Ekonomi Menggeliat, PLN Raup Pendapatan Rp212,8 Triliun di Kuartal III 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejalan dengan membaiknya perekonomian pascapandemi Covid-19, PT PLN (Persero) hingga kuartal III 2021 mencetak kinerja positif dengan membukukan pendapatan sebesar Rp212,8 triliun (unaudited). Capaian itu meningkat 4% dibandingkan perolehan pendapatan pada periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp204,7 triliun.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi menuturkan, pencapaian kinerja positif perseroan ini ditunjang sejumlah langkah inovasi dan efisiensi yang dijalankan perusahaan melalui program transformasi PLN.
"Ini membuat PLN sukses meningkatkan penjualan tenaga listrik dan menjaga Beban Pokok Penyediaan (BPP) tetap stabil. Ditambah faktor eksternal berupa apresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing seiring dengan membaiknya perekonomian nasional," paparnya melalui keterangan tertulis, Kamis (11/11/2021).
Dari sisi BPP tenaga listrik, lanjut dia, keberhasilan efisiensi dengan program transformasi yang dijalankan PLN sejak awal 2020 juga memberikan dampak positif bagi perusahaan. Realisasi BPP kuartal III 2021 turun sebesar 1% atau setara dengan Rp10 per kilo Watt hour (kWh), dari semula Rp1.355 per kWh menjadi Rp1.345 per kWh.
Program intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan yang dilakukan PLN ikut memacu peningkatan penjualan energi sebesar 8 juta kWh. Tak hanya itu saja, perseroan juga mencatat ada penambahan jumlah pelanggan sebesar 3,6 juta pelanggan sampai dengan akhir September 2021.
Strategi intensifikasi dilakukan dengan mendorong penggunaan listrik pelanggan untuk kegiatan produktif. Langkah ini dilakukan PLN melalui rangkaian program bundling dan promo tambah daya. PLN juga mendorong penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle, seperti mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai dan penggunaan kompor induksi.
Sementara, strategi ekstensifikasi dilakukan dengan meningkatkan jumlah pelanggan PLN. Strategi ini ditempuh melalui program win back yaitu mengakuisisi captive power atau mengganti kelistrikan perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan pembangkit sendiri dengan suplai listrik dari PLN. Langkah tersebut dilakukan agar pelanggan dapat berfokus pada bisnis intinya.
"Cara lainnya adalah dengan merebut ceruk pasar baru di sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan serta kelautan melalui program electrifying agriculture dan electrifying marine. Seluruh program ini terbukti mampu membantu pelanggan menjadi lebih produktif dan efisien sehingga kesejahteraan mereka bisa meningkat," terang Agung.
Agung menambahkan, PLN juga terus berupaya meningkatkan pelayanan demi kepuasan dan kenyamanan pelanggan. Hal ini bisa dilihat dari adanya perbaikan dalam SAIDI (System Average Interruption Duration Index) dan SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)
SAIDI merupakan angka atau indeks durasi padam yang dialami konsumen dalam kurun waktu tertentu. Sementara SAIFI merupakan angka atau indeks frekuensi padam yang dialami konsumen dalam kurun waktu tertentu.
Pada kuartal III 2021, durasi padam (SAIDI) pelanggan tercatat sekitar 397 menit per pelanggan, turun 33,6% dari periode yang sama tahun lalu berkisar 598 menit per pelanggan. Sementara dari sisi frekuensi padam (SAIFI) juga tercatat membaik dengan frekuensi 4,9 kali pada kuartal III 2021, dari 7 kali pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja keuangan PLN yang semakin membaik, lanjut Agung, ikut mendorong percepatan PLN dalam mengimplementasikan prinsip Environmental, Social dan Good Governance (ESG) dalam menjalankan roda bisnisnya. Langkah ini sejalan dengan komitmen PLN untuk mendorong transisi energi jangka panjang dan dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan Indonesia.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi menuturkan, pencapaian kinerja positif perseroan ini ditunjang sejumlah langkah inovasi dan efisiensi yang dijalankan perusahaan melalui program transformasi PLN.
"Ini membuat PLN sukses meningkatkan penjualan tenaga listrik dan menjaga Beban Pokok Penyediaan (BPP) tetap stabil. Ditambah faktor eksternal berupa apresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing seiring dengan membaiknya perekonomian nasional," paparnya melalui keterangan tertulis, Kamis (11/11/2021).
Dari sisi BPP tenaga listrik, lanjut dia, keberhasilan efisiensi dengan program transformasi yang dijalankan PLN sejak awal 2020 juga memberikan dampak positif bagi perusahaan. Realisasi BPP kuartal III 2021 turun sebesar 1% atau setara dengan Rp10 per kilo Watt hour (kWh), dari semula Rp1.355 per kWh menjadi Rp1.345 per kWh.
Program intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan yang dilakukan PLN ikut memacu peningkatan penjualan energi sebesar 8 juta kWh. Tak hanya itu saja, perseroan juga mencatat ada penambahan jumlah pelanggan sebesar 3,6 juta pelanggan sampai dengan akhir September 2021.
Strategi intensifikasi dilakukan dengan mendorong penggunaan listrik pelanggan untuk kegiatan produktif. Langkah ini dilakukan PLN melalui rangkaian program bundling dan promo tambah daya. PLN juga mendorong penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle, seperti mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai dan penggunaan kompor induksi.
Sementara, strategi ekstensifikasi dilakukan dengan meningkatkan jumlah pelanggan PLN. Strategi ini ditempuh melalui program win back yaitu mengakuisisi captive power atau mengganti kelistrikan perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan pembangkit sendiri dengan suplai listrik dari PLN. Langkah tersebut dilakukan agar pelanggan dapat berfokus pada bisnis intinya.
"Cara lainnya adalah dengan merebut ceruk pasar baru di sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan serta kelautan melalui program electrifying agriculture dan electrifying marine. Seluruh program ini terbukti mampu membantu pelanggan menjadi lebih produktif dan efisien sehingga kesejahteraan mereka bisa meningkat," terang Agung.
Agung menambahkan, PLN juga terus berupaya meningkatkan pelayanan demi kepuasan dan kenyamanan pelanggan. Hal ini bisa dilihat dari adanya perbaikan dalam SAIDI (System Average Interruption Duration Index) dan SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)
SAIDI merupakan angka atau indeks durasi padam yang dialami konsumen dalam kurun waktu tertentu. Sementara SAIFI merupakan angka atau indeks frekuensi padam yang dialami konsumen dalam kurun waktu tertentu.
Pada kuartal III 2021, durasi padam (SAIDI) pelanggan tercatat sekitar 397 menit per pelanggan, turun 33,6% dari periode yang sama tahun lalu berkisar 598 menit per pelanggan. Sementara dari sisi frekuensi padam (SAIFI) juga tercatat membaik dengan frekuensi 4,9 kali pada kuartal III 2021, dari 7 kali pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja keuangan PLN yang semakin membaik, lanjut Agung, ikut mendorong percepatan PLN dalam mengimplementasikan prinsip Environmental, Social dan Good Governance (ESG) dalam menjalankan roda bisnisnya. Langkah ini sejalan dengan komitmen PLN untuk mendorong transisi energi jangka panjang dan dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan Indonesia.
(fai)