Petrokimia Gresik Akan Bangun Pabrik Soda Ash

Sabtu, 10 Juli 2021 - 16:11 WIB
loading...
Petrokimia Gresik Akan...
Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo
A A A
JAKARTA - JAKARTA – PT Petrokimia Gresik (Persero) , anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) akan membangun pabrik Soda Ash berkapasitas 300.000 ton. Soda Ash merupakan bahan baku produk-produk yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari seperti deterjen, kaca dan produk turunannya, hingga pasta gigi.

Kebutuhan Soda Ash dalam negeri saat ini masih dipenuhi melalui impor. “Soda Ash merupakan strategi meningkatkan nilai tambah dari produk samping. Pabrik ini nantinya akan memanfaatkan CO2 yang merupakan hasil samping (by product) dari Pabrik Amoniak,” ujar Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/7/2021).

(Baca juga:Petrokimia Gresik Gandeng Polowijo Gosari Kaji Pendirian Pabrik Pupuk Kieserite)

Sedangkan, produk samping Soda Ash berupa Amonium Klorida (NH4Cl) dapat digunakan sebagai bahan baku NPK. “Sehingga dapat mengurangi kebutuhan impor ZA sebagai bahan baku NPK,” katanya.

Lebih lanjut Dwi Satriyo mengungkapkan selama 49 tahun berdiri, Petrokimia Gresik telah memberikan kontribusi bagi kemajuan teknologi pemupukan di Indonesia. Di antaranya menjadi pioneer pupuk berbasis fosfat pada 1980an, pioneer pupuk NPK berbasis chemical reaction di 2000, dan pioneer pupuk organik di 2005.

(Baca juga:Green Surfactant Petrokimia Gresik Jadi Incaran Industri Migas)

“Tahun 2021 juga menjadi tonggak sejarah baru bagi Petrokimia Gresik, di mana kami telah melakukan sederet langkah strategis untuk meningkatkan daya saing sekaligus kontribusi dalam memperkuat ekonomi nasional,” ujar Dwi Satriyo.

Salah satu yang telah terealisasi di tahun ini adalah pembangunan pabrik Green Surfactant berkapasitas 600 kiloliter (kL) yang memanfaatkan gas SO3 dari pabrik asam sulfat sebagai bahan baku.

(Baca juga:Petrokimia Gresik Dampingi Petani dari Hulu sampai Hilir)

Green Surfactant merupakan produk surfaktan lokal pertama di Indonesia yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi lapangan minyak tua melalui teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery). “Ini menjadi terobosan penting bagi industri minyak dan gas (migas) di Indonesia,” tandasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1455 seconds (0.1#10.140)