Sri Mulyani Sebut Tren Pemulihan Ekonomi Tersendat karena Varian Delta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan tren pemulihan ekonomi sempat tertahan di awal kuartal III tahun 2021 akibat munculnya varian Delta dan kebijakan dari PPKM berlevel .
“Dampak dari PPKM memang mengalami penurunan semua mobilitas, khusunya pada tren pemulihan ekonomi, namun pada bulan Agustus semuanya membalik kembali. Retail dan rekreasi sudah mulai meningkat, grocery dan farmasi sudah mulai membalik lagi, dan secara agregat membalik,” kata Sri melalui keterangan yang diterima MPI, Kamis (26/8/2021).
Dirinya mengatakan mobilitas masyarakat sempat tertahan hingga ke level negatif 17,7 pada pertengahan Juli, namun kemudian kembali naik secara konsisten hingga awal minggu ketiga bulan Agustus sejalan dengan kasus Covid-19 yang terkendali.
“Sementara itu, penurunan tingkat keyakinan masyarakat relatif terjaga di masa penyebaran varian Delta dan lebih baik dibandingkan periode awal pandemi. Ini adalah kunci penting, yaitu bagaimana kita tetap mengendalikan Covid dan tetap bisa melakukan aktifitas ekonomi,” paparnya.
Di sisi lain, konsumsi listrik secara konsisten tumbuh positif selama empat bulan terakhir, didukung pertumbuhan listrik industri seiring subsidi listrik yang diberikan pemerintah.
“Hal ini juga mengindikasikan bahwa sektor industri masih dapat beroperasi selama masa PPKM. Selanjutnya, neraca oerdagangan bulan Juli menunjukkan surplus senilai USD2,59 miliar atau terakumulasi sebesar USD14,42 miliar dari Januari 2021 didukung pertumbuhan ekspor-impor,” ungkapnya.
Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan sebesar 29,32% (yoy), dikontribusikan oleh ekspor batu bara, minyak kelapa sawit, besi dan baja dasar, dan gas alam. Pertumbuhan ekspor terutama didorong oleh faktor kenaikan harga komoditas global.
“Sementara kinerja impor tumbuh sebesar 44,44% (yoy), didorong pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal yang masih positif. Hal tersebut mengindikasikan aktivitas produksi masih dapat berjalan dengan adaptasi protokol kesehatan yang ketat di tengah PPKM Level 4”, tambahnya.
Meskipun demikian, masyrakat harus terus dijaga dan pengendalian pandemi akan terus ditingkatkan, termasuk pelaksanaan disiplin protokol kesehatan 3T (testing, tracing and treatment) dan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) serta mempercepat vaksinasi untuk mencapai target 208 juta penduduk di akhir tahun 2021.
“Dampak dari PPKM memang mengalami penurunan semua mobilitas, khusunya pada tren pemulihan ekonomi, namun pada bulan Agustus semuanya membalik kembali. Retail dan rekreasi sudah mulai meningkat, grocery dan farmasi sudah mulai membalik lagi, dan secara agregat membalik,” kata Sri melalui keterangan yang diterima MPI, Kamis (26/8/2021).
Dirinya mengatakan mobilitas masyarakat sempat tertahan hingga ke level negatif 17,7 pada pertengahan Juli, namun kemudian kembali naik secara konsisten hingga awal minggu ketiga bulan Agustus sejalan dengan kasus Covid-19 yang terkendali.
“Sementara itu, penurunan tingkat keyakinan masyarakat relatif terjaga di masa penyebaran varian Delta dan lebih baik dibandingkan periode awal pandemi. Ini adalah kunci penting, yaitu bagaimana kita tetap mengendalikan Covid dan tetap bisa melakukan aktifitas ekonomi,” paparnya.
Di sisi lain, konsumsi listrik secara konsisten tumbuh positif selama empat bulan terakhir, didukung pertumbuhan listrik industri seiring subsidi listrik yang diberikan pemerintah.
“Hal ini juga mengindikasikan bahwa sektor industri masih dapat beroperasi selama masa PPKM. Selanjutnya, neraca oerdagangan bulan Juli menunjukkan surplus senilai USD2,59 miliar atau terakumulasi sebesar USD14,42 miliar dari Januari 2021 didukung pertumbuhan ekspor-impor,” ungkapnya.
Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan sebesar 29,32% (yoy), dikontribusikan oleh ekspor batu bara, minyak kelapa sawit, besi dan baja dasar, dan gas alam. Pertumbuhan ekspor terutama didorong oleh faktor kenaikan harga komoditas global.
“Sementara kinerja impor tumbuh sebesar 44,44% (yoy), didorong pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal yang masih positif. Hal tersebut mengindikasikan aktivitas produksi masih dapat berjalan dengan adaptasi protokol kesehatan yang ketat di tengah PPKM Level 4”, tambahnya.
Meskipun demikian, masyrakat harus terus dijaga dan pengendalian pandemi akan terus ditingkatkan, termasuk pelaksanaan disiplin protokol kesehatan 3T (testing, tracing and treatment) dan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) serta mempercepat vaksinasi untuk mencapai target 208 juta penduduk di akhir tahun 2021.
(uka)