Gaet Investor Asing, PCR Kit dan Vaksin Covid Produksi Bio Farma Dipamerkan di Expo 2020 Dubai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenalkan potensi industri farmasi, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan di Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai, Uni Emirat Arab (UAE).
Hal ini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dalam industri obat tradisional dan kosmetika alami berbahan baku tumbuh-tumbuhan yang juga berpotensi cukup besar untuk bersaing di pasar dunia.
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Rita Endang mengatakan, ekspor produk farmasi dan kosmetik berbasis herbal sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pasalnya, permintaan pasar impor dunia terhadap produk obat dan kosmetika tumbuh pesat, rata-rata 17% dan 15% per tahun.
“Saat ini kami dari BPOM semakin memfokuskan upaya untuk meningkatkan investasi asing bidang industri farmasi di Indonesia,” ujar Rita, Jumat (4/3/2022).
“Tidak hanya itu, kami juga membawa potensi pangan olahan dan kosmetik herbal yang dapat membuka peluang ekspor yang lebih besar ke Timur Tengah," sambungnya.
Dia memaparkan, pada ajang pameran di Expo Dubai, BPOM memamerkan aneka produk farmasi, pangan, dan kosmetik dari Indonesia. Di antaranya adalah Real Time PCR Kit dan vaksin Covid-19 yang merupakan produksi BUMN farmasi Bio Farma.
Selain itu ada obat herbal mulai dari suplemen temulawak, teh herbal, sari jahe, hingga jamu penguat imunitas (booster). "Sedangkan produk pangan yang dipamerkan, yakni mulai dari bumbu, rempah, dan makanan olahan," urai Rita.
Tak hanya itu, produk kosmetik yang turut dipamerkan seperti produk perawatan tubuh, rambut, hingga wajah yang seluruhnya berada di bawah pengawasan BPOM dan telah bersertifikat halal.
Hal ini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dalam industri obat tradisional dan kosmetika alami berbahan baku tumbuh-tumbuhan yang juga berpotensi cukup besar untuk bersaing di pasar dunia.
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Rita Endang mengatakan, ekspor produk farmasi dan kosmetik berbasis herbal sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pasalnya, permintaan pasar impor dunia terhadap produk obat dan kosmetika tumbuh pesat, rata-rata 17% dan 15% per tahun.
“Saat ini kami dari BPOM semakin memfokuskan upaya untuk meningkatkan investasi asing bidang industri farmasi di Indonesia,” ujar Rita, Jumat (4/3/2022).
“Tidak hanya itu, kami juga membawa potensi pangan olahan dan kosmetik herbal yang dapat membuka peluang ekspor yang lebih besar ke Timur Tengah," sambungnya.
Dia memaparkan, pada ajang pameran di Expo Dubai, BPOM memamerkan aneka produk farmasi, pangan, dan kosmetik dari Indonesia. Di antaranya adalah Real Time PCR Kit dan vaksin Covid-19 yang merupakan produksi BUMN farmasi Bio Farma.
Selain itu ada obat herbal mulai dari suplemen temulawak, teh herbal, sari jahe, hingga jamu penguat imunitas (booster). "Sedangkan produk pangan yang dipamerkan, yakni mulai dari bumbu, rempah, dan makanan olahan," urai Rita.
Tak hanya itu, produk kosmetik yang turut dipamerkan seperti produk perawatan tubuh, rambut, hingga wajah yang seluruhnya berada di bawah pengawasan BPOM dan telah bersertifikat halal.