Dubes Heru: RI-Bangladesh Songsong Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Bilateral

Senin, 30 Mei 2022 - 15:57 WIB
loading...
Dubes Heru: RI-Bangladesh...
Dubes Heru Subolo antusias melakukan visi dan misi yang diemban selama bertugas di Bangladesh dan Nepal. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia R Heru Hartanto Subolo menegaskan antusiasmenya untuk melakukan visi dan misi yang diemban selama bertugas di Bangladesh dan Nepal. Khususnya, untuk memajukan dan meningkatkan penguatan kerja sama bilateral ekonomi dan perdagangan.

Dubes Heru Subolo telah menyerahkan Surat-Surat Kepercayaan (Credential Letters), kepada Presiden Bangladesh, Yang Mulia Abdul Hamid di Istana Kepresidenan Bangabhaban pada tanggal 2 Maret 2022.

Dalam keterangan resminya, Senin (30/5/2022), disebutkan bahwa pokok capaian utama Dubes Heru Subolo adalah memperkuat diplomasi ekonomi guna mendorong pemulihan ekonomi nasional.



"Beberapa upaya yang tengah diupayakan adalah penyelesaian Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia-Bangladesh, mendorong realisasi kesepakatan bisnis BUMN Indonesia di sektor energi di Bangladesh antara lain melalui realisasi proyek PT Pertamina Power Indonesia (PPI) dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), dan meningkatkan akses pasar bagi produk strategis dan komoditi unggulan Indonesia," paparnya.

Bangladesh merupakan mitra dagang Indonesia ke-3 terbesar di Kawasan Asia Selatan. Dalam hubungan perdagangan ini, Indonesia menikmati surplus yang cukup signifikan. Bangladesh merupakan mitra dagang dalam industri strategis dan ekspor produk unggulan Indonesia, antara lain, pengadaan gerbong kereta oleh PT INKA, ekspor unit bus dan kelapa sawit.

Dubes Heru menegaskan, Bangladesh merupakan salah satu pasar non-tradisional potensial untuk peningkatan ekspor Indonesia. Hal ini dibuktikan dari peningkatan volume perdagangan bilateral kedua negara yang telah melonjak tajam dari USD1,76 miliar pada 2020 menjadi USD3,03 miliar (Rp43,3 triliun - kurs Ro14.300/USD) pada 2021.

Bangladesh juga merupakan least developing country (LDC) terbesar dari segi populasi, dengan jumlah penduduk sekitar 162 juta (terbesar ke-8 di dunia) dengan 7% di antaranya kalangan kelas menengah ke atas. Tahun 2025 diprediksi kalangan menengah ke atas Bangladesh mencapai 20% dari total penduduk (sekitar 40 juta jiwa). Bangladesh ditargetkan lulus menjadi negara berkembang pada tahun 2026.

Pertumbuhan ekonomi Bangladesh cukup tinggi dan stabil. Sejak tahun 2011, pertumbuhan ekonominya rata-rata di atas 6,8%. Bahkan di masa sebelum pandemi,pertumbuhan ekonomi Bangladesh mencapai 8,2% pada tahun 2019. Sementara itu, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonominya mencapai 8%.

"Melihat hal tersebut, tak diragukan lagi bahwa Indonesia perlu menjadi mitra utama Bangladesh dengan menggunakan momentum pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang sedang berlangsung di Bangladesh," ungkapnya.

Namun demikian, pandemi Covid-19 telah memengaruhi pertumbuhan ekonomi Bangladesh. Terdapat 61,57% warga Bangladesh kehilangan pekerjaan. Pemerintah Bangladesh juga membatalkan 10 proyek pembangkit listrik tenaga batubara. Namun, cadangan devisa Bangladesh hingga Juni 2021 mencapai USD46 miliar yang diperoleh dari pekerja migran Bangladesh di luar negeri. Pendapatan per kapita Bangladesh tahun 2020 meningkat 9% menjadi USD2.227 dari USD2.064.

Sebagian besar ekonomi Bangladesh berasal dari industri tekstil yang mencakup Ready made Garment (RMG) dan knitwear, serta remmitance dari tenaga kerja Bangladesh di luar negeri. Sektor RMG menyumbang 76% total ekspor dan menyerap 42 juta tenaga kerja. Namn lebih dari 90% barang konsumdi dan kebutuhan penunjang hidup lainnya adalah produk impor.

Selain mendorong outbound investment BUMN Indonesia di sektor energi dan infrastruktur, Dubes Heru juga tengah mengupayakan kerja sama bidang kesehatan, dengan tujuan kemandirian kesehatan indonesia, termasuk kerja sama dalam bidang obat-obatan dan vaksin guna menghadapi potensi pandemi mendatang. Pada masa pandemi COVID-19, Bangladesh telah memberikan dukungan dalam bentuk obat-obatan kepada Indonesia.

Di samping itu, kerja sama di bidang pertahanan juga tengah dilakukan demi mendorong penjualan produk pertahanan buatan Indonesia. Selain itu, demi meningkatkan kunjungan wisatawan Bangladesh ke Indonesia, Dubes Heru Subolo juga akan mendorong realisasi penerbangan langsung Bangladesh-Indonesia dengan maskapai Indonesia.



Dari segi sosiopolitik, Indonesia dan Bangladesh memiliki kepentingan yang sama dalam berbagai isu di kawasan dan global, antara lain, isu migrasi, kelautan, anti-terorisme. Kedua negara juga merupakan anggota OIC, IORA, D8 dan berbagai organisasi internasional lainnya. Memperkuat kerja sama dalam berbagai isu kawasan dan global yang menjadi perhatian bersama, terutama terkait pengungsi Rohingnya, Afghanistan, Palestina, keamanan internasional (misi perdamaian), isu migran, anti-terorisme, dan lain-lain.

Selain itu dijelaskan pula oleh Dubes Heru, prioritas tupoksi KBRI lainnya yang juga tak kalah penting yaitu, meningkatkan pelayanan dan pelindungan bagi WNI dan BHI di wilayah akreditasi, yaitu melalui pembaharuan database WNI secara berkala.

"sejak tahun 2022 kami cukup giat mendorong para WNI di Bangladesh dan Nepal untuk melakukan Lapor Diri secara online karena berkaitan dengan data Pemilu yang akan datang," ungkap Dubes Heru.
Disampaikan pula bahwa hingga saat ini terdapat lebih dari 400 WNI di Bangladesh dan Nepal yang sebagian besar merupakan ex-Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan saat ini menjadi Ibu Rumah Tangga serta bersuamikan WN Bangladesh dan Nepal.

Dubes Heru Subolo rencananya akan mengikuti Upacara Credentials kepada Presiden Nepal, Yang Terhormat Bidhya Devi Bhandari pada minggu kedua bulan Juni 2022.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2679 seconds (0.1#10.140)