Pantau Deretan Saham Ini Saat IHSG Awal Pekan Diramal Bakal Menguat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deretan saham -saham ini dapat dicermati, ketika Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) awal pekan diproyeksi bakal menguat. Saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal di antaranya ACES, ADRO, AGII, ANTM, BBNI, ERAA, PTBA, UNTR.
IHSG sendiri diprediksi akan menguat untuk bergerak pada kisaran 6.070-6.156. Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal pelemahan IHSG break out support dan mengkonfirmasi break out moving average 50 hari.
Pergerakan akan menguji moving average 200 hari sebagai support yang cukup kuat dan sebagai konfirmasi arah pergerakan lanjutan. Apabila berhasil rebound ini akan menjadi signal positif jangka pendek begitu juga sebaliknya.
"Indikator stochastic dan RSI lebih memberikan signal bearish yang menekan dari area overbought. Sehingga secara teknikal IHSG masih berpotensi mencoba rebound menguji support MA200 dengan support resistance 5.990-6.061," ujar Lanjar dalam risetnya, Senin (30/8/2021).
Sebelumnya, IHSG ditutup turun 16,71 poin atau 0,28% ke level 6.041 di akhir pekan setelah sempat menguat tipis pada awal sesi perdagangan. Investor melakukan aksi tunggu pertemuan the Fed dalam menyinggung prospek stimulus di AS yang dapat mengakibatkan capital outflow pada negara-negara emerging market dalam jangka pendek.
Kekhawatiran terhadap volatilitas nilai tukar akibat capital outflow menjadi salah satu faktor. Indeks sektor infrastruktur (-0.96%) dan Energy (-0.77%) menjadi penekan dengan indeks sektor Teknologi (+2.58%) dan Healthcare (+0.41%) yang menguat gagal mampu membawa IHSG kembali kezona positif diakhir sesi.
Leader:
DCII, SMMA, EMTK, BBNI, MEGA
Laggard:
BBCA, ARTO, TLKM, BBRI, TPIA
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi rebound pada awal pekan setelah ekuitas AS reli kerekor baru dan treasuri menguat diakhir pekan lalu. Jerome Powell memberikan indikasi penarikan stimulus dengan cara hati-hati dan bertahap.
Dimana dia mengatakan, the Fed mungkin memulai mengurangi pembelian obligasi tahun ini akan tetapi tidak akan terburu-buru untuk menaikan suku bunga dan akan terus dipandu dengan data untuk mempertimbangkan risiko dari varian delta.
Investor akan menanti data pekerja AS minggu ini untuk melihat apakah dapat menandai pemulihan yang cukup kuat untuk taper tantrum. Di Asia Peraturan Beijing terhadap industri swasta akan tetap menjadi fokus utama investor.
Dari komoditas mayoritas mengalami penguatan dari komoditas energy hingga logam. Harga minyak mentah WTI naik 1.96%, Batubara naik 1.43%, Nikel naik 1.09% dan Timah naik 0.77%. Secara sentimen tersebut IHSG berpotensi menguat di awal pekan.
IHSG sendiri diprediksi akan menguat untuk bergerak pada kisaran 6.070-6.156. Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal pelemahan IHSG break out support dan mengkonfirmasi break out moving average 50 hari.
Pergerakan akan menguji moving average 200 hari sebagai support yang cukup kuat dan sebagai konfirmasi arah pergerakan lanjutan. Apabila berhasil rebound ini akan menjadi signal positif jangka pendek begitu juga sebaliknya.
"Indikator stochastic dan RSI lebih memberikan signal bearish yang menekan dari area overbought. Sehingga secara teknikal IHSG masih berpotensi mencoba rebound menguji support MA200 dengan support resistance 5.990-6.061," ujar Lanjar dalam risetnya, Senin (30/8/2021).
Sebelumnya, IHSG ditutup turun 16,71 poin atau 0,28% ke level 6.041 di akhir pekan setelah sempat menguat tipis pada awal sesi perdagangan. Investor melakukan aksi tunggu pertemuan the Fed dalam menyinggung prospek stimulus di AS yang dapat mengakibatkan capital outflow pada negara-negara emerging market dalam jangka pendek.
Kekhawatiran terhadap volatilitas nilai tukar akibat capital outflow menjadi salah satu faktor. Indeks sektor infrastruktur (-0.96%) dan Energy (-0.77%) menjadi penekan dengan indeks sektor Teknologi (+2.58%) dan Healthcare (+0.41%) yang menguat gagal mampu membawa IHSG kembali kezona positif diakhir sesi.
Leader:
DCII, SMMA, EMTK, BBNI, MEGA
Laggard:
BBCA, ARTO, TLKM, BBRI, TPIA
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi rebound pada awal pekan setelah ekuitas AS reli kerekor baru dan treasuri menguat diakhir pekan lalu. Jerome Powell memberikan indikasi penarikan stimulus dengan cara hati-hati dan bertahap.
Dimana dia mengatakan, the Fed mungkin memulai mengurangi pembelian obligasi tahun ini akan tetapi tidak akan terburu-buru untuk menaikan suku bunga dan akan terus dipandu dengan data untuk mempertimbangkan risiko dari varian delta.
Investor akan menanti data pekerja AS minggu ini untuk melihat apakah dapat menandai pemulihan yang cukup kuat untuk taper tantrum. Di Asia Peraturan Beijing terhadap industri swasta akan tetap menjadi fokus utama investor.
Dari komoditas mayoritas mengalami penguatan dari komoditas energy hingga logam. Harga minyak mentah WTI naik 1.96%, Batubara naik 1.43%, Nikel naik 1.09% dan Timah naik 0.77%. Secara sentimen tersebut IHSG berpotensi menguat di awal pekan.
(akr)