Ekspor Meningkat, Neraca Perdagangan Hasil Perikanan Naik 10,5 %
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai neraca perdagangan hasil perikanan Indonesia pada Maret 2020 mencapai USD387,84 juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 3,59% dibanding Februari 2020. Bahkan, neraca perdagangan hasil perikanan Maret 2020 meningkat 3,71% dibanding Maret 2019.
Secara kumulatif, nilai neraca perdagangan sektor perikanan Indonesia sejak Januari hingga Maret 2020 mencapai USD1,14 miliar. Jumlah ini meningkat 10,50% dibanding periode yang sama tahun 2019.
"Data yang kita terima, kinerja ekspor menunjukkan kondisi yang menggembirakan. Karena dari data ini nilai ekspor mengalami lonjakan yang besar dibanding periode yang sama 2019. Neraca perdagangan positif tumbuh 10,5%," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo saat audiensi virtual dengan di Jakarta, Selasa (21/4/2020)
Sambung dia memaparkan surplus perdagangan tak terlepas dari nilai ekspor hasil perikanan sebesar USD 427,71 juta pada Maret 2020. Adapun volume ekspor hasil perikanan pada Maret 2020 mencapai 105,20 ribu ton atau meningkat 15,37% dibanding ekspor Februari 2020.
Sedangkan nilai ekspor Indonesia Januari sampai Maret 2020 mencapai USD 1,24 miliar atau meningkat 9,82% dibanding periode yang sama tahun 2019. Sementara, volume ekspor mencapai 295,13 ribu ton atau meningkat 10,96% dibanding periode yang sama tahun 2019.
Di sisi lain, nilai impor Indonesia Januari sampai Maret 2020 mencapai USD 103,00 juta. Sedangkan volume impornya mencapai 72,44 ribu ton. “Dengan kata lain terjadi surplus perdagangan produk perikanan pada bulan Maret atau periode Januari – Maret 2020,” terang Nilanto
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengajak Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) untuk melihat peluang di balik pandemi Covid-19. Untuk itu, Edhy menginginkan adanya kolaborasi antara pelaku usaha dengan pemerintah, sehingga sektor ini diharapkan bisa menjadi kekuatan di masa pandemi.
"Saya optimis sektor kita menjadi yang memenangkan itu. Potensi ada, permintaan tinggi. Orang tetap butuh asupan protein, dan itu bisa dipenuhi dari produk perikanan," tegas Edhy.
Secara kumulatif, nilai neraca perdagangan sektor perikanan Indonesia sejak Januari hingga Maret 2020 mencapai USD1,14 miliar. Jumlah ini meningkat 10,50% dibanding periode yang sama tahun 2019.
"Data yang kita terima, kinerja ekspor menunjukkan kondisi yang menggembirakan. Karena dari data ini nilai ekspor mengalami lonjakan yang besar dibanding periode yang sama 2019. Neraca perdagangan positif tumbuh 10,5%," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo saat audiensi virtual dengan di Jakarta, Selasa (21/4/2020)
Sambung dia memaparkan surplus perdagangan tak terlepas dari nilai ekspor hasil perikanan sebesar USD 427,71 juta pada Maret 2020. Adapun volume ekspor hasil perikanan pada Maret 2020 mencapai 105,20 ribu ton atau meningkat 15,37% dibanding ekspor Februari 2020.
Sedangkan nilai ekspor Indonesia Januari sampai Maret 2020 mencapai USD 1,24 miliar atau meningkat 9,82% dibanding periode yang sama tahun 2019. Sementara, volume ekspor mencapai 295,13 ribu ton atau meningkat 10,96% dibanding periode yang sama tahun 2019.
Di sisi lain, nilai impor Indonesia Januari sampai Maret 2020 mencapai USD 103,00 juta. Sedangkan volume impornya mencapai 72,44 ribu ton. “Dengan kata lain terjadi surplus perdagangan produk perikanan pada bulan Maret atau periode Januari – Maret 2020,” terang Nilanto
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengajak Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) untuk melihat peluang di balik pandemi Covid-19. Untuk itu, Edhy menginginkan adanya kolaborasi antara pelaku usaha dengan pemerintah, sehingga sektor ini diharapkan bisa menjadi kekuatan di masa pandemi.
"Saya optimis sektor kita menjadi yang memenangkan itu. Potensi ada, permintaan tinggi. Orang tetap butuh asupan protein, dan itu bisa dipenuhi dari produk perikanan," tegas Edhy.
(akr)