Mentan Apresiasi Petrokimia Gresik Perkuat Pertanian Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengapresiasi peran Petrokimia Gresik dalam memperkuat sektor pertanian nasional. Hal ini disampaikan Menteri SYL saat menghadiri Halalbihalal Idul Fitri 1443H di Gedung Sarana Olahraga (SOR) Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2020).
Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/5/2020), Mentan SYL menyampaikan bahwa selama dua tahun dihantam pandemi Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor yang terus tumbuh di antara banyak sektor lain yang tidak bisa tumbuh.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal II/2020, sektor pertanian tumbuh sebesar 16,24%. Menurutnya, hal ini dapat terwujud berkat kontribusi Petrokimia Gresik dalam menjamin ketersediaan pupuk yang dibutuhkan dalam sektor pertanian.
(Baca juga:Rahmad Pribadi: Petrokimia Gresik Terus Bertranformasi)
“Kalau begitu, Petrokimia Gresik ini sangat penting. Apalagi sudah 50 tahun berjuang. Jadi negara Indonesia yang hebat ini, pasti ada tangan Petrokimia Gresik di dalamnya,” tandas Mentan SYL.
Lebih lanjut Mentan SYL memaparkan, kinerja sektor pertanian yang tumbuh di tengah pandemi Covid-19 dapat dilihat dari peningkatan ekspor pertanian selama dua tahun terakhir. Di mana pada 2020 naik 15,79% dan 2021, kemudian naik lagi menjadi 38,68%.
Selain itu, juga dapat dilihat dari data Nilai Tukar Petani (NTP) atau kesejahteraan petani yang sudah berada di level 109% dari target yag dicanangkan dalam APBN di level 104-105%.
(Baca juga:Petrokimia Gresik Akan Bangun Pabrik Soda Ash)
Dengan kinerja pertanian yang tumbuh, produksi beras nasional juga mengalami surplus 9,63 juta ton pada akhir 2021. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi impor beras, karena pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan komoditas pangan utama nasional.
“Orang bilang kalau tidak impor beras akan menjadi bencana bagi negeri, ternyata nggak tuh. Karena ada Pupuk Indonesia dan Petrokimia Gresik yang bekerja di lapangan,” imbuhnya.
Meski kinerja pertanian meningkat, Mentan SYL mengungkapkan bahwa ada beberapa tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depan. Tantangan tersebut mulai dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan, perubahan iklim yang ekstrim, hingga perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada pasokan bahan baku pupuk.
“Kita menghadapi ancaman dunia yaitu krisis berlapis tentang pangan dan energi. Maka dari itu semua produktivitas hanya bisa naik kalau pupuknya tersedia. Oleh karena itu, tentu saja dengan hati, kerja sama, kita adaptasi cuaca, kita sesuaikan pupuknya, dan Petrokimia Gresik adalah perusahaan andalan karena insan Petrokimia Gresik sangat kuat kerja samanya,” ujar Mentan.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengungkapkan bahwa dukungan Pupuk Indonesia terhadap ketahanan pangan diimplementasikan dari penyaluran pupuk bersubsidi yang sesuai dengan regulasi. Di mana saat ini stok pupuk bersubsidi dari Lini I hingga Lini III tersedia 1,4 juta ton.
(Baca juga:Rahmad Pribadi: Petrokimia Gresik Perkuat Industri Manufaktur BUMN)
Di Lini III sendiri, terdapat stok sekitar 400.000 ton dan angka tersebut secara persentase sudah 137% atau melebihi dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan oleh pemerintah. Stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani hingga tiga minggu ke depan.
“Sedangkan dalam rangka meningkatkan layanan kepada konsumen dalam hal ini petani, tahun ini Pupuk Indonesia tengah menyiapkan 1.000 kios pupuk non-subsidi,” ujarnya.
Lebih lanjut Bakir menjelaskan, dalam rangka memenuhi tantangan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan NPK mencapai 6 juta ton, saat ini Pupuk Indonesia terus melakukan peningkatan kapasitas. Di mana akan ada penambahan kapasitas 500.000 ton dari Pupuk Iskandar Muda, yang merupakan anggota holding Pupuk Indonesia. Pabrik tersebut nantinya juga akan dioperasikan oleh Petrokimia Gresik yang merupakan pioneer NPK di Indonesia.
“Kami berusaha semaksimal mungkin, apapun yang terjadi kami bersama-sama akan menyiapkan pupuk sebanyak-banyaknya sesuai harapan Pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo),” ujar Bakir.
Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan bahwa Petrokimia Gresik yang akan memasuki gold anniversary memiliki sejarah panjang dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Petrokimia Gresik menjadi pioneer dalam sejumlah teknologi pertanian. Di antaranya pertama di Indonesia yang memproduksi pupuk phosphate tahun 1979, kemudian pupuk NPK (2000), pupuk organik granul (2005), dan pupuk organik cair (2021).
“Petrokimia Gresik akan terus berinovasi untuk mendukung pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Di usia 50 tahun ini, Petrokimia Gresik akan meluncurkan sejumlah produk inovasi yang dihadirkan sesuai dengan kebutuhan pertanian dan perkebunan di Indonesia dalam upaya meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Besarnya dukungan Petrokimia Gresik terhadap ketahanan pangan nasional juga dapat dilihat dari kontribusinya dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, di mana pada 2022, Petrokimia Gresik menyuplai sekitar 54% dari total alokasi pupuk bersubsidi nasional.
“Dalam pelaksanaannya, Petrokimia Gresik selalu siap menjalankan amanah pemerintah, termasuk penyesuaian kebijakan subsidi nantinya,” tutup Dwi Satriyo.
Lihat Juga: Pasarkan Produk Heavy Aromatic, Pertamina Petrochemical Trading Perkuat Bisnis Petrokimia
Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/5/2020), Mentan SYL menyampaikan bahwa selama dua tahun dihantam pandemi Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor yang terus tumbuh di antara banyak sektor lain yang tidak bisa tumbuh.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal II/2020, sektor pertanian tumbuh sebesar 16,24%. Menurutnya, hal ini dapat terwujud berkat kontribusi Petrokimia Gresik dalam menjamin ketersediaan pupuk yang dibutuhkan dalam sektor pertanian.
(Baca juga:Rahmad Pribadi: Petrokimia Gresik Terus Bertranformasi)
“Kalau begitu, Petrokimia Gresik ini sangat penting. Apalagi sudah 50 tahun berjuang. Jadi negara Indonesia yang hebat ini, pasti ada tangan Petrokimia Gresik di dalamnya,” tandas Mentan SYL.
Lebih lanjut Mentan SYL memaparkan, kinerja sektor pertanian yang tumbuh di tengah pandemi Covid-19 dapat dilihat dari peningkatan ekspor pertanian selama dua tahun terakhir. Di mana pada 2020 naik 15,79% dan 2021, kemudian naik lagi menjadi 38,68%.
Selain itu, juga dapat dilihat dari data Nilai Tukar Petani (NTP) atau kesejahteraan petani yang sudah berada di level 109% dari target yag dicanangkan dalam APBN di level 104-105%.
(Baca juga:Petrokimia Gresik Akan Bangun Pabrik Soda Ash)
Dengan kinerja pertanian yang tumbuh, produksi beras nasional juga mengalami surplus 9,63 juta ton pada akhir 2021. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi impor beras, karena pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan komoditas pangan utama nasional.
“Orang bilang kalau tidak impor beras akan menjadi bencana bagi negeri, ternyata nggak tuh. Karena ada Pupuk Indonesia dan Petrokimia Gresik yang bekerja di lapangan,” imbuhnya.
Meski kinerja pertanian meningkat, Mentan SYL mengungkapkan bahwa ada beberapa tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depan. Tantangan tersebut mulai dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan, perubahan iklim yang ekstrim, hingga perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada pasokan bahan baku pupuk.
“Kita menghadapi ancaman dunia yaitu krisis berlapis tentang pangan dan energi. Maka dari itu semua produktivitas hanya bisa naik kalau pupuknya tersedia. Oleh karena itu, tentu saja dengan hati, kerja sama, kita adaptasi cuaca, kita sesuaikan pupuknya, dan Petrokimia Gresik adalah perusahaan andalan karena insan Petrokimia Gresik sangat kuat kerja samanya,” ujar Mentan.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengungkapkan bahwa dukungan Pupuk Indonesia terhadap ketahanan pangan diimplementasikan dari penyaluran pupuk bersubsidi yang sesuai dengan regulasi. Di mana saat ini stok pupuk bersubsidi dari Lini I hingga Lini III tersedia 1,4 juta ton.
(Baca juga:Rahmad Pribadi: Petrokimia Gresik Perkuat Industri Manufaktur BUMN)
Di Lini III sendiri, terdapat stok sekitar 400.000 ton dan angka tersebut secara persentase sudah 137% atau melebihi dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan oleh pemerintah. Stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani hingga tiga minggu ke depan.
“Sedangkan dalam rangka meningkatkan layanan kepada konsumen dalam hal ini petani, tahun ini Pupuk Indonesia tengah menyiapkan 1.000 kios pupuk non-subsidi,” ujarnya.
Lebih lanjut Bakir menjelaskan, dalam rangka memenuhi tantangan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan NPK mencapai 6 juta ton, saat ini Pupuk Indonesia terus melakukan peningkatan kapasitas. Di mana akan ada penambahan kapasitas 500.000 ton dari Pupuk Iskandar Muda, yang merupakan anggota holding Pupuk Indonesia. Pabrik tersebut nantinya juga akan dioperasikan oleh Petrokimia Gresik yang merupakan pioneer NPK di Indonesia.
“Kami berusaha semaksimal mungkin, apapun yang terjadi kami bersama-sama akan menyiapkan pupuk sebanyak-banyaknya sesuai harapan Pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo),” ujar Bakir.
Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan bahwa Petrokimia Gresik yang akan memasuki gold anniversary memiliki sejarah panjang dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Petrokimia Gresik menjadi pioneer dalam sejumlah teknologi pertanian. Di antaranya pertama di Indonesia yang memproduksi pupuk phosphate tahun 1979, kemudian pupuk NPK (2000), pupuk organik granul (2005), dan pupuk organik cair (2021).
“Petrokimia Gresik akan terus berinovasi untuk mendukung pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Di usia 50 tahun ini, Petrokimia Gresik akan meluncurkan sejumlah produk inovasi yang dihadirkan sesuai dengan kebutuhan pertanian dan perkebunan di Indonesia dalam upaya meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Besarnya dukungan Petrokimia Gresik terhadap ketahanan pangan nasional juga dapat dilihat dari kontribusinya dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, di mana pada 2022, Petrokimia Gresik menyuplai sekitar 54% dari total alokasi pupuk bersubsidi nasional.
“Dalam pelaksanaannya, Petrokimia Gresik selalu siap menjalankan amanah pemerintah, termasuk penyesuaian kebijakan subsidi nantinya,” tutup Dwi Satriyo.
Lihat Juga: Pasarkan Produk Heavy Aromatic, Pertamina Petrochemical Trading Perkuat Bisnis Petrokimia
(dar)