Harga batubara rendah, karyawan terancam PHK

Selasa, 06 November 2012 - 10:23 WIB
Harga batubara rendah, karyawan terancam PHK
Harga batubara rendah, karyawan terancam PHK
A A A
Sindonews.com - Rendahnya harga batubara membuat karyawan perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur (Kaltim) terancam di PHK. Sebab sejumlah perusahaan mengakali turunnya harga ini dengan menurunkan jumlah produksi. Bahkan sejumlah karyawan saat ini sudah mendapat pengurangan hari kerja.

“Kalau harga turun, produksi kita dikurangi. Produksi dikurangi, berarti kapasitas produksi juga dikurangi. Artinya kalau dikurangi tentu kontraktor-kontraktor dikurangi juga. Akibatnya kontraktor kalau tidak dikontrak lagi atau pekerjaannya dikurangi berarti alatnya tidak jalan dan berimbas karyawannya tidak kerja,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Batubara Samarinda Eko Priatno, Senin (5/11/2012).

Ia menjelaskan, untuk saat ini yang melakukan pengurangan ini adalah perusahaan kecil. Sedangkan perusahaan besar hanya melakukan penyesuaian.

“Yang melakukan ini hanya tambang-tambang kecil, kalau tambang besar kan mereka punya kontrak jangka panjang. Kalau yang kecil-kecil tergantung pembeli. Kalau pembelinya tidak datang ya tidak laku batubaranya,” kata Eko.

Ia menjelaskan, jika harga batubara turun biasanya perusahaan tambang memilih mengurangi jumlah produksinya. Hal ini untuk mengurangi selisih biaya produksi dan penjualan yang kian menipis. Perusahaan-perusahaan ini sudah ada yang melakuka pengurangan produksi. Meski ada perusahaan yang belum mengurangi, mereka biasanya melakukan penyesuaian agar tidak sampai merugi.

Jika kondisi ini terus berlarut-larut, Eko mengatakan tentu akan banyak perusahaan yang tutup. Imbasnya tentu kepada karyawan yang kehilangan pekerjaan. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran akan dilakukan.

Namun Eko tetap optimis jika pada Bulan Maret atau April 2013 mendatang harga batubara akan naik. Namun itu hanya sebatas perkiraan jika tidak dilakukan upaya serius meningkatkan harga batubara. Naiknya harga batubara diakuinya disebabkan banyaknya produksi batubara di dunia.

“Di Afrika Selatan dan di Amerika juga sudah produksi. Untuk itu antisipasi kita adalah mengurangi produksi,” kata Eko.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6236 seconds (0.1#10.140)