Menilik Peran Industri Jasa Keuangan dalam Gernas BBI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia ( Gernas BBI ). Salah satu upayanya memperkuat kerja sama dengan Industri Jasa Keuangan (IJK) dalam mengembangkan UMKM.
"Untuk mencapai tujuan dan target program Gernas BBI, sektor jasa keuangan diharapkan dapat berkomitmen untuk terus memfasilitasi pengembangan ekosistem UMKM berbasis digital, memperluas akses pembiayaan UMKM dari hulu ke hilir, melakukan pembinaan dan pendampingan UMKM, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan UMKM," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).
Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai program dalam mendorong perkembangan UMKM, seperti replikasi KUR Klaster dengan total penyaluran kredit Rp 140,7 triliun kepada 3,82 juta debitur dan membangun ekosistem digital Bank Wakaf Mikro (BWM) yang saat ini telah berdiri 61 BWM dengan jumlah pembiayaan disalurkan Rp 72,5 miliar bagi 47,9 ribu nasabah.
Selain itu juga, OJK menyediakan platform pemasaran UMKM MU dengan jumlah UMKM terdaftar sebanyak 1.125 UMKM dan 1.412 kurasi produk unggulan di platform UMKM, melakukan kerja sama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang saat ini telah dibentuk 289 TPAKD, serta mendukung program DigiKu serta menginisiasi pendirian Kampus UMKM.
"Dalam memberikan ruang untuk UMKM dapat bertahan dan bangkit kembali di masa pandemi, OJK telah mengeluarkan kebijakan restrukturisasi melalui POJK 11 tahun 2020 yang diperpanjang hingga Maret 2023," kata Wimboh.
Data kredit perbankan UMKM per Juli 2021 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,93% secara year-on-year (yoy), dan terbanyak disalurkan oleh bank-bank BUMN sebesar 58,63% dari total kredit UMKM Rp 645,2 triliun dengan pertumbuhan positif sebesar 5,12% secara yoy.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Amam Sukriyanto mewakili Himbara mengatakan, akan meningkatkan pembiayaan kepada UMKM melalui berbagai program.
"Terkait dengan Gernas BBI, Himbara telah aktif berpartisipasi mulai dari Juni 2020. Kami juga sudah menginisiasi launching digiKU. Berdasarkan data per 24 Agustus 2021, kami sudah menyalurkan Rp 2,45 triliun dari sisi pinjaman digital kepada 240.000 lebih debitur UMKM," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan, diperlukan pembinaan terhadap UMKM sehingga bisa meningkatkan kualitas produk dan jangkauan penjualan. Menurutnya, program edukasi kepada UMKM sangatlah penting, sehingga pihaknya memberikan program edukasi kepada UMKM bagi UMKM kelas kecil, menengah, dan besar.
Adapun, lanjutnya, kurikulum yang diusung terdiri dari lima kegiatan, yaitu webinar; workshop; coaching clinic; monitoring; dan apresiasi. Ia berharap, akan ada sinkronisasi antara lembaga pemerintah, sehingga ketika mobilisasi telah dapat dilakukan, perbankan dapat mendukung program UMKM lebih baik.
Sedangkan Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan dukungan diberikan dengan menyiapkan UMKM untuk raising fund di pasar modal.
"Kami akan memperhatikan dua aspek yaitu size dan kualitas bisnis modelnya juga harus proven. Kami juga telah membuat IDX Incubator pada tahun 2017 yang merupakan sebuah pendidikan yang kita design untuk UMKM agar dapat mengasah bisnis modelnya, mempersiapkan legal aspect dan finance aspect," katanya.
"Untuk mencapai tujuan dan target program Gernas BBI, sektor jasa keuangan diharapkan dapat berkomitmen untuk terus memfasilitasi pengembangan ekosistem UMKM berbasis digital, memperluas akses pembiayaan UMKM dari hulu ke hilir, melakukan pembinaan dan pendampingan UMKM, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan UMKM," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).
Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai program dalam mendorong perkembangan UMKM, seperti replikasi KUR Klaster dengan total penyaluran kredit Rp 140,7 triliun kepada 3,82 juta debitur dan membangun ekosistem digital Bank Wakaf Mikro (BWM) yang saat ini telah berdiri 61 BWM dengan jumlah pembiayaan disalurkan Rp 72,5 miliar bagi 47,9 ribu nasabah.
Selain itu juga, OJK menyediakan platform pemasaran UMKM MU dengan jumlah UMKM terdaftar sebanyak 1.125 UMKM dan 1.412 kurasi produk unggulan di platform UMKM, melakukan kerja sama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang saat ini telah dibentuk 289 TPAKD, serta mendukung program DigiKu serta menginisiasi pendirian Kampus UMKM.
"Dalam memberikan ruang untuk UMKM dapat bertahan dan bangkit kembali di masa pandemi, OJK telah mengeluarkan kebijakan restrukturisasi melalui POJK 11 tahun 2020 yang diperpanjang hingga Maret 2023," kata Wimboh.
Data kredit perbankan UMKM per Juli 2021 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,93% secara year-on-year (yoy), dan terbanyak disalurkan oleh bank-bank BUMN sebesar 58,63% dari total kredit UMKM Rp 645,2 triliun dengan pertumbuhan positif sebesar 5,12% secara yoy.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Amam Sukriyanto mewakili Himbara mengatakan, akan meningkatkan pembiayaan kepada UMKM melalui berbagai program.
"Terkait dengan Gernas BBI, Himbara telah aktif berpartisipasi mulai dari Juni 2020. Kami juga sudah menginisiasi launching digiKU. Berdasarkan data per 24 Agustus 2021, kami sudah menyalurkan Rp 2,45 triliun dari sisi pinjaman digital kepada 240.000 lebih debitur UMKM," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan, diperlukan pembinaan terhadap UMKM sehingga bisa meningkatkan kualitas produk dan jangkauan penjualan. Menurutnya, program edukasi kepada UMKM sangatlah penting, sehingga pihaknya memberikan program edukasi kepada UMKM bagi UMKM kelas kecil, menengah, dan besar.
Adapun, lanjutnya, kurikulum yang diusung terdiri dari lima kegiatan, yaitu webinar; workshop; coaching clinic; monitoring; dan apresiasi. Ia berharap, akan ada sinkronisasi antara lembaga pemerintah, sehingga ketika mobilisasi telah dapat dilakukan, perbankan dapat mendukung program UMKM lebih baik.
Sedangkan Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan dukungan diberikan dengan menyiapkan UMKM untuk raising fund di pasar modal.
"Kami akan memperhatikan dua aspek yaitu size dan kualitas bisnis modelnya juga harus proven. Kami juga telah membuat IDX Incubator pada tahun 2017 yang merupakan sebuah pendidikan yang kita design untuk UMKM agar dapat mengasah bisnis modelnya, mempersiapkan legal aspect dan finance aspect," katanya.
(akr)