Pengadaan Vaksin Dongkrak Pendapatan Holding BUMN Farmasi Jadi Rp43,4 Triliun di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Holding BUMN Farmasi yang terdiri dari Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma berhasil membukukan pendapatan konsolidasi tahun 2021 sebesar Rp43,4 triliun terdorong oleh pengadaan vaksin Covid-19 . Angka tersebut naik 20,53 persen dibandingkan tahun sebesar Rp26,81 triliun.
"Jika dibandingkan dengan RKAP 2021 terdapat pelampauan yang signifikan karena RKAP realisasi pada 2019 dan 2020 belum terdapat pengadaan vaksin," ungkap Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (23/5/2022).
Menurut dia peningkatan pendapatan juga didukung sinergi anak usaha baik dari aspek alat kesehatan, suplemen, dan obat-obat penanganan teraputik seperti favipiravir dan oseltamivir. Hingga Meret 2022, pendapatan Holding BUMN Farmasi mencapai 99 persen dari target atau meningkat dibandingkan target kuartal I tahun ini Rp7,14 triliun.
"Pencapaian pendapatan kita sebesar Rp7,1 triliun. Kalau dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2021, kita mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen," jelasnya.
Terkait laba bersih konsolidasi sampai akhir Maret 2022 mencapai 234 persen dari target Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Sepanjang 2021, Bio Farma mencatat laba bersih sebesar 1,93 triliun pada akhir 2021 meningkat 567,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada kuartal I-2022 sebesar 113 persen. "Pencapaian itu cukup tinggi, namun kalau dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu memang terdapat penurunan sebesar 36 persen," jelasnya.
"Jika dibandingkan dengan RKAP 2021 terdapat pelampauan yang signifikan karena RKAP realisasi pada 2019 dan 2020 belum terdapat pengadaan vaksin," ungkap Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (23/5/2022).
Menurut dia peningkatan pendapatan juga didukung sinergi anak usaha baik dari aspek alat kesehatan, suplemen, dan obat-obat penanganan teraputik seperti favipiravir dan oseltamivir. Hingga Meret 2022, pendapatan Holding BUMN Farmasi mencapai 99 persen dari target atau meningkat dibandingkan target kuartal I tahun ini Rp7,14 triliun.
"Pencapaian pendapatan kita sebesar Rp7,1 triliun. Kalau dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2021, kita mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen," jelasnya.
Terkait laba bersih konsolidasi sampai akhir Maret 2022 mencapai 234 persen dari target Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Sepanjang 2021, Bio Farma mencatat laba bersih sebesar 1,93 triliun pada akhir 2021 meningkat 567,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada kuartal I-2022 sebesar 113 persen. "Pencapaian itu cukup tinggi, namun kalau dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu memang terdapat penurunan sebesar 36 persen," jelasnya.
(nng)