Setelah Masuk Radar Uma BEI, Saham GOTO Menguat 11,34%
loading...
Saham GOTO bergerak menguat usai masuk radar akibat penurunan harga saham diluar kebiasaan. FOTO/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) bergerak menguat usai masuk dalam radar akibat penurunan harga saham diluar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan data BEI pada pukul 9.56 WIB, saham GOTO bergerak naik 11,34% atau 22 poin ke level 216. Padahal, saham GOTO pagi ini dibuka di zona merah pada level 187.
Diketahui, emiten teknologi yang belum lama IPO ini menunjukkan gerak saham yang terus melemah sejak 5 hari perdagangan terakhir. Saham GOTO ditutup turun 6,73% pada perdagangan Jumat (13/5/2022) di level 194.
Diketahui, GOTO melepas 40,6 miliar saham ke masyarakat dengan harga penawaran saham Rp338 per saham. Selain itu, GOTO melakukan penjualan saham treasury untuk green shoe option sehingga total melepas 46,7 miliar saham dan meraih dana Rp15,8 triliun.
Kapitalisasi pasar GOTO pasca IPO mencapai Rp452 triliun, terbesar ke-4 di Bursa Efek Indonesia, sedikit di bawah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) di urutan ke-3 dengan kapitalisasi pasar Rp455 triliun.
Berdasarkan data BEI pada pukul 9.56 WIB, saham GOTO bergerak naik 11,34% atau 22 poin ke level 216. Padahal, saham GOTO pagi ini dibuka di zona merah pada level 187.
Diketahui, emiten teknologi yang belum lama IPO ini menunjukkan gerak saham yang terus melemah sejak 5 hari perdagangan terakhir. Saham GOTO ditutup turun 6,73% pada perdagangan Jumat (13/5/2022) di level 194.
Diketahui, GOTO melepas 40,6 miliar saham ke masyarakat dengan harga penawaran saham Rp338 per saham. Selain itu, GOTO melakukan penjualan saham treasury untuk green shoe option sehingga total melepas 46,7 miliar saham dan meraih dana Rp15,8 triliun.
Kapitalisasi pasar GOTO pasca IPO mencapai Rp452 triliun, terbesar ke-4 di Bursa Efek Indonesia, sedikit di bawah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) di urutan ke-3 dengan kapitalisasi pasar Rp455 triliun.
(nng)
Explore More