AP II Perkuat Kolaborasi Rampungkan Tiga Isu Bisnis Penerbangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sektor penerbangan di dunia saat ini tertekan pandemi Covid-19, tidak terkecuali di Indonesia. President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan perlu adanya peningkatan kolaborasi di antara stakeholder guna membawa sektor penerbangan kembali rebound.
“Sektor penerbangan nasional memiliki kemampuan berkontribusi besar dalam mendukung aktivitas dan perekonomian Indonesia," kata Awaluddin di Jakarta, Selasa (22/6/2020). (Baca : Pertama di RI, Bandara Soetta Terapkan Airport Collaborative Decision Making )
Dia melanjutkan, ada tiga kelebihan di moda transportasi udara yaitu flexibility untuk mendukung pergerakan orang, lalu capacity untuk mobilisasi besar, serta connectivity untuk menyatukan Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
“Jangan sampai tiga kelebihan yang dimiliki sektor penerbangan itu menghilang begitu saja karena pandemi Covid-19. Harus ada perbaikan supaya kontribusi sektor penerbangan tetap terjaga dan ditingkatkan pada masa adaptasi kebiasaan baru ini,” katanya.
Dia menuturkan saat ini ada tiga isu yang harus diselesaikan oleh stakeholder transportasi udara, yaitu terkait slot time penerbangan, rute penerbangan dan frekuensi penerbangan di dalam satu rute.
“Slot time penerbangan harus dimaksimalkan, lalu rute penerbangan harus kembali diaktifkan, dan frekuensi penerbangan di rute yang sudah aktif harus ditingkatkan dari yang ada sekarang," imbuhnya.
Di tengah pandemi ini, ungkapnya, PT Angkasa Pura II selaku operator bandara akan memaksimalkan slot time penerbangan di bandara. “Kami mendorong sebaran slot time penerbangan lebih merata. Komunikasi akan dilakukan dengan pihak terkait termasuk maskapai agar tidak ada lagi saling mengajukan penerbangan hanya di jam-jam tertentu, sehingga banyak alternatif pilihan jam penerbangan bagi para pengguna jasa,” imbuhnya. (Baca juga : Banyak Kursi Kosong, Bos Garuda: Bisa Main Bola di Dalam Pesawat )
Awaluddin menyatakan pihaknya akan membahas bersama maskapai agar rute-rute yang saat ini belum aktif bisa kembali dibuka terutama rute-rute destinasi yang menjadi kebutuhan dan peluang. Selain itu, frekuensi penerbangan di rute-rute yang sudah aktif juga akan dibahas untuk ditingkatkan kembali.
“Kendala saat ini adalah masyarakat sulit melakukan perjalanan antara lain karena rutenya tidak ada dan frekuensi penerbangan sedikit misalnya di satu rute hanya ada 1-2 kali penerbangan per hari. Harus dipikirkan bagaimana seluruh stakeholder transportasi udara ini bersama-sama dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat,” jelasnya.
“Sektor penerbangan nasional memiliki kemampuan berkontribusi besar dalam mendukung aktivitas dan perekonomian Indonesia," kata Awaluddin di Jakarta, Selasa (22/6/2020). (Baca : Pertama di RI, Bandara Soetta Terapkan Airport Collaborative Decision Making )
Dia melanjutkan, ada tiga kelebihan di moda transportasi udara yaitu flexibility untuk mendukung pergerakan orang, lalu capacity untuk mobilisasi besar, serta connectivity untuk menyatukan Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
“Jangan sampai tiga kelebihan yang dimiliki sektor penerbangan itu menghilang begitu saja karena pandemi Covid-19. Harus ada perbaikan supaya kontribusi sektor penerbangan tetap terjaga dan ditingkatkan pada masa adaptasi kebiasaan baru ini,” katanya.
Dia menuturkan saat ini ada tiga isu yang harus diselesaikan oleh stakeholder transportasi udara, yaitu terkait slot time penerbangan, rute penerbangan dan frekuensi penerbangan di dalam satu rute.
“Slot time penerbangan harus dimaksimalkan, lalu rute penerbangan harus kembali diaktifkan, dan frekuensi penerbangan di rute yang sudah aktif harus ditingkatkan dari yang ada sekarang," imbuhnya.
Di tengah pandemi ini, ungkapnya, PT Angkasa Pura II selaku operator bandara akan memaksimalkan slot time penerbangan di bandara. “Kami mendorong sebaran slot time penerbangan lebih merata. Komunikasi akan dilakukan dengan pihak terkait termasuk maskapai agar tidak ada lagi saling mengajukan penerbangan hanya di jam-jam tertentu, sehingga banyak alternatif pilihan jam penerbangan bagi para pengguna jasa,” imbuhnya. (Baca juga : Banyak Kursi Kosong, Bos Garuda: Bisa Main Bola di Dalam Pesawat )
Awaluddin menyatakan pihaknya akan membahas bersama maskapai agar rute-rute yang saat ini belum aktif bisa kembali dibuka terutama rute-rute destinasi yang menjadi kebutuhan dan peluang. Selain itu, frekuensi penerbangan di rute-rute yang sudah aktif juga akan dibahas untuk ditingkatkan kembali.
“Kendala saat ini adalah masyarakat sulit melakukan perjalanan antara lain karena rutenya tidak ada dan frekuensi penerbangan sedikit misalnya di satu rute hanya ada 1-2 kali penerbangan per hari. Harus dipikirkan bagaimana seluruh stakeholder transportasi udara ini bersama-sama dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat,” jelasnya.
(ind)