Erick Thohir Klaim Harga RT-PCR di Indonesia Lebih Murah dari Negara Lain
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengklaim harga Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) di Indonesia lebih murah dari negara lain. Saat ini harga RT-PCR di Jawa-Bali mencapai Rp275.000, sedangkan di luar Jawa-Bali sebesar Rp 300.000.
Penetapan harga hasil tes Covid-19 itu, kata dia, diputuskan secara transparan melalui rapat terbatas (ratas) digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah Menteri di Kabinet Indonesia Maju. Bahkan, penetapan harga PCR pun didasarkan pada hasil kajian dan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Kalau dibandingkan banyak negara, kita masih termasuk yang termurah (RT-PCR). Dan ini sesuai audit BPKP, BPKP yang sudah mendampingi, bukan penentuan harga sendiri," ujar Menteri Erick Thohir di Jakarta, Kamis (18/11/2021).
Bukan saja soal tes RT-PCR , eksekusi program penanganan pandemi Covid-19 pun dilakukan melalui koordinasi yang terarah. Dimana, masing-masing kementerian dan lembaga (K/L) bekerja sesuai tupoksinya, namun tetap mengindahkan kerja sama.
"Dan ini juga ditentukan Kementerian Kesehatan sesuai tupoksi. Apalagi dalam mengambil kebijakan penanganan Covid, bukan ditentukan Kementerian BUMN, tetapi melalui rapat terbatas," ungkapnya.
Erick juga mencatat, ada oknum tertentu yang sengaja membangun narasi negatif di tengah penanganan pandemi Covid-19. Narasi itu bertujuan untuk memecah bela persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pernyataan tersebut menyusul adanya tudingan bisnis RT-PCR yang dikaitkan dengan Erick Thohir dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurutnya, di saat pemerintah dan masyarakat bersatu padu memperkuat kebersamaan dan gotong royong untuk menangani pandemi Covid-19, ada sejumlah kelompok kecil yang sengaja menyiasati konflik untuk memecah bela bangsa.
"Pandemi ini kita maknai sebagai ujian dari Allah SWT dan dibalik itu semua ada hikmah, pembelajaran ini agar bangsa Indonesia lebih kuat dan mandiri. Semua elemen bangsa, pemerintah dan rakyat harus bersatu padu memperkuat kebersamaan, gotong royong dalam menghadapi ujian pandemi ini, walau saja ada upaya-upaya memecah belah dari oknum tertentu agar kita tidak bersatu," ungkap dia.
Dalam gelaran 'Kontroversi Tes PCR- Bisnis atau Krisis', Erick menegaskan, strategi penanganan pandemi secara maksimal sudah dilakukan pemerintah. Hasilnya, cukup efektif dalam menangani krisis kesehatan saat ini.
"Hal ini sudah diakui dunia internasional atas penanganan Covid selama ini maupun varian delta yang sangat amat berat," katanya.
Penetapan harga hasil tes Covid-19 itu, kata dia, diputuskan secara transparan melalui rapat terbatas (ratas) digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah Menteri di Kabinet Indonesia Maju. Bahkan, penetapan harga PCR pun didasarkan pada hasil kajian dan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Kalau dibandingkan banyak negara, kita masih termasuk yang termurah (RT-PCR). Dan ini sesuai audit BPKP, BPKP yang sudah mendampingi, bukan penentuan harga sendiri," ujar Menteri Erick Thohir di Jakarta, Kamis (18/11/2021).
Bukan saja soal tes RT-PCR , eksekusi program penanganan pandemi Covid-19 pun dilakukan melalui koordinasi yang terarah. Dimana, masing-masing kementerian dan lembaga (K/L) bekerja sesuai tupoksinya, namun tetap mengindahkan kerja sama.
"Dan ini juga ditentukan Kementerian Kesehatan sesuai tupoksi. Apalagi dalam mengambil kebijakan penanganan Covid, bukan ditentukan Kementerian BUMN, tetapi melalui rapat terbatas," ungkapnya.
Erick juga mencatat, ada oknum tertentu yang sengaja membangun narasi negatif di tengah penanganan pandemi Covid-19. Narasi itu bertujuan untuk memecah bela persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pernyataan tersebut menyusul adanya tudingan bisnis RT-PCR yang dikaitkan dengan Erick Thohir dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurutnya, di saat pemerintah dan masyarakat bersatu padu memperkuat kebersamaan dan gotong royong untuk menangani pandemi Covid-19, ada sejumlah kelompok kecil yang sengaja menyiasati konflik untuk memecah bela bangsa.
"Pandemi ini kita maknai sebagai ujian dari Allah SWT dan dibalik itu semua ada hikmah, pembelajaran ini agar bangsa Indonesia lebih kuat dan mandiri. Semua elemen bangsa, pemerintah dan rakyat harus bersatu padu memperkuat kebersamaan, gotong royong dalam menghadapi ujian pandemi ini, walau saja ada upaya-upaya memecah belah dari oknum tertentu agar kita tidak bersatu," ungkap dia.
Dalam gelaran 'Kontroversi Tes PCR- Bisnis atau Krisis', Erick menegaskan, strategi penanganan pandemi secara maksimal sudah dilakukan pemerintah. Hasilnya, cukup efektif dalam menangani krisis kesehatan saat ini.
"Hal ini sudah diakui dunia internasional atas penanganan Covid selama ini maupun varian delta yang sangat amat berat," katanya.
(akr)