Himbara Diharapkan Makin Berperan Sebagai Motor Penggerak Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank-bank pemerintah yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang 2021 dengan meraup laba Rp72,05 triliun, melonjak 78,06% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya. Himbara diharapkan mampu menjadi motor utama pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi.
Peran proaktif kelompok bank milik pemerintah yang terdiri dari BRI, Mandiri, BNI dan BTN itu diharapkan tetap berlanjut tahun ini guna memulihkan sekaligus membantu ekspansi para pelaku bisnis.
Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengatakan, Himbara yang memiliki tugas sebagai agent of development memang dituntut oleh banyak pihak untuk menjadi pionir dalam menggairahkan sektor riil.
"Caranya bank pemerintah wajib mengucurkan kredit ke sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Untuk itu, bank pemerintah suka tak suka harus menyalurkan kredit ke sektor manufaktur, pertanian, dan infrastruktur,” ujarnya, Senin (21/2/2022).
Untuk itu, bank-bank milik pemerintah ini harus aktif mencari ceruk pertumbuhan berkualitas di masa pandemi agar penyaluran dapat tumbuh lebih positif pada tahun kedua pandemi.
Sebagai gambaran, Paul mencontohkan BNI yang diberi mandat sebagai bank Himbara yang go global. Sejatinya, kata dia, spesialisasi bisnis BNI di segmen perdagangan internasional sudah berjalan lama. Hal ini didukung dengan minimal enam kantor cabang luar negeri.
Sementara, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa tantangan terbesar bagi Himbara ke depan adalah investasi yang tidak murah, khususnya bagi yang baru mempunyai anak usaha bank digital. Pasalnya, investasi diperlukan tidak hanya untuk pengembagan aplikasi tapi juga user experience dan cyber security.
"Bank BUMN yang punya anak usaha bank digital di tahun-tahun awal biaya operasionalnya akan meningkat signifikan," kata Bhima.
Dia mencontohkan BNI yang baru saja mengakuisisi Bank Mayora yang akan dijadikan bank digital. Pada awal pembentukannya, kata dia, perseroan harus menyiapkan investasi di bidang teknologi, SDM, serta sistem pelayanan. Investasi itu, kata Bhima, dipastikan sangat mahal dan akan menguras modal pada tahun awal.
Tantangan lainnya, tambah Bhima, BNI belum memiliki ekosistem seperti halnya bank digital swasta yang memiliki ekosistem e-commerce atau ride hailing. "Meski demikian, ke depan setelah model bisnis teruji dan dapat respons positif dari nasabah, akan meningkatkan profitabilitas BNI," ujarnya.
Keberhasilan BNI mengembangkan bank digital, menurutnya juga dipastikan akan berdampak pada prospek saham perseroan. Terlebih jika bank digital milik BNI ke depan bisa melakukan customer acquisition secara cepat."Prospek saham BNI cukup positif. Saham BBNI dalam enam bulan terakhir melesat 45,6% juga dipengaruhi oleh ekspektasi pengembangan anak usaha bank digital," paparnya.
Sementara, Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kinerja bank-bank milik negara tersebut. Menurutnya, pencapaian tersebut merupakan buah dari hasil transformasi dan efisiensi yang saat ini tengah dilakukan oleh Kementerian BUMN beserta seluruh perusahaan BUMN.
"Meski kita semua terus berjuang menghadapi disrupsi akibat pandemi, kinerja positif Himbara nyatanya tetap bisa ditingkatkan. Hal ini tak lepas dari transformasi yang tengah dilakukan," tuturnya.
Erick Thohir juga mengapresiasi transformasi di tubuh masing-masing bank pelat merah tersebut. Transformasi ini menurutnya menjadi keunggulan kompetitif dalam persaingan di industri keuangan nasional."Masing-masing bank Himbara telah memiliki spesialisasi unik dan berbeda sehingga tidak ada tumpang tindih. Artinya masing-masing memiliki fokus bisnisnya masing-masing," ujarnya.
Ke depan, kata dia, peran Himbara diharapkan semakin dirasakan sebagai motor penggerak utama perekonomian nasional melalui pemberdayaan berbagai segmen. Tak hanya itu, keberadaan Himbara juga diharapkan memberikan dampak positif bagi semua pemangku kepentingan, terutama masyarakat Indonesia.
Peran proaktif kelompok bank milik pemerintah yang terdiri dari BRI, Mandiri, BNI dan BTN itu diharapkan tetap berlanjut tahun ini guna memulihkan sekaligus membantu ekspansi para pelaku bisnis.
Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengatakan, Himbara yang memiliki tugas sebagai agent of development memang dituntut oleh banyak pihak untuk menjadi pionir dalam menggairahkan sektor riil.
"Caranya bank pemerintah wajib mengucurkan kredit ke sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Untuk itu, bank pemerintah suka tak suka harus menyalurkan kredit ke sektor manufaktur, pertanian, dan infrastruktur,” ujarnya, Senin (21/2/2022).
Untuk itu, bank-bank milik pemerintah ini harus aktif mencari ceruk pertumbuhan berkualitas di masa pandemi agar penyaluran dapat tumbuh lebih positif pada tahun kedua pandemi.
Sebagai gambaran, Paul mencontohkan BNI yang diberi mandat sebagai bank Himbara yang go global. Sejatinya, kata dia, spesialisasi bisnis BNI di segmen perdagangan internasional sudah berjalan lama. Hal ini didukung dengan minimal enam kantor cabang luar negeri.
Sementara, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa tantangan terbesar bagi Himbara ke depan adalah investasi yang tidak murah, khususnya bagi yang baru mempunyai anak usaha bank digital. Pasalnya, investasi diperlukan tidak hanya untuk pengembagan aplikasi tapi juga user experience dan cyber security.
"Bank BUMN yang punya anak usaha bank digital di tahun-tahun awal biaya operasionalnya akan meningkat signifikan," kata Bhima.
Dia mencontohkan BNI yang baru saja mengakuisisi Bank Mayora yang akan dijadikan bank digital. Pada awal pembentukannya, kata dia, perseroan harus menyiapkan investasi di bidang teknologi, SDM, serta sistem pelayanan. Investasi itu, kata Bhima, dipastikan sangat mahal dan akan menguras modal pada tahun awal.
Tantangan lainnya, tambah Bhima, BNI belum memiliki ekosistem seperti halnya bank digital swasta yang memiliki ekosistem e-commerce atau ride hailing. "Meski demikian, ke depan setelah model bisnis teruji dan dapat respons positif dari nasabah, akan meningkatkan profitabilitas BNI," ujarnya.
Keberhasilan BNI mengembangkan bank digital, menurutnya juga dipastikan akan berdampak pada prospek saham perseroan. Terlebih jika bank digital milik BNI ke depan bisa melakukan customer acquisition secara cepat."Prospek saham BNI cukup positif. Saham BBNI dalam enam bulan terakhir melesat 45,6% juga dipengaruhi oleh ekspektasi pengembangan anak usaha bank digital," paparnya.
Sementara, Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kinerja bank-bank milik negara tersebut. Menurutnya, pencapaian tersebut merupakan buah dari hasil transformasi dan efisiensi yang saat ini tengah dilakukan oleh Kementerian BUMN beserta seluruh perusahaan BUMN.
"Meski kita semua terus berjuang menghadapi disrupsi akibat pandemi, kinerja positif Himbara nyatanya tetap bisa ditingkatkan. Hal ini tak lepas dari transformasi yang tengah dilakukan," tuturnya.
Erick Thohir juga mengapresiasi transformasi di tubuh masing-masing bank pelat merah tersebut. Transformasi ini menurutnya menjadi keunggulan kompetitif dalam persaingan di industri keuangan nasional."Masing-masing bank Himbara telah memiliki spesialisasi unik dan berbeda sehingga tidak ada tumpang tindih. Artinya masing-masing memiliki fokus bisnisnya masing-masing," ujarnya.
Ke depan, kata dia, peran Himbara diharapkan semakin dirasakan sebagai motor penggerak utama perekonomian nasional melalui pemberdayaan berbagai segmen. Tak hanya itu, keberadaan Himbara juga diharapkan memberikan dampak positif bagi semua pemangku kepentingan, terutama masyarakat Indonesia.
(fai)