Tingkatkan Kompetensi SDM Pertanian, Kementan Gandeng Unpad dan IPB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kerja sama dengan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB). Kerja sama ini untuk meningkatkan kompetensi SDM pertanian.
“Kerja sama ini bertujuan meningkatkan profesionalisme SDM pertanian melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Perjanjian kerja sama antara BPPSDMP dengan IPB dan Unpad berlangsung selama 2 tahun,” kata Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi di BBPP Lembang, Jabar, Rabu (1/12/2021).
(Baca juga:Tur 10 Negara, Kementan Sukses Kontrak Dagang Senilai Rp4,7 Triliun)
Dedi Nursyamsi menambahkan kunci keberhasilan peningkatan produksi komoditas pertanian adalah melalui dukungan sarana, prasarana, inovasi teknologi, regulasi dan SDM Pertanian yang kompeten. Menurutnya, teknologi pertanian dan SDM pertanian merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Teknologi pertanian modern dicirikan lebih cepat, produktivitas tinggi dan memanfaatkan teknologi informasi.
Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah menambahkan bahwa pada kegiatan serah terima Strengthening Incubator Agribusiness with Human Development Project, teknologi yang dikenalkan adalah pertanian presisi atau smart farming.
(Baca juga:Kementan Sosialisasi Prototipe Penyuluh Masa Depan)
“Smart farming yakni pertanian rendah biaya namun berpotensi meningkatkan margin keuntungan petani, dan efisiensi dalam penggunaan air, pupuk dan pestisida yang memungkinkan keberlanjutan produksi hasil pertanian yang aman dan sehat,” kata Siti Munifah.
Fasilitas project berupa Smart Automatic Green House dan Modern Packing House ini, kata Siti Munifah, telah menjadi ikon yang menarik minat peserta pelatihan, mahasiswa, dosen, petani dan pengusaha milenial serta masyarakat sebagai sarana pembelajaran/pelatihan berbasis inovasi dan teknologi masa kini.
“Bagaimana seharusnya tahapan budidaya, pascapanen dan pengolahan hasil pertanian itu dilakukan, sesuai SOP dan standar internasional guna mendukung pertanian yang maju, mandiri dan modern,” ungkapnya.
(Baca juga:Kementan Perkuat Peran Penyuluh Swadaya dan Swasta di Perkebunan Sawit)
Dalam kesempatan ini, Siti Munifah mewakili Kabadan Desi Nursyamsi mengucapkan terima kasih pada TETO dan IETO atas dukungannya terhadap para petani dan pelaku usaha melalui kerja sama teknis ini.
“Saya berharap di masa mendatang kita dapat tetap memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam pembangunan SDM Pertanian melalui penggunaan teknologi pertanian modern yang saling menguntungkan,” kata Siti Munifah.
Siti Munifah menjelaskan kerja sama ini sangat strategis, khususnya untuk mendukung peningkatan kapasitas petani milenial. Kita ingin ada peningkatan kualitas dan ilmu pengetahuan bagi para petani milenial.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pertanian memiliki peran penting dan strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.“Di masa pandemi Covid-19, hanya sektor pertanian yang tumbuh positif, ditunjukkan dengan meningkatnya produktivitas dan ekspor produksi pertanian serta penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian,” kata Mentan Syahrul.
“Kerja sama ini bertujuan meningkatkan profesionalisme SDM pertanian melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Perjanjian kerja sama antara BPPSDMP dengan IPB dan Unpad berlangsung selama 2 tahun,” kata Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi di BBPP Lembang, Jabar, Rabu (1/12/2021).
(Baca juga:Tur 10 Negara, Kementan Sukses Kontrak Dagang Senilai Rp4,7 Triliun)
Dedi Nursyamsi menambahkan kunci keberhasilan peningkatan produksi komoditas pertanian adalah melalui dukungan sarana, prasarana, inovasi teknologi, regulasi dan SDM Pertanian yang kompeten. Menurutnya, teknologi pertanian dan SDM pertanian merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Teknologi pertanian modern dicirikan lebih cepat, produktivitas tinggi dan memanfaatkan teknologi informasi.
Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah menambahkan bahwa pada kegiatan serah terima Strengthening Incubator Agribusiness with Human Development Project, teknologi yang dikenalkan adalah pertanian presisi atau smart farming.
(Baca juga:Kementan Sosialisasi Prototipe Penyuluh Masa Depan)
“Smart farming yakni pertanian rendah biaya namun berpotensi meningkatkan margin keuntungan petani, dan efisiensi dalam penggunaan air, pupuk dan pestisida yang memungkinkan keberlanjutan produksi hasil pertanian yang aman dan sehat,” kata Siti Munifah.
Fasilitas project berupa Smart Automatic Green House dan Modern Packing House ini, kata Siti Munifah, telah menjadi ikon yang menarik minat peserta pelatihan, mahasiswa, dosen, petani dan pengusaha milenial serta masyarakat sebagai sarana pembelajaran/pelatihan berbasis inovasi dan teknologi masa kini.
“Bagaimana seharusnya tahapan budidaya, pascapanen dan pengolahan hasil pertanian itu dilakukan, sesuai SOP dan standar internasional guna mendukung pertanian yang maju, mandiri dan modern,” ungkapnya.
(Baca juga:Kementan Perkuat Peran Penyuluh Swadaya dan Swasta di Perkebunan Sawit)
Dalam kesempatan ini, Siti Munifah mewakili Kabadan Desi Nursyamsi mengucapkan terima kasih pada TETO dan IETO atas dukungannya terhadap para petani dan pelaku usaha melalui kerja sama teknis ini.
“Saya berharap di masa mendatang kita dapat tetap memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam pembangunan SDM Pertanian melalui penggunaan teknologi pertanian modern yang saling menguntungkan,” kata Siti Munifah.
Siti Munifah menjelaskan kerja sama ini sangat strategis, khususnya untuk mendukung peningkatan kapasitas petani milenial. Kita ingin ada peningkatan kualitas dan ilmu pengetahuan bagi para petani milenial.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pertanian memiliki peran penting dan strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.“Di masa pandemi Covid-19, hanya sektor pertanian yang tumbuh positif, ditunjukkan dengan meningkatnya produktivitas dan ekspor produksi pertanian serta penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian,” kata Mentan Syahrul.
(dar)