Petani Diminta Tingkatkan Nilai Tambah melalui Hilirisasi Pertanian

Kamis, 16 September 2021 - 16:03 WIB
loading...
Petani Diminta Tingkatkan...
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi (kiri) menerima plakat dari Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya. (Foto: Dok. BPPSDMP)
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak para petani untuk melakukan hilirisasi pertanian. Harapannya agar dapat meningkatkan nilai jual hasil panen sehingga menambah pendapatan petani.

Dalam keterangan tertulisnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, petani sudah harus membuka diri terhadap ilmu dan pengetahuan baru. Hal ini mengingat tuntutan yang luar biasa terhadap sektor pertanian sebagai penyedia kebutuhan pangan.

“Pertanian harus menyediakan pangan bagi masyarakat, juga harus memikirkan cara untuk meningkatkan pendapatan sehingga petani dituntut mampu mengelola pertanian dari hulu hingga hilir,” kata Mentan Syahrul.

(Baca juga:Kementan Dorong Milenial Maksimalkan Potensi Bisnis Pertanian Kaltara)

Penekanan tentang pentingnya hilirisasi pertanian juga dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi saat audiensi dengan Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya di Tabanan, Kamis (16/9/201).

“Petani tidak boleh hanya mengetahui cara tanam, panen, jual. Petani harus tahu lebih dari itu. Petani harus mengerti pertanian dari hulu sampai hilir,” kata Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, petani di Tabanan telah diarahkan untuk meningkatkan hilirisasi pertanian. Bahkan Bupati Tabanan sudah mengarahkan hilirisasi pertanian untuk meningkatkan nilai tambah. “Tentunya ini kabar baik,” kata Dedi.

(Baca juga:Kementan Kirim 200 Sapi Perah Asal Australia ke Gowa pada November 2021)

Dedi Nursyamsi menambahkan, 70% sampai 80% masyarakat Tabanan hidup dari sektor pertanian, sehingga produktivitas harus ditingkatkan terutama padi, sayuran, kakao, manggis, salak dan lainnya.

“Produk pertanian Tabanan memang sudah tinggi hasilnya, karena tanah subur dan teknologi sudah maju namun tetap harus ditingkatkan. Selain memasok pasar Bali juga dikirim ke Jawa, Sulawesi bahkan ekspor ke mancanegara,” kata Dedi.

Kendati begitu, dia berharap petani tidak menjual produk bahan mentah saja, karena harga jual beli lebih rendah dari produk olahan hasil pertanian. Akibatnya, keuntungan yang didapat petani pun rendah.

(Baca juga:Dukung Petani Milenial, Kementan Gandeng Perbankan dan BUMN)

“Kementan meminta Pemkab Tabanan terus mengarahkan petani menggarap hilirisasi agar keuntungan meningkat,” kata Dedi.

Dia menguraikan tentang kakao, petani menjual dalam bentuk biji fermentasi senilai Rp40.000 hingga Rp50.000 per kg, maka harus diupayakan agar petani mengolah biji menjadi serbuk kakao. “Lebih baik lagi olah menjadi pasta untuk dijual, maka harga dan keuntungan petani meningkat,” katanya.

Begitu pula manggis. Dedi menyarankan petani tidak langsung jual buah segar. “Arahkan agar manggis di-grading dulu lalu buat ekstrak manggis baru dijual, sehingga petani bisa mendapatkan nilai tambah yang menguntungkan,” kata Dedi.
(dar)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1371 seconds (0.1#10.140)