Emiten Teknologi Bigcaps Overweight, Wall Street Diprediksi Tertekan Awal Pekan Depan

Sabtu, 06 November 2021 - 23:50 WIB
loading...
Emiten Teknologi Bigcaps Overweight, Wall Street Diprediksi Tertekan Awal Pekan Depan
Beberapa saham dinilai sudah terlalu mahal, seperti Apple Inc memiliki PER sebesar 26,2. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
JAKARTA - Analis memprediksi Wall Street akan mengalami koreksi pada awal pekan depan seiring peningkatan valuasi dan performa saham-saham teknologi bigcaps yang membuatnya overweight alias lebih mahal atau sudah terlalu tinggi harganya untuk di perdagangan.

Hal ini memungkinkan investor melakukan diversifikasi dari sektor yang telah memimpin pasar modal Amerika Serikat (AS) selama bertahun-tahun ke sektor yang berpeluang tumbuh pesat.

Beberapa emiten teknologi besar seperti Alphabet (Google), Microsoft, Apple, dan Amazon memberi bobot yang relatif besar terhadap kenaikan indeks S&P 500 menuju rekornya sebesar 25,1% secara year to date pada 2021.

Beberapa saham dinilai sudah terlalu mahal, seperti misalnya induk Google yakni Alphabet yang mempunyai rasio price to earnings (PER) sebesar 26,6, dan Apple Inc memiliki PER sebesar 26,2, dilansir Reuters, Sabtu (6/11/2021).



Performa emiten ini dinlai berkontribusi besar terhadap indeks S&P selama lebih dari satu dekade, dan membahayakan apabila investor melepas sektor tersebut dari portofolio mereka. Wall Street akan mengalami koreksi apabila investor melepas sektor teknologi dari portofolio mereka.

Data Refinitif menunjukkan tiga perusahaan berharga di Wall Street yakni Microsoft, Apple, dan Amazon menyumbang 15% kapitalisasi pasar indeks tersebut.

Garret Melson, analis Natixis Investment Managers Solutions, meyakini saham perusahaan teknologi bigcaps mungkin rentan terhadap tipe investor yang ingin mengunci keuntungan dan memindahkan sejumlah dana ke sektor lain.



Melson merekomendasikan investor untuk mencermati saham-saham di perusahaan keuangan dan energi, yang dia yakini akan mendapat manfaat dari kenaikan inflasi dan pemulihan ekonomi yang kuat.

Berbeda dari Melson, Analis DataTrek Research justru percaya bahwa sektor teknologi masih terus berpeluang tumbuh di masa depan. “Teknologi telah menjadi sektor pemenang selama bertahun-tahun, dan kami berharap itu akan terus berlanjut di masa depan,” tulisnya dalam sebuah catatan.

Namun, peluang diversifikasi ke sektor-sektor lain masih terbuka dan dimungkinkan bakal terjadi di sektor yang dapat memacu fundamental ekonomi. "Kami pikir kemungkinan mereka akan mencari sektor-sektor yang lebih terbuka untuk meningkatkan fundamental ekonomi,” tukasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1922 seconds (0.1#10.140)