Tanamkan Jiwa UMKM Digital Sejak di Bangku Sekolah

Selasa, 28 September 2021 - 21:05 WIB
loading...
Tanamkan Jiwa UMKM Digital Sejak di Bangku Sekolah
Jeli dengan meningkatnya tren pencarian hobi baru selama pandemi, bisnis yang dikelola oleh 26 pelajar ini menawarkan Pineary, paket menyulam dengan material ramah lingkungan yang terbuat limbah daun nanas. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM ) menjadi salah satu usaha yang mengalami tekanan berat saat pandemi COVID-19 terjadi. Survei Bank Indonesia (BI) pada Maret 2021 menunjukkan 87,5% UMKM Indonesia terdampak negatif dari pandemi, utamanya di sisi penjualan.

Hanya 12,5% yang bertahan karena melakukan transformasi digital. Sedangkan, 6 dari 10 konsumen Indonesia telah mulai mengubah perilaku belanja mereka dengan metode daring sejak pandemi terjadi dan 88% di antaranya berniat melanjutkan setelah pandemi selesai.



Demi membantu pengusaha muda mengatasi tantangan tersebut, Prestasi Junior Indonesia (PJI) bersama Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia), PT AIG Insurance Indonesia (AIG Indonesia), dan PT Marsh Indonesia (Marsh Indonesia) mengimplementasikan edukasi kewirausahaan JA Company Program bagi 323 pelajar SMA/SMK di Jakarta dan Bandung dengan menekankan pendekatan digital dalam bisnis.

Menjelang puncak program pada November mendatang, para pelajar yang berasal dari 15 sekolah tersebut bersaing memaparkan kinerja bisnis mereka dalam kegiatan daring Regional Student Company Competition 2021, Sabtu (25/9). Empat perusahaan siswa (student company) terbaik hasil penilaian juri kalangan profesional berhak mewakili daerahnya untuk memperebutkan tiket emas ajang bisnis Asia Pasifik di kompetisi tingkat nasional.

“Di tengah situasi pandemi yang penuh tantangan, pengusaha muda perlu dilatih untuk peka terhadap perubahan perilaku konsumen dan dinamika pasar agar dapat mengembangkan strategi jitu dalam menjangkau target pasar. Selamat empat bulan beroperasi, kelima belas usaha mikro ini terbukti berhasil memperoleh total pendapatan bisnis mencapai Rp110 dengan mengandalkan pemasaran digital," kata Co-Founder & Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia, Robert Gardiner.

Melalui program ini, lanjut dia, para pelajar tidak hanya memperoleh pengalaman pertama berwirausaha tetapi juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang sangat dibutuhkan, seperti berpikir kritis dan pemecahan masalah yang kompleks, komunikasi, kolaborasi, serta kreativitas.

"Dengan dukungan Citi Indonesia, AIG Indonesia, Marsh Indonesia, dan Dinas Pendidikan setempat, kami berharap upaya berkelanjutan ini dapat terus menjadi wadah lahirnya wirausaha muda baru Indonesia sekaligus mengakselerasi peralihan UMKM ke era digital,” harapnya.

Program Student Company memfasilitasi pengembangan keterampilan berwirausaha bagi pelajar SMA dan SMK melalui pengalaman langsung mengoperasikan sebuah usaha mikro secara mandiri di sekolah. Hal ini termasuk menciptakan ide produk, merencanakan strategi bisnis, melakukan produksi dan penjualan produk, hingga likuidasi perusahaan.

Tahun ini, para pelajar diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah di komunitas serta mengoptimalkan teknologi digital dalam operasi dan strategi bisnis mereka.

Selama periode program, relawan dari Citi Indonesia, AIG Indonesia, dan Marsh Indonesia terlibat aktif dalam memberikan pendampingan untuk berbagi pengalaman dan inspirasi, utamanya seputar manajemen perusahaan di era pandemi dan pemanfaatan pemasaran digital.

“Citi Indonesia bersama PJI telah secara konsisten memberdayakan generasi muda untuk berwirausaha sejak tujuh tahun lalu melalui nilai investasi yang mencapai hingga lebih dari Rp 18 miliar," sebut Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia, Puni A. Anjungsari.



Salah satu usaha mikro bentukan pelajar program Student Company adalah Covarsi SC dari SMAN 81 Jakarta. Jeli dengan meningkatnya tren pencarian hobi baru selama pandemi, bisnis yang dikelola oleh 26 pelajar ini menawarkan Pineary, paket menyulam dengan material ramah lingkungan yang terbuat limbah daun nanas.

Selama empat bulan, produk ini laris terjual sebanyak 150 unit yang seluruhnya diperoleh dari penjualan daring melalui marketplace dan media sosial. Bahkan, banyak pembeli datang dari luar wilayah domisili mereka, seperti Yogyakarta, Kediri, hingga Pontianak.

Untuk memberikan pengalaman berkesan bagi pelanggan saat menyulam, Covarsi SC juga melengkapi produk mereka dengan portal khusus berisi video tutorial, daftar putar lagu, dan layanan cepat konsumen.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3419 seconds (0.1#10.140)