IHSG Berada di Level Kuat, Saham BBNI dan BBRI Masih Solid
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak akan mudah jatuh ke level 4.000-an, setelah Selasa kemarin bertahan di level 5.000. Secara psikologis, level 5.000 sudah kuat, dan untuk support jangka pendek ada di level 4.860.
"Reli kenaikan yang terjadi selama 12 hari ini membuat IHSG kita keluar dari level konsolidasi 4.400-4.900. Begitu IHSG berada di angka 5.000, ada kemungkinan atau ekspektasi ke level konsolidasi 4.700-5.200," ungkap Alfred dalam Market 2nd Session Closing IDXChannel di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Di sisi lain, Alfred menyampaikan ekspektasi market AS akan berpengaruh pada pergerakan IHSG. "Kalau kita lihat, bursa kita terkoreksi dari saham-saham yang berkontribusi pada reli IHSG selama 12 hari. BBRI (Bank Rakyat Indonesia) sebelumnya saat reli, naiknya cenderung lebih cepat karena demand yang signifikan dari aksi beli investor asing. BMRI (Bank Mandiri) dan BBNI (Bank Negara Indonesia) yang agak sedikit lambat," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Alfred, BBNI dan BMRI dinilai masih cukup solid, karena kondisi pembelian oleh investor asing masih cukup baik. Investor domestik juga masih sedikit confident bahwa BNI dan Bank Mandiri akan menyesuaikan porsi kenaikan pada saham BRI.
"Memang rilis kinerja kuartal I Bank Mandiri juga turut menopang kenaikan, tetapi bank-bank lain yang sudah merilis kinerja kuartal I sudah menjadi gambaran untuk hasil kinerja BMRI. Pakar-pakar sudah berekspektasi bahwa bank-bank kita masih menunjukkan performa bagus di kuartal 1, khususnya laporan keuangan bank buku empat," ulasnya.
"Reli kenaikan yang terjadi selama 12 hari ini membuat IHSG kita keluar dari level konsolidasi 4.400-4.900. Begitu IHSG berada di angka 5.000, ada kemungkinan atau ekspektasi ke level konsolidasi 4.700-5.200," ungkap Alfred dalam Market 2nd Session Closing IDXChannel di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Di sisi lain, Alfred menyampaikan ekspektasi market AS akan berpengaruh pada pergerakan IHSG. "Kalau kita lihat, bursa kita terkoreksi dari saham-saham yang berkontribusi pada reli IHSG selama 12 hari. BBRI (Bank Rakyat Indonesia) sebelumnya saat reli, naiknya cenderung lebih cepat karena demand yang signifikan dari aksi beli investor asing. BMRI (Bank Mandiri) dan BBNI (Bank Negara Indonesia) yang agak sedikit lambat," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Alfred, BBNI dan BMRI dinilai masih cukup solid, karena kondisi pembelian oleh investor asing masih cukup baik. Investor domestik juga masih sedikit confident bahwa BNI dan Bank Mandiri akan menyesuaikan porsi kenaikan pada saham BRI.
"Memang rilis kinerja kuartal I Bank Mandiri juga turut menopang kenaikan, tetapi bank-bank lain yang sudah merilis kinerja kuartal I sudah menjadi gambaran untuk hasil kinerja BMRI. Pakar-pakar sudah berekspektasi bahwa bank-bank kita masih menunjukkan performa bagus di kuartal 1, khususnya laporan keuangan bank buku empat," ulasnya.
(bon)