Membangun UMKM Berdasarkan Kompetensi dan Keahlian Agar Tercipta Kemandirian Finansial

Jum'at, 20 Agustus 2021 - 03:46 WIB
loading...
Membangun UMKM Berdasarkan...
Gerakan kewirausahaan komunitas UMKM Alumni yang tergabung dalam Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) terus bertumbuh dengan motto membangun UMKM berdasarkan kompetisi dan keahlian agar tercipta kemandirian finansial. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Gerakan kewirausahaa n komunitas UMKM Alumni yang tergabung dalam Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) merayakan hari kemerdekaan RI ke-76 dengan menghadirkan inovasi serta kreatifitas. Ketua Umum PBA, Ary Zulfikar mengatakan, di hari kemerdekaan RI yang ke 76 Perkumpulan Bumi Alumni terus bertumbuh. Dengan motto membangun UMKM berdasarkan kompetisi dan keahlian agar tercipta kemandirian finansial.

“Sekarang ini di PBA sudah ada koperasi, nantinya akan ada lembaga riset dan bantuan hukum, kemudian galeri yang menjadi showcase bagi produk-produk UMKM Bumi Alumni,” jelas Ary Zulfikar.



Gerakan kewirausahaan UMKM Bumi Alumni yang bernaung di bawah PBA, memiliki motto bersama yang menjadi dasar bagi mereka untuk berkembang.

“Simbol gambar daun salam warna emas di motto PBA berasal dari filosofi Yunani, yang ada di PBA bermakna pengetahuan, kebijaksanaan dan kemashuran, nantinya diharapkan setiap anggota PBA juga akan mendapatkan keberhasilan dalam mengembangkan usaha,” jelas Ary Zulfikar.

Penguatan jejaring alumni yang akan dilakukan PBA juga akan memanfaatkan komunitas diaspora alumni yang tersebar di berbagai belahan penjuru dunia.

“Kita sudah menjajaki alumni atau diaspora yang ada di luar, misalnya di Korea Selatan dan Jepang, namun memang masih memerlukan upaya upaya lebih lanjut terkait produk, distribusi dan perizinan dan sebagainya,” tambah Ary.

Saat ini pihaknya sudah melakukan identifikasi produk-produk unggulan yang akan dipasarkan ke luar negeri dengan memanfaaatkan penguatan jaringan komunitas diaspora yang ada di Jepang.

Dari hasil audiensi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, PBA sekarang ini terinspirasi mengembangkan kriya, fashion dan kuliner. Hal ini sesuai dengan program dari Kementerian yang dipimpin oleh Sandiaga Uno.

Kebetulan PBA juga memiliki anggota-anggota yang bergerak di ketiga bidang tersebut. “Ke depan seusai dengan audiensi dengan kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno kita coba menjajagi pengembangan ekonomi kreatif,” tambahnya.

Tak kalah pentingnya adalah market place yang sekarang ini sedang dikembangkan secara hybrid oleh PBA, market place ini akan menjadi galeri bagi produk-produk UMKM. Dengan adanya market place juga akan menjadi strategi bagi PBA untuk menembus pasar di dalam negeri dan luar negeri.

”Hal ini merupakan strategi marketing juga jika ada komunitas diaspora yang ada diberbagai belahan dunia bisa langsung melihat dan mengetahui produk bumi alumni,” jelas pria yang akrab di panggil Kang Azoo.

Momentum perayaan kemerdekaan juga dijadikan sarana untuk meluncurkan lagu mars PBA. Menurut Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, SH, MH, MKn, Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga PBA, lagu mars merupakan penyemangat bagi organisasi.

“Irama mars yang kuat dan menghentak, sangat tepat buat perkumpulan yang solid dan dinamis seperti PBA,“ jelas Dewi Tenty. Lagu Mars diciptakan oleh Dony yang juga menjadi anggota PBA.

Dalam kesempatan tersebut, Dewi Tenty juga menjelaskan tentang merek kolektif yang dimiliki oleh PBA yakni merek Lupba. Kepemilikan merek secara kolektif atau berkelompok diatur dalam pasal 1 angka 4 UU Merek dan Indikasi Geografi.

Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan jasa dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum dan mutu barang serta pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh orang dan badan hukum untuk sama sama untuk membedakan dengan barang jasa umum lainnya.

“Merek kolektif tidak bisa dilisensikan kepada pihak lain, digunakan bersama karena kepemilikannya bersifat kolektif,” jelas Dewi Tenty.

"Sehingga jika ada orang lain yang akan menggunakan merek tersebut, tidak diberikan lisensi, cukup bergabung dengan PBA saja," tambahnya.

Merek Lupba terdaftar atas nama PBA dan menjadi merek koletif yang didaftarkan dan dikelola sesuai dengan Undang Undang Merek dan Indikasi Geografis dengan harapan menjadi pilot project bagi merek kolektif di Indonesia.

“Tidak semua perkumpulan memiliki merek kolektif, kita patut berbangga PBA memiliki merek sendiri yang bernama Lupba,” ujar Dewi Tenty. Produk bermerek Lupba sendiri terus berkembang, dengan aneka produk dari kopi, kripik dan sebagainya.

Dalam rangka memperingati HUT Ri ke 76 UMKM Alumni yang tergabung dalam PBA mengadakan acara grebek warung di 17 warung seputar bandung. Momen haru terasa pada saat ditampilkan video pembagian sembako dan nasi boks ke 17 warung kepada para pelaku ultra Mikro yang berjuang untuk hidup dengan membuka warung yang di antaranya ada yang sudah berusia sangat sepuh.

Seperti Mak Cicih yang sudah berusia 101 tahun yang masih berjualan di daerah Cicaheum, Ibu Maesaroh yang berusia 80 tahun yang masih berjualan di gubuk di atas sawah di daerah Ciwastra, ada juga yang berjualan di tengah kuburan, belakang BSM dan salah satu warung dekat kampus Dipati Ukur. Kegiatan berbagi dari PBA merupakan bagian dari upaya PBA untuk membantu para pelaku usaha mikro ditengah pandemi ini.

”Kemandirian ekonomi adalah cita-cita kemerdekaan yang belum tercapai, dan tugas kita semua untuk mewujudkan asa itu untuk tergapai. Kegiatan ini meliputi pemberian bahan baku untuk berusaha, modal usaha, dan promosi produk dari pelaku umkm yang dibeli gratis utk dibagikan kepada masyarakat sekitar. Terima kepada akang dan teteh yang telah berpartisipasi di acara ini. UMKM kuat, UMKM tangguh, Indonesia Jaya," pungkas Dewi Tenty.

Perayaan ulang tahun PBA meski hanya dengan zoom, dihadiri 100 peserta berlangsung meriah, para anggota hadir dengan menggunakan baju daerah, sebagai simbol keanekaragaman budaya, dan juga ada pertunjukan live music di penghujung acara menyanyikan semangat dan gelora kebangsaan.

Inilah cara PBA memaknai kemerdekaan, dengan terus bergerak konsisten dan persisten serta kreatif membuat produk, berinovasi mengatasi tekanan pandemi covid 19 serta kegiatan berbagi kepada masayarakat sekitar yang merupakan pelaku usaha mikro atau bahkan ultra mikro yang sedang berjuang di masa pandemi ini.

Momentum perayaan hari kemerdekaan tersebut di hadiri oleh Dewan Pembina Perkumpulan Bumi Alumni (PBA), yaitu Umar Hadi, Prof. Susi Dwi Harijanti, Dr. Indra Prawira, dan Ketua Dewan Pengawas PBA, James Ibrahim, Inda D. Hasman sebagai anggota pengawaas PBA serta para anggota PBA dan undangan lainnya di antaranya perwakilan dari Kementerian Koperasi dan UMKM, IKA Muda Unpad, Manajemen Mall BTC Bandung, Kadin Kota Bandung, Pegadaian, BPJS Ketenagakerjaan.

”Kita harus mensyukuri kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 tahun dan tentunya menjadi tanggung jawab bersama untuk mengisi dan membangun bangsa dan negara sehingga Indonesia menjadi rumah kita bersama dan menjadi negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur," ujar Umar Hadi yang juga Duta Besar R.I untuk Korea Selatan.



Umar Hadi juga menyampaikan apresiasi atas pertumbuhan PBA yang luar biasa cepat kepada Ketua Umum PBA, jajaran pengurus dan seluruh anggota PBA.

”Perkumpulan adalah bentuk gerakan komunitas yang luar biasa, yang didirikan dan dijalankan oleh orang-orang luar biasa, dibentuk karena alasan-alasan yang luar biasa, di tengah era zaman yang luar biasa, karena itu hasil dan manfaatnya insya Allah luar biasa untuk para anggota dan masayarakat pada umumnya," pungkasnya.

James Ibrahim atau dikenal juga Kang Iim, juga menegaskan bahwa kita harus mengambil contoh dan tauladan dari semangat para pendiri bangsa yang harus kita lestarikan dan pergunakan sehari-hari dalam menyikapi tantangan zaman yang berbeda ini.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2571 seconds (0.1#10.140)