Harum! 150 Kontainer Sabun Lokal Tembus Pasar Ekspor Afrika dan Timur Tengah

Minggu, 16 Januari 2022 - 13:25 WIB
loading...
Harum! 150 Kontainer...
UMKM Indonesia telah mampu menembus pasar dunia, salah satu contohnya produk sabun olahan UMKM Ibu Pertiwi yang akhirnya tercium harum hingga pasar Afrika dan Timur Tengah. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - UMKM Indonesia telah mampu menembus pasar dunia, salah satu contohnya produk sabun olahan UMKM Ibu Pertiwi yang akhirnya tercium harum hingga pasar Afrika dan Timur Tengah.

Pemerintah terus mengenjot potensi produk UMKM agar terus berdaya saing dan mampu menembus pasar ekspor dunia. Pasalnya, produk-produk UMKM Tanah Air sebenarnya miliki segudang potensi terpendam yang bernilai, dan tentu menjadi kebanggaan negara.

Kemarin, Sabtu (15/1/2022), Kementerian Koperasi dan UKM melepas ekspor sebanyak 150 kontainer sabun olahan UMKM ke enam negara di Afrika dan Timur Tengah. Ekspor ini merupakan hasil kolaborasi PT Restu Graha Dana, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dan Komunitas UMKM Naik Kelas.



Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM, Hanung Harimba Rachman mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu prioritas pemerintah agar UKM masuk pasar global. Kata dia, kegiatan seperti itu akan terus didorong.

"Kami berharap langkah ini menjadi semangat baru bagi para UMKM untuk terus berdaya saing dan menembus pasar global," ujar Hanung di Jakarta, dikutip Minggu (16/1/2022).

Hanung memaparkan saat ini pemerintah ingin meningkatkan kontribusi ekspor UKM mencapai 17%di tahun 2024. Sementara saat ini, dia bilang kontribusi ekspor UKM baru hanya mencapai 15,6%.

Menurutnya, untuk memastikan target peningkatan kontribusi ekspor ni, pelaku UKM nasional membutuhkan biaya logistik yang lebih murah dan pengurusan administrasi ekspor yang lebih cepat.

"Kelangkaan kontainer menjadi permasalahan utama untuk UKM. Akibatnya biaya pengangkutan mahal atau biaya yang naik 300 persen dan risiko kerusakan sangat tinggi karena lamanya penyimpanan produk," kata Hanung.

Tak hanya kendala itu, Hanung menuturkan, kendala lainnya adalah pemetaan permintaan domestik atau tidak adanya market intelligence untuk menanggapi peluang produk, kapasitas produk, sertifikasi internasional, dan kemudahan pembiayaan ekspor bagi pelaku UKM.

Dia pun menegaskan, bahwa kontribusi ekspor Indonesia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Tiongkok yang memiliki kontribusi ekspor UKM sebesar 68% dan indeks kinerja logistik 3,61% serta India dengan kontribusi ekspor UKM 40 persen dan indeks kinerja logistik 3,18%.

"Ini menunjukkan kurang efisiennya waktu dalam pemenuhan dokumen ekspor serta kurangnya dukungan infrastruktur bagi pelaku UKM Indonesia untuk eskpor produknya. Hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama," terang Hanung.

Dalam membangun ekosistem ekspor yang kondusif bagi UKM, Kemenkop UKM juga telah menyediakan berbagai program, di antaranya SMESCO Hub Timur untuk mengagregasi produk UMKM dan koperasi wilayah timur Indonesia, baik untuk target pasar di dalam dan luar negeri.

Selain itu, Kemenkop UKM juga menyediakan SMESCO Labo untuk skill enrichment bagi semua pelaku usaha atau industri kecil dan menengah. Di dalam SMESCO Labo ini, tersedia beberapa fasilitas laboratorium yang sudah tersedia, seperti mechanical lab, photography lab, food lab, dan handycraft lab.

"Kita juga punya rumah produksi bersama dalam komoditas produk nilam, rotan, biofarma, kelapa, dan sapi. Angkutan kargo terjadwal, dan logistik bersubsidi kolaborasi bersama Garuda Indonesia. Pembiayaan ekspor. Sertifikasi internasional, sertifikasi mutu ISO/HACCP, FSSC, BRC, Organik, dan SVLK," urai Hanung.



Sementara itu Komisaris PT Restu Graha Dana, Dian Prasetyo mengatakan, dengan adanya ekspor kali ini menunjukkan bahwa pelaku UKM dapat ikut berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekspor. "Kita bergandengan tangan untuk berkontribusi pada ekonomi Indonesia," kata Dian.

Ketua Umum Komunitas UMKM Naik Kelas, Raden Tedy menambahkan bahwa pelepasan ekspor ini menjadi bukti adanya sinergi antara UMKM dengan pelaku usaha untuk mengekspor sabun dengan bahan baku dari UMKM di seluruh Indonesia. "Sabun ini ada yang bahan bakunya dari kelapa sawit, buah pala dan masih banyak lagi. Kita juga akan melakukan ekspor terhadap produk UMKM lain ke depannya," tukas Tedy.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2172 seconds (0.1#10.140)