Tak Perlu Bingung, Begini Cara Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat tidak perlu bingung apabila nantinya ingin naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Kereta Cepat Jakarta Bandung akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, seperti stasiun kereta api (KA) di bawah pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Presiden Direktur PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi mencatat, pada fase awal, ada empat stasiun yang digunakan untuk melayani penumpang KCJB. Keempat stasiun tersebut diantaranya, Stasiun Tegalluar, Padalarang, Karawang, dan Halim.
Baca Juga: Mirip Komodo, Intip Penampakan Perdana Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Untuk Stasiun Padalarang akan dijadikan stasiun hub yang bersisian jalur eksisting KAI di Padalarang. Tujuan integrasi moda transportasi darat tersebut untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna jasa. Selain itu, integrasi juga dinilai mampu meningkatkan konektivitas penumpang dari pusat Kota Bandung dan Cimahi yang akan menggunakan layanan kereta cepat.
"Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI " ujar Dwiyana melalui pernyataan resmi, Senin (1/11/2021).
Dia menjelaskan, penambahan stasiun hub di Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Seperti demografi, komersial, infrastruktur di area Padalarang yang memadai, hingga menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian Barat.
Di sisi lain, Stasiun KCJB akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang yang hendak menggunakan layanan Kereta Cepat dari Padalarang atau sebaliknya akan disediakan KA Konektivitas menuju stasiun Cimahi dan Bandung.
"KA Feeder menggunakan rangkaian KRD yang didesain seperti KA Bandara, dan nantinya akan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta dapat berhenti di stasiun Cimahi. Pemberangkatan KA Feeder ini adalah setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk atau menyesuaikan operasional kereta cepat," ungkapnya.
Adapun durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.
Sementara pengoperasian Stasiun Tegalluar diharapkan dapat menyasar penumpang di Bandung bagian Timur, akan terhubung dengan Bus Rapid Transit dan juga taxi. Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar juga memiliki kemudahan aksesibilitas, mulai dari exit tol Padaleunyi arah Jakarta dan aksesibilitas dari dan menuju GBLA.
Lebih lanjut, pada fase pertama pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, Stasiun Walini belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan mempertimbangkan aspek komersial. Saat ini, KCIC sedang melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun.
Dwiyana menekankan meski terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. Ia menuturkan PT KCIC akan melakukan pembangunan Stasiun Walini di fase selanjutnya sesuai arahan pemegang saham. "Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu," tutur dia.
Hingga saat ini KCIC masih terus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif. Fokus konstruksi yang menjadi prioritas antara lain penyelesaian pengeboran 3 terowongan dari 13 terowongan yang ada di trase KCJB, menyelesaikan erection girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di daerah Batununggal, Bandung, serta pengerjaan subgrade 18, 19, dan 20 di perbatasan antara Karawang dan Purwakarta. Selain itu, percepatan pembangunan juga dilakukan di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok.
"Selaras dengan upaya percepatan pembangunan KCJB, kami juga melakukan persiapan dokumen-dokumen penunjang operasional dengan melakukan koordinasi bersama kementerian terkait," katanya.
Presiden Direktur PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi mencatat, pada fase awal, ada empat stasiun yang digunakan untuk melayani penumpang KCJB. Keempat stasiun tersebut diantaranya, Stasiun Tegalluar, Padalarang, Karawang, dan Halim.
Baca Juga: Mirip Komodo, Intip Penampakan Perdana Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Untuk Stasiun Padalarang akan dijadikan stasiun hub yang bersisian jalur eksisting KAI di Padalarang. Tujuan integrasi moda transportasi darat tersebut untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna jasa. Selain itu, integrasi juga dinilai mampu meningkatkan konektivitas penumpang dari pusat Kota Bandung dan Cimahi yang akan menggunakan layanan kereta cepat.
"Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI " ujar Dwiyana melalui pernyataan resmi, Senin (1/11/2021).
Dia menjelaskan, penambahan stasiun hub di Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Seperti demografi, komersial, infrastruktur di area Padalarang yang memadai, hingga menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian Barat.
Di sisi lain, Stasiun KCJB akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang yang hendak menggunakan layanan Kereta Cepat dari Padalarang atau sebaliknya akan disediakan KA Konektivitas menuju stasiun Cimahi dan Bandung.
"KA Feeder menggunakan rangkaian KRD yang didesain seperti KA Bandara, dan nantinya akan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta dapat berhenti di stasiun Cimahi. Pemberangkatan KA Feeder ini adalah setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk atau menyesuaikan operasional kereta cepat," ungkapnya.
Adapun durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.
Sementara pengoperasian Stasiun Tegalluar diharapkan dapat menyasar penumpang di Bandung bagian Timur, akan terhubung dengan Bus Rapid Transit dan juga taxi. Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar juga memiliki kemudahan aksesibilitas, mulai dari exit tol Padaleunyi arah Jakarta dan aksesibilitas dari dan menuju GBLA.
Lebih lanjut, pada fase pertama pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, Stasiun Walini belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan mempertimbangkan aspek komersial. Saat ini, KCIC sedang melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun.
Dwiyana menekankan meski terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. Ia menuturkan PT KCIC akan melakukan pembangunan Stasiun Walini di fase selanjutnya sesuai arahan pemegang saham. "Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu," tutur dia.
Hingga saat ini KCIC masih terus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif. Fokus konstruksi yang menjadi prioritas antara lain penyelesaian pengeboran 3 terowongan dari 13 terowongan yang ada di trase KCJB, menyelesaikan erection girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di daerah Batununggal, Bandung, serta pengerjaan subgrade 18, 19, dan 20 di perbatasan antara Karawang dan Purwakarta. Selain itu, percepatan pembangunan juga dilakukan di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok.
"Selaras dengan upaya percepatan pembangunan KCJB, kami juga melakukan persiapan dokumen-dokumen penunjang operasional dengan melakukan koordinasi bersama kementerian terkait," katanya.
(nng)