Ecommerce Bisa Tumbuh Rp337 Triliun, Efisiensi Sistem Logistik Jadi Kunci

Selasa, 30 November 2021 - 20:11 WIB
loading...
Ecommerce Bisa Tumbuh Rp337 Triliun, Efisiensi Sistem Logistik Jadi Kunci
Guna menjaga pertumbuhan e-commerce tersebut, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya meningkatkan efisiensi sistem logistik di Indonesia. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Guna menjaga pertumbuhan e-commerce tersebut, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya meningkatkan efisiensi sistem logistik di Indonesia. Nilai e-commerce Indonesia meningkat cepat, dengan perkiraan pertumbuhan tahunan 2021 mencapai Rp337 triliun.



Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga menjelaskan, Kemendag mendukung kinerja logistik nasional Indonesia sesuai regulasi yang telah ditetapkan. Antara lain, UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang memandatkan pemerintah mengatur kegiatan perdagangan antar pulau untuk integrasi pasar dalam negeri. Kemudian, juga Permendag Nomor 92 Tahun 2020 tentang Perdagangan Antar Pulau.

"Jadi yang namanya distribusi, logistik dan pemerataan adalah bagian dari sebuah proses yang dilakukan saya pikir tidak hanya di Kementerian Perdagangan, tapi dari lintas K/L, pemerintah kabupaten provinsi, dan juga kotamadya, untuk sama-sama membuat ekosistem yang sehat, yang didasari oleh pembangunan infrastruktur," kata dia dalam Webinar Regional Summit 2021 'Solusi Layanan Logistik Untuk Ecommerce di Daerah'.

Salah satu pelaku usaha yang berkontribusi terhadap peningkatan logistik nasional adalah Shipper. Melalui 300 gudang di 35 kota seluruh Indonesia, serta kegiatan-kegiatan yang dijalankan perusahaan, Shipper terus memainkan peranan penting guna mendorong inovasi dan transformasi digital di sektor logistik Indonesia.

Pendiri Shipper, Budi Handoko mengatakan, adanya sarana logistik yang memadai seperti sekarang tentu dapat membantu mengefisienkan biaya logistik nasional. Sebab kata dia, masalah paling besar di Indonesia terkait dengan pengiriman barang adalah ongkos kirim yang mahal akibat tidak adanya infrastruktur memadai.

"Kita sebenarnya memberikan akses kepada pemain-pemain maupun produsen-produsen barang-barang di daerah, di kota-kota yang lebih kecil-kecil, untuk bisa menjual barang dan bisa mengirimkan ke tempat pelanggan dengan lebih mudah," ujar dia.

Dia menjelaskan, pihaknya berusaha menghadirkan layanan yang ramah bagi konsumen, mulai dari sistem antar-jemput barang, hingga pergudangan yang terintegrasi. Dengan sistem yang lebih terhubung, Shipper memungkin konsumen mendapat pelayanan yang lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mengurangi beban biaya pengiriman.

"Bagaimana caranya agar pelanggan di daerah lain itu bisa membeli barang dari daerah pusat atau daerah Jawa ini dengan harga yang lebih terjangkau," ucapnya.

Salah satu terobosan yang dilakukan Shipper adalah dengan menyediakan berbagai pilihan layanan. Menurut dia, yang membuat biaya pengiriman mahal adalah penggunaan pesawat sebagai kendaraan angkut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1582 seconds (0.1#10.140)