Dukung Ekonomi Hijau, BRGM Rehabilitasi Mangrove di 9 Provinsi

Minggu, 19 September 2021 - 19:46 WIB
loading...
Dukung Ekonomi Hijau, BRGM Rehabilitasi Mangrove di 9 Provinsi
BRGM gencar melakukan upaya percepatan rehabilitasi mangrove di Kelurahan Klamana, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mendukung misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menerapkan ekonomi hijau dengan menargetkan rehabilitasi mangrove di sembilan provinsi.

Sebagai salah satu negara yang mempunyai hutan tropis dan hutan bakau terbesar di dunia, Jokowi menekankan pentingnya prinsip ekonomi hijau dan ekonomi biru dalam mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Diketahui, ekonomi hijau merupakan salah satu strategi besar ekonomi Indonesia yang juga berdampak baik bagi lingkungan di masa depan. Sementara ekonomi biru adalah pembangunan ekonomi yang menekankan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan sosial, serta mampu mengurangi risiko lingkungan hidup dan kelangkaan ekologis.


BRGM sendiri menargetkan sembilan provinsi dalam rehabilitasi mangrove, di antaranya Sumatera Utara (Sumut), Bangka Belitung, Kepulauan Riau (Kepri), Riau, Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Utara (Kalut), Papua, dan Papua Barat.

Dalam mendukung misi Jokowi tersebut, BRGM gencar melakukan upaya percepatan rehabilitasi mangrove di Kelurahan Klamana, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat. Kegiatan tersebut dilakukan melalui program padat karya yang disambut antusias oleh warga, di mana mereka begitu bersemangat gotong royong dalam menanam 50 hektare mangrove.

Pasalnya, tanaman mangrove bisa mencegah abrasi serta meredam gelombang besar atau bencana alam. Selain itu, rehabilitasi mangrove juga merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

“Penanaman mangrove di Klamana sudah berjalan 20 hektare, ini masih terus berlangsung September ini, kemungkinan 30 hektare lagi akan selesai dalam dua minggu ke depan,” kata Werbete selaku Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Klamana dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Minggu (19/9/2021).

Warga pun berharap, rehabilitasi mangrove di distrik mereka akan mampu menjaga ekosistem secara berkelanjutan serta memberikan dampak ekonomi yang positif.

“Mereka itu kan tidak mempunyai pekerjaan tetap dan biasanya mengambil kayu-kayu mangrove untuk dijual sebagai bahan bangunan atau bahan pembuatan tiang bendera,” ungkap Bonardo selaku Koordinator Lapangan dalam program padat karya di Papua Barat.

Oleh karena itu, menurut dia, warga berharap ada bantuan dalam pelatihan peternakan sapi atau pertambakan, sehingga mereka mempunyai sumber penghasilan baru dan tidak lagi mengambil kayu mangrove.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1853 seconds (0.1#10.140)