Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik Bakal Kurangi Ketergantungan Impor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengunjungi lokasi proyek Pabrik Soda Ash milik Petrokimia Gresik , perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, Jumat (10/9/2021). Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap percepatan pembangunan Pabrik Soda Ash atau Natrium Karbonat (Na2CO3), mengingat pabrik ini akan menjadi yang pertama di Indonesia untuk memperkuat industri kimia nasional.
Menteri Bahlil menyampaikan bahwa dukungan percepatan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia agar pihaknya membantu perusahaan BUMN atau swasta nasional yang menghasilkan produk substitusi impor. Hal tersebut selaras dengan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini yang nantinya akan mengurangi ketergantungan impor.
(Baca juga:Kawal Penanaman Tebu, Petrokimia Gresik dan PTPN X Dukung Swasembada Gula)
“Selama ini kebutuhan Soda Ash nasional mencapai 1 juta ton dalam setahun, dan semua itu dipenuhi dari impor. Kedatangan saya ke sini untuk memastikan agar proyek ini berproses,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/9/2021).
Ia berharap BUMN lainnya juga dapat mengoptimalkan hasil samping industrinya untuk memberikan nilai tambah, seperti yang dilakukan Petrokimia Gresik melalui strategi related diversified industry. Di mana Pabrik Soda Ash ini akan me-utilisasi produk hilir dari pabrik Amoniak-Urea berupa CO2 yang diolah menjadi bahan baku pembuatan Soda Ash. Upaya ini akan meningkatkan pendapatan BUMN dan manfaatnya pun akan berkelanjutan hingga masyarakat.
(Baca juga:Petrokimia Gresik Gandeng Unilever dan PT Garam Jamin Ekosistem Bisnis Pabrik Soda Ash)
“Oleh karena itu kita akan mendorong pembangunan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik baik dari sisi kebijakan insentif fiskal maupun perizinan,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan selama tahap persiapan proyek Pabrik Soda Ash, Petrokimia Gresik selalu berkoordinasi dengan Kementerian Investasi dalam hal pengurusan izin maupun administrasi.
“Alhamdulilah kita selalu mendapatkan support penuh dari Kementerian Investasi/BKPM sehingga Insha Allah proyek investasi yang rencananya dibangun di lahan Petrokimia Gresik seluas 20 hektare (ha) ini dapat terlaksana,” tandasnya.
(Baca juga:Produksi 23 Ton Oksigen Medis Per Hari, Erick Thohir Salut dengan Petrokimia Gresik)
Pabrik Soda Ash berkapasitas 300.000 ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2024 ini merupakan salah satu implementasi Petrokimia Gresik dalam upaya mendukung peningkatan perekonomian nasional, khususnya industri kimia.
Selama ini, kebutuhan akan Soda Ash dalam negeri sangat tinggi sebagai tumpuan bahan baku berbagai produk yang banyak kita temui sehari-hari. Seperti sabun, deterjen,kertas, tekstil, keramik, gelas, kaca beserta turunannya dan lain sebagainya.
“Sehingga pangsa pasarnya sangat besar, terutama untuk pasar domestik. Namun tidak menutup kemungkinan Soda Ash Petrokimia Gresik juga dapat melayani kebutuhan pasar global,” kata Dwi Satriyo.
Sebelumnya, untuk menyukseskan pembangunan Pabrik Soda Ash ini, Petrokimia Gresik telah menandatangani MoU dengan PT Garam (Persero) dan perusahaan multinasional Unilever Asia Pte. Ltd.
MoU ini dalam rangka menjamin ekosistem bisnis rencana pembangunan Pabrik Soda Ash. Di mana Petrokimia Gresik akan membeli garam industri sebagai bahan baku Soda Ash serta bekerjasama dengan Unilever Asia sebagai offtaker yang akan menyerap produk Soda Ash.
Menteri Bahlil menyampaikan bahwa dukungan percepatan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia agar pihaknya membantu perusahaan BUMN atau swasta nasional yang menghasilkan produk substitusi impor. Hal tersebut selaras dengan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini yang nantinya akan mengurangi ketergantungan impor.
(Baca juga:Kawal Penanaman Tebu, Petrokimia Gresik dan PTPN X Dukung Swasembada Gula)
“Selama ini kebutuhan Soda Ash nasional mencapai 1 juta ton dalam setahun, dan semua itu dipenuhi dari impor. Kedatangan saya ke sini untuk memastikan agar proyek ini berproses,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/9/2021).
Ia berharap BUMN lainnya juga dapat mengoptimalkan hasil samping industrinya untuk memberikan nilai tambah, seperti yang dilakukan Petrokimia Gresik melalui strategi related diversified industry. Di mana Pabrik Soda Ash ini akan me-utilisasi produk hilir dari pabrik Amoniak-Urea berupa CO2 yang diolah menjadi bahan baku pembuatan Soda Ash. Upaya ini akan meningkatkan pendapatan BUMN dan manfaatnya pun akan berkelanjutan hingga masyarakat.
(Baca juga:Petrokimia Gresik Gandeng Unilever dan PT Garam Jamin Ekosistem Bisnis Pabrik Soda Ash)
“Oleh karena itu kita akan mendorong pembangunan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik baik dari sisi kebijakan insentif fiskal maupun perizinan,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan selama tahap persiapan proyek Pabrik Soda Ash, Petrokimia Gresik selalu berkoordinasi dengan Kementerian Investasi dalam hal pengurusan izin maupun administrasi.
“Alhamdulilah kita selalu mendapatkan support penuh dari Kementerian Investasi/BKPM sehingga Insha Allah proyek investasi yang rencananya dibangun di lahan Petrokimia Gresik seluas 20 hektare (ha) ini dapat terlaksana,” tandasnya.
(Baca juga:Produksi 23 Ton Oksigen Medis Per Hari, Erick Thohir Salut dengan Petrokimia Gresik)
Pabrik Soda Ash berkapasitas 300.000 ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2024 ini merupakan salah satu implementasi Petrokimia Gresik dalam upaya mendukung peningkatan perekonomian nasional, khususnya industri kimia.
Selama ini, kebutuhan akan Soda Ash dalam negeri sangat tinggi sebagai tumpuan bahan baku berbagai produk yang banyak kita temui sehari-hari. Seperti sabun, deterjen,kertas, tekstil, keramik, gelas, kaca beserta turunannya dan lain sebagainya.
“Sehingga pangsa pasarnya sangat besar, terutama untuk pasar domestik. Namun tidak menutup kemungkinan Soda Ash Petrokimia Gresik juga dapat melayani kebutuhan pasar global,” kata Dwi Satriyo.
Sebelumnya, untuk menyukseskan pembangunan Pabrik Soda Ash ini, Petrokimia Gresik telah menandatangani MoU dengan PT Garam (Persero) dan perusahaan multinasional Unilever Asia Pte. Ltd.
MoU ini dalam rangka menjamin ekosistem bisnis rencana pembangunan Pabrik Soda Ash. Di mana Petrokimia Gresik akan membeli garam industri sebagai bahan baku Soda Ash serta bekerjasama dengan Unilever Asia sebagai offtaker yang akan menyerap produk Soda Ash.
(dar)