Selektif dalam Membeli Rumah, Jangan Tertipu Tampilan Cantik
loading...
A
A
A
RUMAH dengan desain indah belum tentu aman. Karena itu, Anda jangan hanya terpesona dengan tampilan rumah yang cantik, tapi perhatikan juga struktur rumahnya aman atau tidak untuk dihuni.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh pengembang untuk bisa menarik perhatian para konsumennya adalah mengembangkan areal perumahan semenarik dan selengkap mungkin.
Tak lupa, ketika menawarkan rumah kepada calon konsumennya, para tenaga marketing biasanya mengiming-imingi bahwa lokasi perumahan tersebut nantinya dibangun beberapa fasilitas umum dan sosial. Selain bersaing dalam memberikan gambaran fasilitas umum, para pengembang juga bersaing dalam hal desain rumah.
Menurut desainer interior, Rinto Katili, desain yang ditawarkan oleh para pengembang saat ini memang sangat beragam. Hal ini semata-mata untuk meningkatkan penjualan setiap unit yang mereka tawarkan. (Baca: Hendak Robohkan Patung di New Mexico, Seorang Pria Ditembak)
Sebagai konsumen, Anda pun harus selektif memilih desain rumah yang baik. Sebuah desain rumah bisa dikatakan baik bila struktur bangunannya memberi rasa aman bagi penghuninya dan tidak ada kegagalan struktur di dalamnya. Namun, kadang-kadang hal ini tidak diperhatikan oleh pengembang.
Salah satu contoh kesalahan yang dilakukan oleh sebuah pengembang adalah kolom yang dibuat langsung di lantai 2 dengan tumpuan balok di bawahnya. “Seharusnya kolom dibuat menerus dari lantai 1 ke lantai2, bukan dibuat di atas balok,” kata Rinto.
Pembuatan kolom ini secara ilmu struktur tidak diperkenankan. Menurut Rinto, balok sebagai tumpuan bisa mengalami keruntuhan akibat menanggung beban kolom di atasnya. Kesalahan seperti ini dapat digolongkan sebagai kesalahan yang fatal karena dapat mencederai penghuninya.
Meskipun kesalahan seperti ini kerap terjadi, pada kenyataannya konsumen tetap saja membeli rumah tersebut. Hal ini dapat terjadi karena konsumen memang tidak mengetahui kesalahan tersebut atau memang konsumen tidak peduli dengan kesalahan tersebut. (Baca juga: ini Lima Tren Konsumsi Berita yang Naik Selama Pandemi)
“Para konsumen ini banyak yang berpikir yang penting beli rumah dahulu mumpung murah, toh nanti akan direnovasi. Seharusnya tidak seperti itu. Kita sebagai konsumen properti harus lebih teliti mengenai kondisi rumah ketika memilih rumah, baik bentuk desain maupun strukturnya,” tegasnya.
Ketelitian desain ini penting, terutama karena Indonesia wilayahnya rawan gempa. Karena itu, sudah saatnya para pengembang Indonesia memikirkan desain rumah dengan sistem tahan gempa. “Pendekatan desain rumah tahan gempa ini, di antaranya dengan penggunaan bahan material ringan atau peletakan kolom praktis pada setiap 12 meter persegi bidang dinding dari pasangan bata,” sebut Rinto.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh pengembang untuk bisa menarik perhatian para konsumennya adalah mengembangkan areal perumahan semenarik dan selengkap mungkin.
Tak lupa, ketika menawarkan rumah kepada calon konsumennya, para tenaga marketing biasanya mengiming-imingi bahwa lokasi perumahan tersebut nantinya dibangun beberapa fasilitas umum dan sosial. Selain bersaing dalam memberikan gambaran fasilitas umum, para pengembang juga bersaing dalam hal desain rumah.
Menurut desainer interior, Rinto Katili, desain yang ditawarkan oleh para pengembang saat ini memang sangat beragam. Hal ini semata-mata untuk meningkatkan penjualan setiap unit yang mereka tawarkan. (Baca: Hendak Robohkan Patung di New Mexico, Seorang Pria Ditembak)
Sebagai konsumen, Anda pun harus selektif memilih desain rumah yang baik. Sebuah desain rumah bisa dikatakan baik bila struktur bangunannya memberi rasa aman bagi penghuninya dan tidak ada kegagalan struktur di dalamnya. Namun, kadang-kadang hal ini tidak diperhatikan oleh pengembang.
Salah satu contoh kesalahan yang dilakukan oleh sebuah pengembang adalah kolom yang dibuat langsung di lantai 2 dengan tumpuan balok di bawahnya. “Seharusnya kolom dibuat menerus dari lantai 1 ke lantai2, bukan dibuat di atas balok,” kata Rinto.
Pembuatan kolom ini secara ilmu struktur tidak diperkenankan. Menurut Rinto, balok sebagai tumpuan bisa mengalami keruntuhan akibat menanggung beban kolom di atasnya. Kesalahan seperti ini dapat digolongkan sebagai kesalahan yang fatal karena dapat mencederai penghuninya.
Meskipun kesalahan seperti ini kerap terjadi, pada kenyataannya konsumen tetap saja membeli rumah tersebut. Hal ini dapat terjadi karena konsumen memang tidak mengetahui kesalahan tersebut atau memang konsumen tidak peduli dengan kesalahan tersebut. (Baca juga: ini Lima Tren Konsumsi Berita yang Naik Selama Pandemi)
“Para konsumen ini banyak yang berpikir yang penting beli rumah dahulu mumpung murah, toh nanti akan direnovasi. Seharusnya tidak seperti itu. Kita sebagai konsumen properti harus lebih teliti mengenai kondisi rumah ketika memilih rumah, baik bentuk desain maupun strukturnya,” tegasnya.
Ketelitian desain ini penting, terutama karena Indonesia wilayahnya rawan gempa. Karena itu, sudah saatnya para pengembang Indonesia memikirkan desain rumah dengan sistem tahan gempa. “Pendekatan desain rumah tahan gempa ini, di antaranya dengan penggunaan bahan material ringan atau peletakan kolom praktis pada setiap 12 meter persegi bidang dinding dari pasangan bata,” sebut Rinto.