Tumbuh di Tengah Pandemi, Cigna Bayar Klaim Rp589 M di 2021
loading...
A
A
A
Shiddiq menjelaskan, Cigna Indonesia bisa survive karena memiliki tools berupa eApps dengan fitur need base analysis. Artinya, Cigna Indonesia memiliki alat yang bisa menganalisa seberapa besar kemampuan calon nasabah, sehingga nasabah dapat membeli produk proteksi yang sesuai dengan kemampuan.
Dia mengakui , jika dilihat secara keseluruhan bisnis, kanal bisnis keagenan memang anjlok. Hal itu karena adanya pembatasan tatap muka saat pandemi. Namun, Cigna Indonesia tetap melakukan penetrasi pasar dengan memanfaatkan teknologi digital via aplikasi Webex. Aplikasi ini memungkinkan agen bertemu dalam video secara online dan langsung dengan calon nasabah. "Ini yang membuat Cigna tetap bisa approach dan melakukan penjualan saat masa PPKM," kata Shiddiq.
Hal senada dikatakan Regional Sales Manager Cigna Surabaya Lily Arishanti. Dia mengakui, saat masa pandemi, demand masyarakat terhadap produk asuransi meningkat. Hal itu juga yang membuat kinerja Cigna di Surabaya pada 2021 lalu meningkat 20-25% jika dibandingkan kinerja 2020.
"Saat awal masa pandemi, memang kita menghadapi banyak keterbatasan, terutama sulitnya bertemu dengan calon nasabah. Tetapi, dengan strategi lebih banyak melakukan pendekatan secara virtual," tutur Lily.
Dia menjelaskan, aktivitas flying agent ke berbagai daerah dihentikan sementara, dan digantikan dengan pemasaran via daring. Diharapkan, setelah kondisi mulai normal.
"Pandemi ini membuat masyarakat sadar perlunya kesehatan bagi dirinya dan keluarga. Ternyata kesehatan itu sangat penting, soalnya jika sakit, biaya perawatannya mahal. Itu juga terlihat dari 65 persen dari total nasabah di Surabaya, memilih produk proteksi kesehatan. Sebanyak 25 persen memilih produk dengan fitur pengembalian premi, dan sisanya produk proteksi lainnya," tutur Lily.
Cigna juga menggelar aktivitas pelatihan perencanaan keuangan dengan mengundang sejumlah narasumber ahli perencanaan keuangan.
Lily meyakini, dengan kondisi PPKM yang semakin longgar, ekonomi akan mulai bergerak, dan daya beli masyarakat meningkat, kinerja Cigna di Surabaya juga akan meningkat. Soalnya, agen Cigna di Surabaya yang jumlahnya sekitar 75 orang, akan bisa melayani lebih leluasa.
Sementara itu, pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan, potensi pasar asuransi di Indonesia masih terbuka luas. Kondisi pandemi sudah mulai melonggar dan adanya fakta bahwa pandemi Covid-19 memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berasuransi untuk memproteksi kesehatan keluarga. "Ini terbukti dengan meningkatnya angka pertumbuhan asuransi jiwa," ujar Irvan.
Dia mengakui , jika dilihat secara keseluruhan bisnis, kanal bisnis keagenan memang anjlok. Hal itu karena adanya pembatasan tatap muka saat pandemi. Namun, Cigna Indonesia tetap melakukan penetrasi pasar dengan memanfaatkan teknologi digital via aplikasi Webex. Aplikasi ini memungkinkan agen bertemu dalam video secara online dan langsung dengan calon nasabah. "Ini yang membuat Cigna tetap bisa approach dan melakukan penjualan saat masa PPKM," kata Shiddiq.
Hal senada dikatakan Regional Sales Manager Cigna Surabaya Lily Arishanti. Dia mengakui, saat masa pandemi, demand masyarakat terhadap produk asuransi meningkat. Hal itu juga yang membuat kinerja Cigna di Surabaya pada 2021 lalu meningkat 20-25% jika dibandingkan kinerja 2020.
"Saat awal masa pandemi, memang kita menghadapi banyak keterbatasan, terutama sulitnya bertemu dengan calon nasabah. Tetapi, dengan strategi lebih banyak melakukan pendekatan secara virtual," tutur Lily.
Dia menjelaskan, aktivitas flying agent ke berbagai daerah dihentikan sementara, dan digantikan dengan pemasaran via daring. Diharapkan, setelah kondisi mulai normal.
"Pandemi ini membuat masyarakat sadar perlunya kesehatan bagi dirinya dan keluarga. Ternyata kesehatan itu sangat penting, soalnya jika sakit, biaya perawatannya mahal. Itu juga terlihat dari 65 persen dari total nasabah di Surabaya, memilih produk proteksi kesehatan. Sebanyak 25 persen memilih produk dengan fitur pengembalian premi, dan sisanya produk proteksi lainnya," tutur Lily.
Cigna juga menggelar aktivitas pelatihan perencanaan keuangan dengan mengundang sejumlah narasumber ahli perencanaan keuangan.
Lily meyakini, dengan kondisi PPKM yang semakin longgar, ekonomi akan mulai bergerak, dan daya beli masyarakat meningkat, kinerja Cigna di Surabaya juga akan meningkat. Soalnya, agen Cigna di Surabaya yang jumlahnya sekitar 75 orang, akan bisa melayani lebih leluasa.
Sementara itu, pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan, potensi pasar asuransi di Indonesia masih terbuka luas. Kondisi pandemi sudah mulai melonggar dan adanya fakta bahwa pandemi Covid-19 memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berasuransi untuk memproteksi kesehatan keluarga. "Ini terbukti dengan meningkatnya angka pertumbuhan asuransi jiwa," ujar Irvan.