Ada Sentimen Positif, Rupiah di Akhir Pekan Berpotensi Menguat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan masih berpeluang untuk mengalami penguatan seiring rencana penerapan tatanan normal baru atau new normal di Indonesia.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan aset-aset berisiko agak tertahan pagi ini karena pasar mengevaluasi data-data ekonomi yang masih memburuk.
Antara lain data tenaga kerja yang masih menunjukkan peningkatan pengangguran. "Malam ini pasar akan menantikan data tenaga kerja AS-Non Farm Payrolls," ujar Ariston di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Dia melanjutkan, aset berisiko masih berpotensi menguat hari ini karena pasar masih merespon positif pembukaan ekonomi negara pandemi, ditambah dengan rencana stimulus baru dari beberapa negara seperti AS, Jepang dan Zona Euro yang akan membantu pemulihan ekonomi ke depan.
"AS masih dalam diskusi untuk menggelontorkan stimulus fiskal baru. Bank Sentral Eropa akan menyediakan dana lebih dari 1 miliar Euro untuk program pembelian obligasi. Bank sentral Jepang berencana melipatgandakan bantuan ke sektor UKM," katanya.
Kendati demikian, kata dia, rupiah masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen positif di atas. Rencana Pelaksanaan New Normal juga menjadi faktor positif untuk penguatan rupiah karena ekonomi akan aktif kembali. "Rupiah berpotensi menguat menuju support di kisaran 14.000, dengan potensi resisten di 14.200," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan aset-aset berisiko agak tertahan pagi ini karena pasar mengevaluasi data-data ekonomi yang masih memburuk.
Antara lain data tenaga kerja yang masih menunjukkan peningkatan pengangguran. "Malam ini pasar akan menantikan data tenaga kerja AS-Non Farm Payrolls," ujar Ariston di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Dia melanjutkan, aset berisiko masih berpotensi menguat hari ini karena pasar masih merespon positif pembukaan ekonomi negara pandemi, ditambah dengan rencana stimulus baru dari beberapa negara seperti AS, Jepang dan Zona Euro yang akan membantu pemulihan ekonomi ke depan.
"AS masih dalam diskusi untuk menggelontorkan stimulus fiskal baru. Bank Sentral Eropa akan menyediakan dana lebih dari 1 miliar Euro untuk program pembelian obligasi. Bank sentral Jepang berencana melipatgandakan bantuan ke sektor UKM," katanya.
Kendati demikian, kata dia, rupiah masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen positif di atas. Rencana Pelaksanaan New Normal juga menjadi faktor positif untuk penguatan rupiah karena ekonomi akan aktif kembali. "Rupiah berpotensi menguat menuju support di kisaran 14.000, dengan potensi resisten di 14.200," katanya.
(ind)