Duh, 70 Persen Komponen Pembangkit Listrik Ternyata Masih Impor
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) terus mendorong penggunaan komponen lokal dalam berbagai proyek ketenagalistrikan. Namun, PLN menyadari pelaksanaannya masih belum optimal.
Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk pembangkit listrik tercatat masih cukup rendah. Satu pembangkit listrik TKDN-nya masih 29,48%, sehingga lebih dari 70% komponen pembangkit listrik menggunakan produk impor.
"Memang pembangkit masih jauh di belakang karena teknologi pembangkit masih sulit kita kejar dan masih banyak kita impor. Ini tantangan yang kita upayakan peningkatannya," ujar EVP Perencanaan dan Enjineering Konstruksi PLN Anang Yahmadi dalam webinar, Rabu (29/12/2021).
Anang mengatakan, meski demikian, kontraktor nasional masih menjadi leader kerja sama operasi (KSO) untuk proyek pembangkit kecil dengan kapasitas hingga 100 MW dan tetap menjadi anggota KSO pada skala yang lebih besar.
Lalu, produsen-produsen asing di proyek pembangkit listrik wajib bermitra dengan perusahaan nasional dalam proses manufaktur atau fabrikasi. Selain itu, penggunaan modul surya ber-TKDN dan target TKDN pembangkit diwajibkan penggunaannya di dalam proyek.
"Kami juga menyaratkan penggunaan daftar penyedia terseleksi (DPT-Vendor List) part atau equipment dan peralatan lokal yang terkualifikasi PLN di dalam proyek," ujarnya.
Sementara, penggunaan TKDN dalam proyek ketenagalistrikan PLN mencapai 48,31% dengan nilai Rp37,92 triliun. Porsi TKDN terbanyak terdapat di aspek transmisi dengan jumlah 78,49%.
Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk pembangkit listrik tercatat masih cukup rendah. Satu pembangkit listrik TKDN-nya masih 29,48%, sehingga lebih dari 70% komponen pembangkit listrik menggunakan produk impor.
"Memang pembangkit masih jauh di belakang karena teknologi pembangkit masih sulit kita kejar dan masih banyak kita impor. Ini tantangan yang kita upayakan peningkatannya," ujar EVP Perencanaan dan Enjineering Konstruksi PLN Anang Yahmadi dalam webinar, Rabu (29/12/2021).
Anang mengatakan, meski demikian, kontraktor nasional masih menjadi leader kerja sama operasi (KSO) untuk proyek pembangkit kecil dengan kapasitas hingga 100 MW dan tetap menjadi anggota KSO pada skala yang lebih besar.
Lalu, produsen-produsen asing di proyek pembangkit listrik wajib bermitra dengan perusahaan nasional dalam proses manufaktur atau fabrikasi. Selain itu, penggunaan modul surya ber-TKDN dan target TKDN pembangkit diwajibkan penggunaannya di dalam proyek.
"Kami juga menyaratkan penggunaan daftar penyedia terseleksi (DPT-Vendor List) part atau equipment dan peralatan lokal yang terkualifikasi PLN di dalam proyek," ujarnya.
Sementara, penggunaan TKDN dalam proyek ketenagalistrikan PLN mencapai 48,31% dengan nilai Rp37,92 triliun. Porsi TKDN terbanyak terdapat di aspek transmisi dengan jumlah 78,49%.
(uka)