Bisnis yang Sustainable Kunci Perusahaan Bertahan di Masa Pandemi

Kamis, 19 Agustus 2021 - 23:15 WIB
loading...
Bisnis yang Sustainable...
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Para pemimpin dunia saat ini harus bergulat dengan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 . Meski ada beberapa yang harus menerapkan lockdown atau pembatasan seperti PPKM di Indonesia, bisnis harus beradaptasi dengan kenormalan baru.

Bahkan ketika perusahaan fokus pada pandemi Covid-19, mereka tidak seharusnya mengesampingkan pertahanan dan pertumbuhan jangka panjang bisnis. Menjadi sustainable tidak hanya memperhatikan keberlanjutan tetapi juga berbisnis melalui cara yang tepat tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, komunitas atau masyarakat secara keseluruhan.

Faktanya, tindakan yang diambil perusahaan untuk menangani pandemi akan membawa mereka lebih dekat ke multi-stakeholder, prinsip jangka panjang yang terletak di jantung prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social & Governance).

“Semakin diakui bahwa bisnis yang tidak sustainable, tidak dapat bertahan,” kata Glenn Hoetker, Professor of Business Strategy, Melbourne Business School and MBS Foundation Chair of Sustainability & Business, dalam keterangan tertulis yang diterima MNC Portal Indonesia (MPI), Kamis (19/8/2021).



“Bisnis yang tidak memperhatikan kesejahteraan manusia dan planet akan semakin sulit mempertahankan profitabilitas dalam jangka panjang,” tambahnya.

Dalam setiap survei, ditemukan bahwa semakin banyak organisasi yang mengintegrasikan sustainability ke dalam strategi bisnis mereka. Isu tersebut telah berpindah dari tepian kegiatan CSR menjadi isu bisnis inti yang menjadi pusat diskusi di ruang rapat perusahaan.

Sebuah survei oleh PwC pada 2020 tentang ekspektasi untuk ESG menemukan bahwa, meskipun 83 persen konsumen harus secara aktif membentuk praktik ESG terbaik, 91 persen pemimpin bisnis melaporkan bahwa perusahaan mereka memiliki tanggung jawab untuk bertindak atas masalah ESG, dan lebih dari USD51 miliar masuk ke ESG-impact funds pada tahun 2020, banyak konsumen dan eksekutif tidak yakin bahwa bisnis telah melakukan investasi yang cukup menuju praktik ESG yang lebih baik.

Adanya inti sustainability yang kuat tidak hanya baik untuk planet ini, tetapi juga penting untuk pertumbuhan bisnis dan profitabilitas. Investor semakin memperhatikan berbagai faktor seperti jejak karbon perusahaan, penggunaan air, upaya pengembangan komunitas, dan keragaman dewan direksi yang penting bagi proses pengambilan keputusan mereka.

Saat ini, lebih dari 40 persen arus investasi global didorong oleh ESG. Paradigma lama yang hanya berfokus pada nilai pemegang saham dan profitabilitas menyusut karena investor hanya berinvestasi di perusahaan yang memiliki praktik berkelanjutan yang kuat.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2167 seconds (0.1#10.140)