Peduli Korban Investasi Bodong melalui Edukasi Gratis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penipuan berkedok investasi kembali marak, bahkan sudah jatuh ribuan korban. Penipuan ini terjadi pada investasi berupa binary option, Robot forex, copy trade, pompom saham, hingga cryptocurrency.
Menaruh kepeduliannya terhadap permasalahan tersebut, Astronacci International pun melakukan audensi dengan Satgas Waspada Investasi, belum lama ini.
CEO dan Founder Astronacci International, Gema Goeyardi berkoordinasi dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso dan bertemu dengan Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam Lumban Tobing di Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Terdapat sejumlah sorotan penting dalam hal ini, seperti praktik trading Binary Option dalam beberapa waktu terakhir mencuat kasusnya di mana korban mulai bersatu untuk menuntut perlindungan konsumen pada pemerintah.
Banyak beredar iklan yang digawangi influencer sebagai afiliator Binary Option yang dikemas dengan flexing untuk mencari nasabah. Masalahnya, influencer membentuk opini masyarakat bahwa binary option adalah investasi dan trading, sehingga dianggap merusak citra investasi yang sebenarnya.
Padahal, di beberapa negara, misalnya Australia, jelas menyatakan bahwa binary option bukan Investasi tetapi lebih mirip ke praktik perjudian. Influencer-influencer tersebut tidak memberikan transparansi dan justru mengedukasi bahwa binary option adalah salah satu instrumen investasi, sehingga pada faktanya korban bermunculan hingga lebih dari 5.000 orang dengan kerugian yang diduga lebih dari ratusan miliar rupiah.
"Investasi defenisinya adalah kita menaruh aset pada satu item, satu bidang investasi, dan seiring dengan bertambahnya waktu, aset bertambah. Sedangkan Binary Option, kita justru diberikan batas waktu untuk open dan close posisi. Ayo kita tebak harga. Ini jelas sudah keluar dari definisi investasi," terang Gema Goeyardi saat berjumpa awak media di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (29/1/2022) sore.
Disamping itu, maraknya robot trading dan copy trade bodong yang nakal dibungkus dengan kedok investasi justru merusak esensi dari robot trading dan copy trade yang semestinya.
Di sisi lain, praktik copy trade terselubung akan sangat sulit dibedakan, yang mengandung fraud dengan copy trade yang asli, terlebih tidak pernah ditahui siapa orang di balik program tersebut. Apalagi, sekarang banyak market place penyedia layanan copy trade yang tidak mem-filter atau diawasi pemerintah, menyebabkan makin banyaknya korban yang terjebak pada oknum copy trade nakal.
Menaruh kepeduliannya terhadap permasalahan tersebut, Astronacci International pun melakukan audensi dengan Satgas Waspada Investasi, belum lama ini.
CEO dan Founder Astronacci International, Gema Goeyardi berkoordinasi dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso dan bertemu dengan Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam Lumban Tobing di Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Terdapat sejumlah sorotan penting dalam hal ini, seperti praktik trading Binary Option dalam beberapa waktu terakhir mencuat kasusnya di mana korban mulai bersatu untuk menuntut perlindungan konsumen pada pemerintah.
Banyak beredar iklan yang digawangi influencer sebagai afiliator Binary Option yang dikemas dengan flexing untuk mencari nasabah. Masalahnya, influencer membentuk opini masyarakat bahwa binary option adalah investasi dan trading, sehingga dianggap merusak citra investasi yang sebenarnya.
Padahal, di beberapa negara, misalnya Australia, jelas menyatakan bahwa binary option bukan Investasi tetapi lebih mirip ke praktik perjudian. Influencer-influencer tersebut tidak memberikan transparansi dan justru mengedukasi bahwa binary option adalah salah satu instrumen investasi, sehingga pada faktanya korban bermunculan hingga lebih dari 5.000 orang dengan kerugian yang diduga lebih dari ratusan miliar rupiah.
"Investasi defenisinya adalah kita menaruh aset pada satu item, satu bidang investasi, dan seiring dengan bertambahnya waktu, aset bertambah. Sedangkan Binary Option, kita justru diberikan batas waktu untuk open dan close posisi. Ayo kita tebak harga. Ini jelas sudah keluar dari definisi investasi," terang Gema Goeyardi saat berjumpa awak media di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (29/1/2022) sore.
Disamping itu, maraknya robot trading dan copy trade bodong yang nakal dibungkus dengan kedok investasi justru merusak esensi dari robot trading dan copy trade yang semestinya.
Di sisi lain, praktik copy trade terselubung akan sangat sulit dibedakan, yang mengandung fraud dengan copy trade yang asli, terlebih tidak pernah ditahui siapa orang di balik program tersebut. Apalagi, sekarang banyak market place penyedia layanan copy trade yang tidak mem-filter atau diawasi pemerintah, menyebabkan makin banyaknya korban yang terjebak pada oknum copy trade nakal.