Penguatan IHSG diprediksi akan berlanjut

Jum'at, 12 April 2013 - 08:22 WIB
Penguatan IHSG diprediksi akan berlanjut
Penguatan IHSG diprediksi akan berlanjut
A A A
Sindonews.com - Menghijaunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin tampaknya akan kembali berlanjut seiring merebaknya sejumlah sentimen positif pada perdagangan akhir pekan ini.

"Dengan masih adanya sentimen positif, seharusnya IHSG masih ada peluang upreversal lagi," tegas kepala riset Trust Securities, Reza Priyambada, Jumat (12/4/2013).

Pada perdagangan hari ini diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.860-4.900 dan resistance 4.930-4.945. Berpola menyerupai white marubozu bertahan di atas middle bollinger bands (MBB). MACD mendatar dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan stochastic mencoba upreversal.

"Meski IHSG belum menyentuh target atas kami (4.930), namun pergerakannya cukup positif dimana dapat ditutup di kisaran target resisten kami (4.889-4.930) dan tidak melewati batas support bawah selanjutnya di 4.850-4.860," tutur Reza.

Dari pasar Global, penutupan bursa saham AS yang positif memberikan imbas yang cukup baik bagi laju bursa saham Asia. IHSG kali ini bergerak seiring dengan penguatan bursa saham Asia. Pelaku pasar pun memanfaatkan untuk banyak melakukan pembelian di tengah maraknya sentimen positif.

Beda halnya dengan kemarin, dimana IHSG justru melemah di tengah penguatan bursa saham Asia lainnya. Positifnya data dari Jepang dan China yang dikombinasikan dari berita positif BI yang mempertahankan level BI ratenya membuat animo pelaku pasar, terutama lokal untuk bertransaksi cukup tinggi.

"Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.924,26 (level tertingginya) di akhir sesi 2 dan menyentuh level 4.885,79 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.924,26. Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun," papar Reza.

Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

Pergerakan nilai tukar rupiah masih melanjutkan penguatan dengan sentimen dari melemahnya USD setelah merespon FOMC Minutes yang mensinyalkan The Fed masih akan melanjutkan bond buying program-nya hingga pemulihan ekonomi sesuai dengan target.

Tetapi, penguatan rupiah hanya tipis karena rilis BI rate yang tetap di level 5,75 persen. Rilis tersebut dianggap pelaku pasar tidak sepadan untuk menghadapi inflasi yang dinilai cukup tinggi.

Apalagi inflasi bulan Maret meski lebih rendah dari Januari dan Februari, namun dianggap telah mencapai level tertinggi dalam 22 bulan terakhir.

Indeks saham Asia lanjut menghijau yang ditopang saham-saham emiten teknologi dan keuangan setelah rilis kinerja emiten Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (produser chips elektronik terbesar dunia) yang mencatatkan penjualan di atas estimasi; rilis laporan kenaikan bank loans di China; dan kenaikan machinery orders (MoM) Jepang.

KOSPI menguat di tengah ancaman perang setelah suku bunga acuan tetap di level 2,75 persen. Di sisi lain, bursa saham China melemah setelah saham-saham produsen komoditas memimpin penurunan karena kembali melemahnya harga komoditas.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4498 seconds (0.1#10.140)