Produksi padi Jabar turun 2%

Kamis, 01 November 2012 - 17:47 WIB
Produksi padi Jabar turun 2%
Produksi padi Jabar turun 2%
A A A
Sindonews.com – Produksi padi di Jawa Barat (Jabar) pada tahun 2012 diperkirakan turun sekitar 2 persen dari 11,6 juta ton pada 2011 menjadi 11,4 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2012. Penurunan produksi padi Jabar disebabkan merosotnya luas panen dan produktifitas komoditas tersebut.

Berdasarkan Angka Ramalan (Aram) Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, produksi padi Jabar tahun ini diperkirakan hanya mencapai 11.403.668 ton GKG atau setara dengan 7.154.662 ton beras. Angka itu sekitar 230.223 ton atau 1,98 persen dari tahun lalu. Tahun lalu, produksi padi Jabar mencapai 11.633.891 ton GKG atau setara 7.299.103 ton beras.

“Penurunan produksi padi di Jabar disebabkan berkurangnya luas panen padi sebesar 0,90 persen. Penyebab lainnya, yaitu produktivitas padi yang juga turun sebesar 1,09 persen dibandingkan tahun lalu,” kata Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jabar Ruslan di Kota Bandung, Kamis (1/11/2012).

Menurut dia, turunnya produktifitas padi di Jabar disebabkan musim kekeringan yang sempat melanda Jabar beberapa waktu lalu. Akibatnya, sebagian petani tidak bisa mendapatkan hasil maksimal.

Selain itu, kekeringan juga membuat masa tanam petani bergeser. Para petani mulai mengolah tanah pada akhir Oktober, sehingga masa panen akan berlangsung pada Februari tahun depan.

Diakui dia, luas panen padi tahun ini hanya 1.946.810 hektare atau turun sekitar 17.656 hektar dibandingkan tahun lalu, yang mencapai 1.9649.466 hektare. “Berkurangnya luas panen komoditas padi, cukup berpengaruh terhadap hasil panen padi,” jelas dia.

Lebih lanjut Ruslan menjelaskan, penyusutan produksi padi, juga disebabkan adanya peralihan lahan dari menanam padi menjadi menanam jagung. Hal itu terlihat pada peningkatan produksi Jagung di Jabar. Produksi jagung diperkirakan mencapai 1.019.455 ton atau naik 7,87 persen dibandingkan tahun lalu.

Produktivitas komoditas jagung juga diramalkan naik 6,86 persen, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan panen jagung. "Lahan yang sebelumnya digunakan sebagai produksi padi malah beralih fungsi menjadi lahan jagung. Para petani memilih menanam jagung karena lebih tahan terhadap kekeringan," pungkasnya.

Menurut Ruslan, kendati tahun 2012 masih tersisa dua bulan, pihaknya tidak yakin bahwa produksi padi di provinsi ini bisa digenjot. Apalagi, sebagian besar petani telah masuk pada musim tanam. Musim panen pada akhir tahun ini, diperkirakan telah usai.

Pada dasarnya, lanjut Ruslan, pemerintah telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menekan penurunan produktivitas padi. Terlebih, Jabar diharapkan menjadi lumbung beras nasional. Beberapa langkah yang telah dilakukan Pemprov Jabar di antaranya melakukan gerakan pompanisasi.

“Sayangnya, cara itu belum efektif karena pompanisasi membutuhkan sumber air,” tukas dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6152 seconds (0.1#10.140)