Bisa Pengaruhi Inflasi, Pasokan Pertalite Harus Dijaga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dewan Energi Nasional (DEN) mengingatkan Pertamina agar pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tetap terjaga di tengah gejolak kenaikan harga minyak dunia. Pasalnya, BBM RON 90 yang termurah dikelasnya ini konsumsinya paling banyak dibandingkan jenis BBM lainnya.
Sepanjang 2021, konsumsi Pertalite mencapai 23 juta Kilo Liter (KL), naik 30% dibandingkan 2020 yang sebesar 18 juta KL. Kenaikan harga atau kelangkaan BBM ini dikhawatirkan dapat mengerek inflasi.
Terkait dengan itu, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Wira Yudha meminta pasokan Pertalite perlu dijaga dengan langkah penegakan hukum dari aparat keamanan. Langkah ini penting untuk mencegah potensi tindakan dari pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak seperti mengoplos atau penimbunan BBM.
"Pengaturan penggunaan Pertalite itu jadi kepentingan bersama. Penegakan hukum oleh aparat ini bisa langsung melakukan tindakan, peranan penegak hukum sangat besar. Jangan sampai ada upaya penimbunan," ujar Satya saat diskusi secara virtual dengan para editor media, Selasa (8/3/2022).
Satya mengatakan, dengan perkembangan pasokan dan harga minyak saat ini, ada kemungkinan produk BBM menjadi semakin sulit diperoleh. Karena itu, kata dia, perlu dipikirkan upaya antisipasinya. Penegakan hukum, tegas dia, menjadi salah satu kunci supaya tidak terjadi penyelewengan di lapangan. "Itu yang harus mendapatkan sorotan dari penegak hukum agar tidak ada orang berebut, dan chaos," katanya.
Potensi penyalahgunaan Pertalite cukup tinggi apalagi harganya paling murah di kelasnya. Harga Pertalite juga tidak naik sejak tiga tahun lalu, tetap Rp7.650 per liter untuk wilayah Jabodetabek. Sebagai pembanding, BBM setara Pertalite yang dijual di SPBU BP-AKR, BP 90, dibanderol Rp11.990 per liter. Sementara, produk BBM dengan RON 90 yang dijual Vivo yaitu Revvo 90 seharga Rp8.900 per liter.
Terpisah, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi juga meminta Pertamina memastikan keandalan dan ketersediaan BBM di dalam negeri. Dia mengakui, sejauh ini belum ada laporan kelangkaan BBM yang diterima YLKI sehingga diyakini BBM di Tanah Air termasuk jenis Pertalite yang paling banyak penggunanya masih aman.
"Saya kira pasokan cukup baik, tidak ada kelangkaan. Hanya saja pengawasannya memang harus diperkuat untuk mencegah adanya oknum yang menyalahgunakannya karena harga BBM jenis lain kan tinggi," katanya, Rabu (9/2/2022).
YLKI juga mensinyalir, kendati harga BBM jenis RON 98 (Pertamax Turbo), Dexlite dan Pertadex sudah dinaikkan, konsumen tidak serta merta turun kelas ke Pertalite. Kalaupun ada kendaraan yang menurunkan kualitas bensinnya diperkirakan mereka akan menggunakan Pertamax (RON 92). Hal itu, jelas dia, karena masing-masing kendaraan memiliki segmentasi tersendiri.
"Yang perlu ditekankan adalah agar kendaraan pribadi yang seharusnya menggunakan RON tinggi agar tidak menggunakan Pertalite," tuturnya. Mengenai harga jual Pertalite yang tetap di tengah kenaikan harga minyak dunia saat ini, Tulus mendorong pemerintah untuk memberikan kompensasi akibat selisih harga tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga-Subholding Upstream Pertamina Irto P Gintings menegaskan bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengantisipasi adanya penimbunan BBM. "Kami ada 7.000 SPBU di seluruh Tanah Air. Insya Allah pasokan Pertalite aman. Pertalite disalurkan ke seluruh lokasi regional yang dikelola Pertamina Patra Niaga," ujarnya.
Sepanjang 2021, konsumsi Pertalite mencapai 23 juta Kilo Liter (KL), naik 30% dibandingkan 2020 yang sebesar 18 juta KL. Kenaikan harga atau kelangkaan BBM ini dikhawatirkan dapat mengerek inflasi.
Terkait dengan itu, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Wira Yudha meminta pasokan Pertalite perlu dijaga dengan langkah penegakan hukum dari aparat keamanan. Langkah ini penting untuk mencegah potensi tindakan dari pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak seperti mengoplos atau penimbunan BBM.
"Pengaturan penggunaan Pertalite itu jadi kepentingan bersama. Penegakan hukum oleh aparat ini bisa langsung melakukan tindakan, peranan penegak hukum sangat besar. Jangan sampai ada upaya penimbunan," ujar Satya saat diskusi secara virtual dengan para editor media, Selasa (8/3/2022).
Satya mengatakan, dengan perkembangan pasokan dan harga minyak saat ini, ada kemungkinan produk BBM menjadi semakin sulit diperoleh. Karena itu, kata dia, perlu dipikirkan upaya antisipasinya. Penegakan hukum, tegas dia, menjadi salah satu kunci supaya tidak terjadi penyelewengan di lapangan. "Itu yang harus mendapatkan sorotan dari penegak hukum agar tidak ada orang berebut, dan chaos," katanya.
Potensi penyalahgunaan Pertalite cukup tinggi apalagi harganya paling murah di kelasnya. Harga Pertalite juga tidak naik sejak tiga tahun lalu, tetap Rp7.650 per liter untuk wilayah Jabodetabek. Sebagai pembanding, BBM setara Pertalite yang dijual di SPBU BP-AKR, BP 90, dibanderol Rp11.990 per liter. Sementara, produk BBM dengan RON 90 yang dijual Vivo yaitu Revvo 90 seharga Rp8.900 per liter.
Terpisah, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi juga meminta Pertamina memastikan keandalan dan ketersediaan BBM di dalam negeri. Dia mengakui, sejauh ini belum ada laporan kelangkaan BBM yang diterima YLKI sehingga diyakini BBM di Tanah Air termasuk jenis Pertalite yang paling banyak penggunanya masih aman.
"Saya kira pasokan cukup baik, tidak ada kelangkaan. Hanya saja pengawasannya memang harus diperkuat untuk mencegah adanya oknum yang menyalahgunakannya karena harga BBM jenis lain kan tinggi," katanya, Rabu (9/2/2022).
YLKI juga mensinyalir, kendati harga BBM jenis RON 98 (Pertamax Turbo), Dexlite dan Pertadex sudah dinaikkan, konsumen tidak serta merta turun kelas ke Pertalite. Kalaupun ada kendaraan yang menurunkan kualitas bensinnya diperkirakan mereka akan menggunakan Pertamax (RON 92). Hal itu, jelas dia, karena masing-masing kendaraan memiliki segmentasi tersendiri.
"Yang perlu ditekankan adalah agar kendaraan pribadi yang seharusnya menggunakan RON tinggi agar tidak menggunakan Pertalite," tuturnya. Mengenai harga jual Pertalite yang tetap di tengah kenaikan harga minyak dunia saat ini, Tulus mendorong pemerintah untuk memberikan kompensasi akibat selisih harga tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga-Subholding Upstream Pertamina Irto P Gintings menegaskan bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengantisipasi adanya penimbunan BBM. "Kami ada 7.000 SPBU di seluruh Tanah Air. Insya Allah pasokan Pertalite aman. Pertalite disalurkan ke seluruh lokasi regional yang dikelola Pertamina Patra Niaga," ujarnya.
(fai)