Siapakah Perdana Menteri yang Telepon Jokowi Malam-malam Soal Minyak Goreng? Ini Jawabannya?

Selasa, 14 Juni 2022 - 16:35 WIB
loading...
Siapakah Perdana Menteri...
Presiden Jokowi menyatakan ditelepon seorang perdana menteri soal minyak goreng. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pengakuan Jokowi bahwa dirinya ditelepon seorang perdana menteri soal permintaan pengiriman minyak goreng menimbulkan tanya tersendiri. Siapa kira-kira perdana menteri yang menelepon itu?



Jokowi sendiri memang menyatakan tak menyebutkan nama sang perdana menteri. Tapi permintaan yang disampaikan itu tampaknya memang serius karena stok minyak goreng di negara itu tengah kritis.

"Dua hari yang lalu, malam, saya mendapat telepon dari seorang perdana menteri, enggak usah saya sebutkan. Beliau meminta-minta betul, Presiden Jokowi, tolong dalam sehari dua hari ini kirim yang namanya minyak goreng," ujar Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Negara, Selasa (14/6/2022).

Ada beberapa clue atau petunjuk yang bisa dijadikan pegangan untuk menduga-duga sang penelepon Jokowi mengarah ke siapa. Pertama, 'stok minyak goreng' dan kedua kata 'perdana menteri'.

'Stok minyak goreng' menjadi petunjuk bahwa negara tersebut selama ini mengimpor CPO atau minyak goreng dari Indonesia. Pernyataan Jokowi bahwa bagian isi percakapan menyebutkan pentingnya minyak goreng bagi negara tersebut karena bisa berpengaruh pada krisis sosial, ekonomi, dan juga politik, jelas menunjukkan bahwa minyak goreng sangat dibutuhkan oleh negara tersebut.

Artinya konsumsi minyak goreng di negara si perdana menteri itu sangat besar sehingga membutuhkan impor yang besar pula. Jadi negara si perdana menteri adalah salah satu importir CPO terbesar dari Indonesia. Di negara itu CPO atau minyak goreng menjadi bahan pangan yang sangat dibutuhkan.

Clue kedua adalah kata 'perdana menteri'. Perdana menteri umumnya digunakan di negara-negara dengan sistem parlementer.

Nah kedua petunjuk itu bisa menjadi alat untuk menduga-duga sosok perdana menteri yang menelepon Jokowi. Jadi bisa dihubung-hubungkan impor CPO yang besar dari Indonesia dan juga negara yang memiliki perdana menteri.



Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januar-Maret 2022, ada beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor CPO terbesar Indonesia. Negara-negara di antaranya adalah:

1. India
India mengimpor CPO sebesar USD270 juta pada Januari 2022 dan naik menjadi USD315 juta pada Februari 2022. Total nilai ekspor CPO dan turunannya ke India tembus USD997,4 juta. India memang terkenal sebagai negara terbesar importir CPO Indonesia. Sistem pemerintahannya adalah parlementer yang menjadikan perdana menteri menguasai kabinet. Saat ini Narendra Modi menjabat sebagai perdana menteri India.

2. Pakistan
Negara tetangga India ini juga menjadi pengimpor CPO Indonesia terbesar. Untuk periode yang sama, nilainya mencapai USD745 juta. Pakistan kepala pemerintahannya dipimpin oleh Perdana Menteri Shehbaz Sharif.

Selain India dan Pakistan ada beberapa negara lain yang mengimpor CPO dalam jumlah besar, yaitu Amerika Serikat, Malaysia, Bangladesh, China, Rusia, Sepanyol, Mesir, dan Filipina. Amerika, Rusia, China, Mesir, dan Filipina harus kita coret karena kepala pemerintahannya dipegang oleh presiden.

Malaysia juga dicoret karena mereka merupakan negara penghasil CPO terbesar kedua setelah Indonesia, meski pemerintahannya dipegang oleh perdana menteri. Begitu pula dengan Sepanyol karena konsumsi CPO di sana terbilang kecil.

Bagaimana dengan Bangladesh? Bangladesh menjadi negara tujuan ekspor terbesar kelima sejak Januari hingga Maret 2022 dengan nilai USD366,8 juta. Meski pemerintahannya dipimpin perdana menteri, saat ini kondisi Bangladesh memang tengah terjadi krisis ekonomi, politik, dan juga sosial. Mengutip pernyataan Jokowi bahwa jika minyak goreng tak dikirim akan sekali akan menimbulkan krisis sosial, ekonomi, dan politik, tampaknya Bangladesh juga harus dicoret. Pasalnya, semua itu sudah terjadi di Bangladesh.

Jadi tinggal dua negara yang perdana menterinya menelepon Jokowi, yaitu India dan Pakistan. Kedua negara itu saat ini sama-sama menghadapi permasalahan minyak goreng.

Dikutip dari thefinancialexpress.com, Pemerintah Pakistan telah menaikkan harga minyak goreng menjadi Rp43.371 per liter, level tertinggi sepanjang masa. Pasokan minyak goreng di Pakistan memang terancam krisis. Meskipun Indonesia telah membuka keran ekspor minyak sawit pada 23 Mei, namun tidak ada satu kapal pun yang dimuat di laut lepas atau di pelabuhan Indonesia untuk pengiriman ke Pakistan. Sekitar 87 persen total impor minyak sawit Pakistan berasal dari Indonesia, dan sisanya dipenuhi dari Malaysia.



Di India juga sami mawon. Dilaporkan oleh Hindustan Times, Selasa (14/6/2022), muncul kabar India akan mengizinkan ekspor gandum ke Indonesia agar pasokan CPO Indonesia ke negara itu tak mengalami kesulitan. Saat ini India diliputi kekhawatiran kekurangan pasokan minyak nabati, sehingga menjadi salah satu faktor utama yang mendorong inflasi di sana.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1593 seconds (0.1#10.140)