Bulog Telah Salurkan 3,3 Juta Paket Sembako Bantuan Pemerintah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 sebagaimana diketahui memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap kehidupan sosial dan perekonomian. Guna meringankan beban masyarakat, terutama di wilayah Jabodetabek, pemerintah pun menyalurkan bantuan berupa paket sembako, yang di dalamnya juga berisi beras premium sebanyak 25 kg tiap keluarga penerima manfaat.
Dalam menyalurkan bantuan, Presiden menugaskan Badan Urusan Logistik (Bulog) serta Kementerian Sosial sebagai penyedia data masyarakat yang layak menerima bantuan. Bulog pun menyalurkan bantuan kepada masyarakat melalui dua tahap. Pertama, dilaksanakan pada 5-22 Mei 2020 dengan total beras 36.440 ton untuk 1.457.612 penerima.
( )
Selanjutnya, pada tahap kedua, bantuan yang disalurkan sebanyak 1.861.856 paket dengan total beras sebanyak 46.546 ton. Penyaluran dilaksanakan selama periode 1-15 Juni 2020. Menurut Direktur Operasi Bulog, Tri Wahyudi Saleh, terjadinya peningkatan jumlah penerima di tahap kedua dikarenakan adanya pembaharuan data dari Kemensos.
"Dengan asumsi wabah Covid ini sangat berdampak bagi masyarakat. Jadi bisa saja orang yg tadinya sebelumnya bukan penerima bantuan jadi penerima lantaran kehilangan lapangan pekerjaan atau PHK. Apalagi tenaga lepas harian banyak juga ya yang terdampak," ungkap Tri Wahyudi melalui pernyataan tertulisnya, Kamis (18/6).
( )
Agar bantuan terhadap total lebih dari 3,3 juta paket beras premium yang didapat dari seluruh petani lokal Tanah Air, Bulog juga membutuhkan sejumlah pendukung seperti ketersediaan armada dan tenaga buruh. Pada tahap pertama dibutuhkan total armada sebanyak 10.847 truk untuk mengangkut beras, sedangkan di tahap berikutnya 10.027 truk.
Di samping itu, dibutuhkan juga tenaga buruh lepas harian sebanyak 110 orang untuk tahap pertama, dan jumlah yang sama untuk tahap kedua. Asumsi rata-rata paket terkirim perhari sebanyak 80.970 paket di tahap pertama, dan sebanyak 135.616 paket pada tahap kedua. Sedangkan total gudang yang digunakan 16 gudang dengan rincian 2 gudang utama dan 14 gudang pendukung.
Data-data itu pun membantah simpang siur informasi yang menyebutkan bahwa bantuan sosial tersebut tidak tepat sasaran, serta menepis kabar beras raskin yang dipergunakan untuk bantuan. Bulog pun menjamin bahwa beras bantuan dari pemerintah yang disalurkan untuk masyarakat di kawasan Jabodetabek telah melalui tahap quality control yang sangat ketat, seperti warna, bau, kutu dan lainnya.
"Itu sangat detail diperhatikan langsung oleh Direktur Operasional Bulog selaku penanggung jawabnya. Bahkan pernah ada kasus 50 ton beras di-reject setelah tidak lolos proses QC Bulog karena memang tidak layak untuk diberikan. Jadi memang bukan sembarang beras seperti yang ramai diberitakan sebelumnya, seperti beras raskin yang dibagikan. Jadi benar-benar beras premium bukan medium," terang Tri Wahyudi.
Sementara itu, setelah dua tahap dilalui, ke depan Bulog akan terus mengevaluasi kinerjanya agar terus menjadi lebih baik lagi. Apalagi Presiden sudah mengumumkan bahwa Bansos ini akan terus dijalankan hingga akhir 2020 nanti.
Lihat Juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Anggota Komisi VII DPR Sampaikan Pesan Penting
Dalam menyalurkan bantuan, Presiden menugaskan Badan Urusan Logistik (Bulog) serta Kementerian Sosial sebagai penyedia data masyarakat yang layak menerima bantuan. Bulog pun menyalurkan bantuan kepada masyarakat melalui dua tahap. Pertama, dilaksanakan pada 5-22 Mei 2020 dengan total beras 36.440 ton untuk 1.457.612 penerima.
( )
Selanjutnya, pada tahap kedua, bantuan yang disalurkan sebanyak 1.861.856 paket dengan total beras sebanyak 46.546 ton. Penyaluran dilaksanakan selama periode 1-15 Juni 2020. Menurut Direktur Operasi Bulog, Tri Wahyudi Saleh, terjadinya peningkatan jumlah penerima di tahap kedua dikarenakan adanya pembaharuan data dari Kemensos.
"Dengan asumsi wabah Covid ini sangat berdampak bagi masyarakat. Jadi bisa saja orang yg tadinya sebelumnya bukan penerima bantuan jadi penerima lantaran kehilangan lapangan pekerjaan atau PHK. Apalagi tenaga lepas harian banyak juga ya yang terdampak," ungkap Tri Wahyudi melalui pernyataan tertulisnya, Kamis (18/6).
( )
Agar bantuan terhadap total lebih dari 3,3 juta paket beras premium yang didapat dari seluruh petani lokal Tanah Air, Bulog juga membutuhkan sejumlah pendukung seperti ketersediaan armada dan tenaga buruh. Pada tahap pertama dibutuhkan total armada sebanyak 10.847 truk untuk mengangkut beras, sedangkan di tahap berikutnya 10.027 truk.
Di samping itu, dibutuhkan juga tenaga buruh lepas harian sebanyak 110 orang untuk tahap pertama, dan jumlah yang sama untuk tahap kedua. Asumsi rata-rata paket terkirim perhari sebanyak 80.970 paket di tahap pertama, dan sebanyak 135.616 paket pada tahap kedua. Sedangkan total gudang yang digunakan 16 gudang dengan rincian 2 gudang utama dan 14 gudang pendukung.
Data-data itu pun membantah simpang siur informasi yang menyebutkan bahwa bantuan sosial tersebut tidak tepat sasaran, serta menepis kabar beras raskin yang dipergunakan untuk bantuan. Bulog pun menjamin bahwa beras bantuan dari pemerintah yang disalurkan untuk masyarakat di kawasan Jabodetabek telah melalui tahap quality control yang sangat ketat, seperti warna, bau, kutu dan lainnya.
"Itu sangat detail diperhatikan langsung oleh Direktur Operasional Bulog selaku penanggung jawabnya. Bahkan pernah ada kasus 50 ton beras di-reject setelah tidak lolos proses QC Bulog karena memang tidak layak untuk diberikan. Jadi memang bukan sembarang beras seperti yang ramai diberitakan sebelumnya, seperti beras raskin yang dibagikan. Jadi benar-benar beras premium bukan medium," terang Tri Wahyudi.
Sementara itu, setelah dua tahap dilalui, ke depan Bulog akan terus mengevaluasi kinerjanya agar terus menjadi lebih baik lagi. Apalagi Presiden sudah mengumumkan bahwa Bansos ini akan terus dijalankan hingga akhir 2020 nanti.
Lihat Juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Anggota Komisi VII DPR Sampaikan Pesan Penting
(akr)