6.110. Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, pergerakan IHSG break out support Moving Average 20 hari dan akan menguji support Moving Average 50 hari.
Secara teknikal pergerakan akan dikonfirmasikan pada support Moving Average 50 hari dikisaran 6.068 apabila terjadi rebound dilevel tersebut akan menjadi titik balik pergerakan yang masih alami trend positif namun apabila break out akan menjadi momentum jual dengan potensi terbentuknya pola head and shoulders dengan indikasi pelemahan lanjutan hingga kembali uji MA200 dikisaran 5.979 saat ini.
"Indikator stochastic dan RSI bergerak pada momentum bearish mengiringi pergerakan tertekan dari indikator MACD yang alami negatif histogram. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak tertekan menguji support dengan rentang 6.020-6.110," ujar Lanjar dalam risetnya, Rabu (18/8/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantarnya; BBRI, CTRA, HRUM, ICBP, INDF, TBIG, TOWR, WIKA. Sebelumnya, IHSG ditutup turun 51,58 poin atau 0,84 persen ke level 6.087 setelah bergerak melemah sejak awal sesi perdagangan. Saham EMTK, DCII, BUKA, ARTO dan BRIS menjadi laggard pergerakan IHSG sedangkan saham BBRI, TLKM dan ASII yang menjadi leader penguatan tidak mampu menahan pelemahan hingga akhir perdagangan.
Investor terlihat berhati-hati menjelang libur hari kemerdekaan disaat data ekonomi dan pergerakan ekuitas global sedang berfluktuasi. Investor juga melihat prospek PPKM Darurat selanjutnya dan mengukur dampak pada aktivitas bisnis yang berkelanjutan. Investor domestik terlihat yang lebih banyak melakukan aksi jual dimana investor asing tercatat net buy sebesar Rp555,30 miliar.
Leader:
BBRI, TLKM, BSIM, ASII, BBSI
Laggard:
EMTK, DCII, BUKA, ARTO, BRIS
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi dibuka tertekan pada hari ini setelah ekuitas AS mengalami penurunan terburuk dalam sebulan terakhir ditengah kekhawatiran bahwa virus covid-19 bangkit kembali dan mengganggu pemulihan ekonomi. Ekuitas Tiongkok yang terdaftar di AS kembali turun setelah Beijing meningkatkan tindakan keras regulasinya. Indeks berjangka di Australia, Hongkong dan Jepang pagi ini tertekan.
Harga komoditas pagi ini terpantau mayoritas turun seperti minyak WTI (-1.04%), Batubara (-2.33%) dan Nikel (-1.68%). Dari dalam negeri investor akan menanti data neraca perdagangan untuk bulan Juli 2021. Dimana aktivitas ekspor diperkirakan turun menjadi 30,2 persen dan aktifitas impor diperkirakan turun menjadi 52,15 persen. Sehingga secara sentimen IHSG cenderung berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini.
Secara teknikal pergerakan akan dikonfirmasikan pada support Moving Average 50 hari dikisaran 6.068 apabila terjadi rebound dilevel tersebut akan menjadi titik balik pergerakan yang masih alami trend positif namun apabila break out akan menjadi momentum jual dengan potensi terbentuknya pola head and shoulders dengan indikasi pelemahan lanjutan hingga kembali uji MA200 dikisaran 5.979 saat ini.
"Indikator stochastic dan RSI bergerak pada momentum bearish mengiringi pergerakan tertekan dari indikator MACD yang alami negatif histogram. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak tertekan menguji support dengan rentang 6.020-6.110," ujar Lanjar dalam risetnya, Rabu (18/8/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantarnya; BBRI, CTRA, HRUM, ICBP, INDF, TBIG, TOWR, WIKA. Sebelumnya, IHSG ditutup turun 51,58 poin atau 0,84 persen ke level 6.087 setelah bergerak melemah sejak awal sesi perdagangan. Saham EMTK, DCII, BUKA, ARTO dan BRIS menjadi laggard pergerakan IHSG sedangkan saham BBRI, TLKM dan ASII yang menjadi leader penguatan tidak mampu menahan pelemahan hingga akhir perdagangan.
Investor terlihat berhati-hati menjelang libur hari kemerdekaan disaat data ekonomi dan pergerakan ekuitas global sedang berfluktuasi. Investor juga melihat prospek PPKM Darurat selanjutnya dan mengukur dampak pada aktivitas bisnis yang berkelanjutan. Investor domestik terlihat yang lebih banyak melakukan aksi jual dimana investor asing tercatat net buy sebesar Rp555,30 miliar.
Leader:
BBRI, TLKM, BSIM, ASII, BBSI
Laggard:
EMTK, DCII, BUKA, ARTO, BRIS
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi dibuka tertekan pada hari ini setelah ekuitas AS mengalami penurunan terburuk dalam sebulan terakhir ditengah kekhawatiran bahwa virus covid-19 bangkit kembali dan mengganggu pemulihan ekonomi. Ekuitas Tiongkok yang terdaftar di AS kembali turun setelah Beijing meningkatkan tindakan keras regulasinya. Indeks berjangka di Australia, Hongkong dan Jepang pagi ini tertekan.
Harga komoditas pagi ini terpantau mayoritas turun seperti minyak WTI (-1.04%), Batubara (-2.33%) dan Nikel (-1.68%). Dari dalam negeri investor akan menanti data neraca perdagangan untuk bulan Juli 2021. Dimana aktivitas ekspor diperkirakan turun menjadi 30,2 persen dan aktifitas impor diperkirakan turun menjadi 52,15 persen. Sehingga secara sentimen IHSG cenderung berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini.
(nng)