Industri Wisata Bali Bidik Pasar Wisman Terdekat Saat New Normal

Minggu, 07 Juni 2020 - 06:36 WIB
loading...
Industri Wisata Bali...
Pelaku industri pariwisata di Bali menargetkan untuk menjaring wisman dari negara-negara terdekat seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam saat new normal. Foto/Dok Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - Pelaku industri pariwisata di Bali menargetkan untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman) dari negara-negara terdekat seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam saat normal baru (new normal) dimana nantinya pariwisata di Bali dinyatakan telah siap dibuka untuk pasar internasional.

Sekretaris Asita Bali, I Putu Winastra dalam International Webinar Tourism in Indonesia untuk pasar Thailand dan Indochina bertema "Bali Alright" yang berlangsung secara daring, Jumat (5/6) mengatakan, saat ini industri dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kenormalan baru pariwisata dengan penerapan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan.

"Protokol tersebut akan diterapkan pada setiap sektor pariwisata antara lain transportasi, akomodasi, restoran, dan seluruh objek pariwisata," ujarnya dalam siaran pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sabtu (6/6/2020). (Baca Juga : Wamenparekraf: Membangun Kepercayaan Kunci Percepatan Pemulihan Pariwisata )

Protokol telah disiapkan berdasarkan customers journey yang fokus terhadap tiga hal utama yaitu kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Mulai dari wisatawan harus menyiapkan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi sebelum berangkat ke Bali seperti surat pernyataan bebas Covid-19, itinerary, tanggal kedatangan, dan lainnya seperti yang disyaratkan pemerintah.

Kemudian juga protokol saat wisatawan tiba di bandara, saat melakukan aktivitas tur hingga kembali ke bandara untuk penerbangan kembali ke negara asal. Semua akan dijalankan dengan SOP protokol kesehatan yang baik.

Untuk segmentasi pasar, I Putu Winastra mengatakan negara-negara terdekat seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam bisa menjadi andalan untuk menunjang pariwisata Bali saat nanti dibuka untuk pasar internasional.

"Untuk awal kita memang akan fokus ke pasar domestik, namun ketika pasar internasional telah dibuka kita mengharapkan wisatawan dari negara-negara terdekat seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam," kata dia. "Dan tentunya Bali tidak akan dibuka semua, pilot project ditetapkan untuk kawasan Nusa Dua," imbuh dia.

Sementara Regional CEO for Jakarta Raya Region PT Garuda Indonesia M Yansverio mengatakan, Bali merupakan destinasi unggulan untuk Garuda Indonesia baik untuk penerbangan domestik maupun internasional.

Garuda Indonesia pun siap mendukung industri dan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata di Bali saat nantinya diputuskan untuk dibuka oleh pemerintah.

"Untuk menyambut normal baru, Garuda Indonesia menerapkan protokol Cleanliness, Health, and Safety (CHS) serta menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan perjalanan dengan pesawat udara," kata Yansverio.

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Nia Niscaya mengatakan, Kemenparekraf menggelar webinar dengan tujuan untuk menjaga kepercayaan terhadap citra Indonesia dengan menyampaikan kebijakan.

Selain itu, informasi terkini mengenai destinasi wisata di Indonesia serta memfasilitasi industri-industri pariwisata Thailand, Vietnam, dan Myanmar dengan Indonesia untuk mempertahankan hubungan kerja sama dalam menghadapi tatanan kenormalan baru pariwisata.

"Webinar ini merupakan wadah kehadiran Indonesia di pasar Thailand, Vietnam, dan Myanmar untuk tetap menjalin kerja sama dengan mitra-mitra industri pariwisata. Indonesia memberikan product update kepada industri di Thailand dan Indochina terkait apa yang sudah dikerjakan oleh Indonesia untuk mempersiapkan destinasi wisata untuk menyambut kembali kunjungan wisatawan mancanegara kelak," kata Nia.

Nia juga menjelaskan bahwa Kemenparekraf telah menyiapkan standar protokol sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan pariwisata dalam program CHS.

"Kami berharap pelaku industri pariwisata Thailand, Vietnam dan Myanmar mendapatkan gambaran terkait penerapan protokol 'new normal' dalam hal ini adalah protokol CHS di Indonesia, khususnya Bali. Sehingga dapat memberikan insight terkait pembuatan dan penjualan produk wisata Indonesia di masa mendatang," pungkasnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1746 seconds (0.1#10.140)