Indeks Naik, Manufaktur RI Catat Rekor Pertumbuhan pada Oktober

Senin, 01 November 2021 - 12:30 WIB
loading...
Indeks Naik, Manufaktur...
Membaiknya kondisi Covid-19 dan pelonggaran PPKM secara bertahap menjadi angin segar bagi sektor manufaktur Indonesia. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Membaiknya kondisi Covid-19 dan pelonggaran PPKM secara bertahap menjadi angin segar bagi sektor manufaktur Indonesia. Merujuk data hasil survei IHS Markit, Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia mencatat rekor yaitu di posisi 57,2 pada bulan Oktober 2021, naik dari posisi 52,2 pada bulan September.

Angka tersebut menggambarkan kondisi bisnis yang membaik di seluruh sektor manufaktur Indonesia selama dua bulan berturut-turut. Sebagai catatan, PMI di atas 50 menunjukkan geliat industri manufaktur dinilai ekspansif. Hal yang juga perlu digarisbawahi adalah kenaikan tajam di sektor tenaga kerja dan output industri pada Oktobet yang berada dalam tren ekspansif.

Menanggapi hasil survei terkini, Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit Jingyi Pan mengatakan, sektor manufaktur Indonesia mengalami pertumbuhan paling cepat, yang tercermin pada perbaikan kondisi akibat pelonggaran lebih lanjut pada pembatasan Covid-19.



"Kenaikan permintaan dan output juga diterjemahkan menjadi kepercayaan sektor manufaktur yang lebih baik, sebagaimana terlihat pada Indeks Output Masa Depan dan aktivitas pembelian dan perekrutan perusahaan, semua tanda-tanda positif kemajuan sektor," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Senin (1/11/2021).

Meski begitu, keterbatasan pasokan masih terjadi dengan perusahaan melihat kenaikan tekanan harga dan waktu pemenuhan pesanan lebih lama pada bulan Oktober.

"Meski bukan hal yang baru bagi Indonesia, hal ini layak untuk diamati apakah permasalahan pasokan akan menghambat pemulihan ekonomi pada bulan-bulan mendatang," jelasnya.



Situasi dalam negeri yang terkendali, ditambah dengan pelonggaran pembatasan lebih lanjut, memungkinkan permintaan bertumbuh dan perekonomian pulih. Namun demikian, permintaan asing kembali mengalami kontraksi meski pada kisaran marginal.

Perusahaan manufaktur juga kembali menaikkan aktivitas pembelian pada bulan Oktober. Baik kuantitas maupun stok pembelian naik mencapai rekor. Sebaliknya, karena kenaikan permintaan dan kekurangan input, tingkat inventaris pascaproduksi menurun.

Dari segi kinerja pemasok, kekurangan pasokan dan permasalahan pengiriman menyebabkan waktu pemenuhan pesanan diperpanjang lagi pada bulan Oktober. Dari segi harga, perusahaan manufaktur Indonesia mencatat kekurangan pasokan menyebabkan harga naik di periode survei
terkini.

Sementara itu, sentimen bisnis secara keseluruhan membaik pada bulan Oktober, naik ke level di atas rata-rata jangka panjang. Responden survei secara umum berharap bahwa kondisi bisnis akan terus membaik sejalan dengan gangguan Covid-19 terhadap sektor manufaktur berkurang.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2134 seconds (0.1#10.140)