Transaksi Non Tunai Didorong Masuk Pasar Tradisional hingga Desa Wisata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Transaksi non-tunai terus di dorong masuk pasar trandisional hingga tempat pariwisata melalui penerapan tiket elektronik sarana parkir. Digitalisasi sarana parkir dilakukan oleh Yokke bekerja sama MKP sebagai wujud mendukung gerakan non-tunai yang dicanangkan pemerintah.
"Kerjasama ini untuk memberikan solusi lengkap pembayaran digital untuk segmen yang lebih luas lagi, terutama segmen pasar tradisional yang masih relatif belum tersentuh," kata Direktur Utama Yokke, Niniek S. Rahardja melalui pernyataan resmi, Selasa (23/11/2021).
Menurut dia kehadiran transaksi non-tunai sarana parkir tersebut pengelolaan bisnis perparkiran pasar tradisional dan objek wisata menjadi lebih mudah, transparan dan akuntabel. "Digitalisasi ini juga tentunya sebagai wujud nyata perluasan gerakan non-tunai dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19," kata dia.
Direktur Utama MKP Nicholas Anggada mengungkapkan sistem e-ticketing MKP telah berjalan di berbagai wilayah di Indonesia. Digitalisasi payment sistem ini sudah mampu menerima pembayaran menggunakan kartu debit, kartu kredit, kartu prabayar (prepaid) dan juga QRIS. Selain itu, pengelola terbantu dengan adanya infrastruktur digital yang sangat mudah digunakan.
"Melalui e-ticketing kebocoran pendapatan bisa diminimalisir. cash in transit yang besar dapat dieliminasi dengan digitalisasi sistem," kata dia.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini terdapat 16.235 pasar tradisonal dengan 2,8 juta pedagang dan tercatat baru 475 pasar yang sudah mengakses layanan digital diantaranya layanan e-commerce, e-retribusi dan QRIS. Melalui layanan transaski non-tunai mampu mendorong pemulihan pariwisata.
Mengacu data Kemenparekraf penurunan wisatawan mancanegara mencapai 75% dan wisatawan nusantara sekitar 30% akibat pandemi. Niniek melanjutkan, dengan kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik menjadi kunci utama bagi pelaku pariwisata agar dapat bertahan di tengah pandemi.
"Salah satu upaya inovasi yang dilakukan adalah digitalisasi pariwisata dengan memperluas penerapan tiket elektronik atau e-ticketing pada objek-objek wisata," kata dia.
"Kerjasama ini untuk memberikan solusi lengkap pembayaran digital untuk segmen yang lebih luas lagi, terutama segmen pasar tradisional yang masih relatif belum tersentuh," kata Direktur Utama Yokke, Niniek S. Rahardja melalui pernyataan resmi, Selasa (23/11/2021).
Menurut dia kehadiran transaksi non-tunai sarana parkir tersebut pengelolaan bisnis perparkiran pasar tradisional dan objek wisata menjadi lebih mudah, transparan dan akuntabel. "Digitalisasi ini juga tentunya sebagai wujud nyata perluasan gerakan non-tunai dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19," kata dia.
Direktur Utama MKP Nicholas Anggada mengungkapkan sistem e-ticketing MKP telah berjalan di berbagai wilayah di Indonesia. Digitalisasi payment sistem ini sudah mampu menerima pembayaran menggunakan kartu debit, kartu kredit, kartu prabayar (prepaid) dan juga QRIS. Selain itu, pengelola terbantu dengan adanya infrastruktur digital yang sangat mudah digunakan.
"Melalui e-ticketing kebocoran pendapatan bisa diminimalisir. cash in transit yang besar dapat dieliminasi dengan digitalisasi sistem," kata dia.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini terdapat 16.235 pasar tradisonal dengan 2,8 juta pedagang dan tercatat baru 475 pasar yang sudah mengakses layanan digital diantaranya layanan e-commerce, e-retribusi dan QRIS. Melalui layanan transaski non-tunai mampu mendorong pemulihan pariwisata.
Mengacu data Kemenparekraf penurunan wisatawan mancanegara mencapai 75% dan wisatawan nusantara sekitar 30% akibat pandemi. Niniek melanjutkan, dengan kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik menjadi kunci utama bagi pelaku pariwisata agar dapat bertahan di tengah pandemi.
"Salah satu upaya inovasi yang dilakukan adalah digitalisasi pariwisata dengan memperluas penerapan tiket elektronik atau e-ticketing pada objek-objek wisata," kata dia.
(nng)