Yogyakarta butuh 100 ribu usahawan baru

Jum'at, 07 September 2012 - 08:30 WIB
Yogyakarta butuh 100 ribu usahawan baru
Yogyakarta butuh 100 ribu usahawan baru
A A A
Sindonews.com - Provinsi DIY membutuhkan 100.000 wirausahawan baru sampai dengan 2014 mendatang. Mereka ini sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka pengembangan wilayah dan masuknya investasi baru.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (kadin) DIY, Nur Achmad Affandi potensi di Indonesia ini banyak memiliki potensi untuk dikembangkan. Baik potensi alam, maupun potensi seni budaya dan pariwisata.

Khusus di DIY, selama ini mengandalkan dari sector pendidikan dan pariwisata. Dari sisi pendidikan, hamper setiap tahun ada ribuan mahasiswa yang dating menuntut ilmu. Sedangkan dari pariwisata, juga tidak kalah banyak. Yogyakarta menjadi pusat wisata yang banyak dikunjungi turis mancanegaramaupun domestic. Mereka ini merupakan peluang bisnis yang harus ditangkap bagi wirausahawan.

“Hasil perhitungan kita sampai 2014 kita butuh 4 juta wirausahawan baru, dan di DIY butuh 100 ribu wirausahawan,” jelas Nur Achmad.

Menurutnya selama ini wirausahawan yang ada di DIY kebanyakan merupakan para pelaku usaha kecil dan mikro. Mereka ini tidak banyak memiliki memampuan di dalam perdagangan global. Pemerintah perlu memberikan pendampingan dan pelatihan agar mereka tangguh.

Dikatakannya, belakangan ini pasar ekspor di DIY cenderung turun. Ini tidak lepas dari krisis di AMerika dan Eropa yang mmebuat pelaku usaha stagnan. “Seperti di Asmindo kini mereka membidik pasar lokal,” tuturnya.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) DIY,LilikSyaiful Ahmad, mengaku program mencetak seribu entrepreneur yang digagas pemerintah harus didukung. Hipmi pusat sudah komitmen bersama dengan pengurus di daerah untuk ikut terlibat dalam menciptakan wirausahawan baru ini.

Hipmi DIY juga siap bersinergi dengan Pemprov DIy, untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai tujuan pariwisata terkemuka di Asia Tenggara. Berbekal keanggotaan yang bervariasi,Hipmi akan terus mempelopori dalam mencetak pengusaha baru. “Kita akan terus menebar virus entrepreneur melalui pelatihan, diklat ataupun diskusi baik formal maupun non formal,” jelas Lilik.

Salah satu langkah yang sudah dilakukan, adalah dengan melakukan penandatangan kerjasama dengan kalangan perguruan tinggi untuk mencetak dan melatih mahasiswa menjadi entrepreneur. Bahkan saat ini telah terbentuk Hipmi PT yang merupakan paramahasiswa yang aktif melakukan kegiatan usaha. “Hipmi siap bersinergis dengan pemerintah mewujudkan program itu,” jelasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7080 seconds (0.1#10.140)