Dorong Realisasi Ekspor Listrik ke Singapura, Ketua DPD RI Minta Pulau Bulan Disiapkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah segera menyiapkan Pulau Bulan, Batam, sebagai lokasi pembangkit listrik tenaga surya ( PLTS ) untuk memenuhi pasokan listrik ke Singapura. Hal itu berkaitan dengan rencana Singapura untuk mengimpor listrik dari Indonesia.
"Saya rasa rencana Singapura ini tidak main-main. Karena mereka sedang mengalami masalah energi. Ini kesempatan bagi Indonesia yang memperluas ekspor energi," kata dalam kunjung kerja ke Batam, Kepulauan Riau, Rabu (3/11/2021).
Karena itu, Senator asal Jawa Timur itu mendorong pemerintah agar rencana tersebut dapat terealisasi. "Karena, secara ekonomi jelas kita akan diuntungkan. Kita pun harus membuktikan jika pasokan energi listrik yang kita miliki lebih besar dari negara tetangga lain, seperti Malaysia," ujarnya.
LaNyalla mengingatkan bahwa persiapan itu penting agar pemerintah dapat terhindar dari permasalahan di kemudian hari. "Persiapkan teknis tersebut dengan matang. Sehingga rencana ini bisa on the track dan memberikan keuntungan lebih buat negara. Pemerintah juga harus meminimalisir hadirnya oknum-oknum yang mencari keuntungan dari rencana ini," tanbdasnya.
Menurut LaNyalla, Singapura menjadi pasar yang sangat ideal untuk mengekspor listrik. "Pemerintah melalui Kementerian ESDM memang berencana mengekspor listrik, sebab Indonesia memiliki kelebihan daya listrik. Berdasarkan lokasi, jelas Singapura menjadi pasar yang potensial," tegasnya.
LaNyalla bahkan berharap agar ekspor listrik bisa diperluas lagi hingga ke negara-negara ASEAN lainnya. "Jika kemungkinan itu ada, kenapa tidak dimanfaatkan. Yang jelas, kita harus diuntungkan dari hal tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Singapura merilis rencana untuk mengimpor lebih dari 4 gigawatt (GW) listrik dari luar negaranya, atau 30% dari penggunaan domestiknya hingga 2035. Hal itu untuk mendiversifikasi pasokan dan meningkatkan ketahanan energi.
Dalam uji coba pertamanya, Singapura berencana mengimpor 100 megawatt (MW) listrik dari Malaysia dan juga 100 MW listrik tenaga surya dari Pulau Bulan, Indonesia.
Singapura sendiri sedang mengalami krisis energi yang diakibatkan permintaan yang meningkat dan juga kenaikan tajam harga gas alam akibat gangguan pasokan. Gas sendiri meliputi 95% penggunaan listrik di negara itu.
Kabarnya, gangguan itu disebabkan gangguan impor gas dari pipa gas West Natuna RI dan rendahnya pasokan gas dari Sumatera Selatan (Sumsel). Saat ini, 60% pasokan gas negara itu memang berasal dari Indonesia.
"Saya rasa rencana Singapura ini tidak main-main. Karena mereka sedang mengalami masalah energi. Ini kesempatan bagi Indonesia yang memperluas ekspor energi," kata dalam kunjung kerja ke Batam, Kepulauan Riau, Rabu (3/11/2021).
Karena itu, Senator asal Jawa Timur itu mendorong pemerintah agar rencana tersebut dapat terealisasi. "Karena, secara ekonomi jelas kita akan diuntungkan. Kita pun harus membuktikan jika pasokan energi listrik yang kita miliki lebih besar dari negara tetangga lain, seperti Malaysia," ujarnya.
LaNyalla mengingatkan bahwa persiapan itu penting agar pemerintah dapat terhindar dari permasalahan di kemudian hari. "Persiapkan teknis tersebut dengan matang. Sehingga rencana ini bisa on the track dan memberikan keuntungan lebih buat negara. Pemerintah juga harus meminimalisir hadirnya oknum-oknum yang mencari keuntungan dari rencana ini," tanbdasnya.
Menurut LaNyalla, Singapura menjadi pasar yang sangat ideal untuk mengekspor listrik. "Pemerintah melalui Kementerian ESDM memang berencana mengekspor listrik, sebab Indonesia memiliki kelebihan daya listrik. Berdasarkan lokasi, jelas Singapura menjadi pasar yang potensial," tegasnya.
LaNyalla bahkan berharap agar ekspor listrik bisa diperluas lagi hingga ke negara-negara ASEAN lainnya. "Jika kemungkinan itu ada, kenapa tidak dimanfaatkan. Yang jelas, kita harus diuntungkan dari hal tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Singapura merilis rencana untuk mengimpor lebih dari 4 gigawatt (GW) listrik dari luar negaranya, atau 30% dari penggunaan domestiknya hingga 2035. Hal itu untuk mendiversifikasi pasokan dan meningkatkan ketahanan energi.
Dalam uji coba pertamanya, Singapura berencana mengimpor 100 megawatt (MW) listrik dari Malaysia dan juga 100 MW listrik tenaga surya dari Pulau Bulan, Indonesia.
Singapura sendiri sedang mengalami krisis energi yang diakibatkan permintaan yang meningkat dan juga kenaikan tajam harga gas alam akibat gangguan pasokan. Gas sendiri meliputi 95% penggunaan listrik di negara itu.
Kabarnya, gangguan itu disebabkan gangguan impor gas dari pipa gas West Natuna RI dan rendahnya pasokan gas dari Sumatera Selatan (Sumsel). Saat ini, 60% pasokan gas negara itu memang berasal dari Indonesia.
(fai)