Kolaborasi KAI dan BPH Migas untuk Kelancaran Distribusi Barang Menggunakan Kereta Api
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan Focus Group Discussion bersama dengan BPH Migas dengan tema Kajian Teknik Optimalisasi Konsumsi Bahan Bakar Minyak dan Pelumas pada Sarana di KAI di Pullman Hotel, Bandung, Kamis (16/6). Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan BPH Migas sebagai regulator yang membidangi penetapan kuota BBM subsidi dan KAI sebagai operator pengguna BBM subsidi dan non subsidi.
“Sektor transportasi merupakan salah satu sektor strategis. BBM Subsidi merupakan stimulus bagi pembangunan dan kesejahteraam ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemberian kuota BBM Subsidi pada sektor kereta api untuk menikmati BBM Subsidi tentu sangat diharapkan dapat dikelola dengan cerdas dan bijaksana, dalam arti bahwa penggunaan yang tepat sasaran dan sesuai volume yang sesuai dengan kebutuhannya.” ujar Kepala BPH Migas, Erika Retnowati.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo lebih lanjut menjelaskan, KAI sebagai operator kereta api membutuhkan dukungan dari BPH Migas dalam menyediakan kuota BBM subsidi dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik untuk layanan Angkutan Penumpang ataupun Angkutan Barang.
"FGD ini penting dalam rangka membagi pengetahuan agar KAI dapat lebih optimal dalam mengelola BBM dan pelumas pada sarana khususnya lokomotif," ujar Didiek.
Tahun 2022 ini, KAI mendapatkan kuota BBM subsidi sebesar 174,6 juta liter. Hingga awal Juni 2022, kuota tersebut telah terpakai 54 persen. Kuota BBM subsidi sangat krusial bagi KAI untuk dapat terus melayani berbagai kepentingan publik menggunakan kereta api.
Dalam hal angkutan barang, komoditi terbesar yang KAI layani yaitu angkutan batu bara di wilayah Sumatera Bagian Selatan. Peran pemberian BBM subsidi pada KAI akan semakin mendukung efisiensi dan perkembangan wilayah khususnya di Sumatera Bagian Selatan.
“Dengan tersedianya BBM subsidi yang mencukupi untuk semua KA Angkutan Barang, maka KAI dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global,” kata Didiek.
Melalui FGD ini, diharapkan akan terwujud hubungan yang sinergis antara BPH Migas dan KAI dalam pemenuhan kebutuhan BBM subsidi sebagai pendukung proses bisnis KAI untuk mengurangi beban biaya dan menjaga sustainability KAI dalam menjalankan penugasan-penugasan pemerintah yang merupakan proyek strategis nasional.
Pada rangkaian FGD tersebut, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengajak Kepala BPH Migas Erika Retnowati beserta jajarannya untuk kunjungan lapangan ke Depo Lokomotif Bandung yang berada di wilayah Stasiun Bandung, Jumat (17/6). Didiek menunjukkan secara langsung kepada jajaran BPH Migas proses perawatan lokomotif yang rutin KAI lakukan guna memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan optimal. CM
“Sektor transportasi merupakan salah satu sektor strategis. BBM Subsidi merupakan stimulus bagi pembangunan dan kesejahteraam ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemberian kuota BBM Subsidi pada sektor kereta api untuk menikmati BBM Subsidi tentu sangat diharapkan dapat dikelola dengan cerdas dan bijaksana, dalam arti bahwa penggunaan yang tepat sasaran dan sesuai volume yang sesuai dengan kebutuhannya.” ujar Kepala BPH Migas, Erika Retnowati.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo lebih lanjut menjelaskan, KAI sebagai operator kereta api membutuhkan dukungan dari BPH Migas dalam menyediakan kuota BBM subsidi dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik untuk layanan Angkutan Penumpang ataupun Angkutan Barang.
"FGD ini penting dalam rangka membagi pengetahuan agar KAI dapat lebih optimal dalam mengelola BBM dan pelumas pada sarana khususnya lokomotif," ujar Didiek.
Tahun 2022 ini, KAI mendapatkan kuota BBM subsidi sebesar 174,6 juta liter. Hingga awal Juni 2022, kuota tersebut telah terpakai 54 persen. Kuota BBM subsidi sangat krusial bagi KAI untuk dapat terus melayani berbagai kepentingan publik menggunakan kereta api.
Dalam hal angkutan barang, komoditi terbesar yang KAI layani yaitu angkutan batu bara di wilayah Sumatera Bagian Selatan. Peran pemberian BBM subsidi pada KAI akan semakin mendukung efisiensi dan perkembangan wilayah khususnya di Sumatera Bagian Selatan.
“Dengan tersedianya BBM subsidi yang mencukupi untuk semua KA Angkutan Barang, maka KAI dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global,” kata Didiek.
Melalui FGD ini, diharapkan akan terwujud hubungan yang sinergis antara BPH Migas dan KAI dalam pemenuhan kebutuhan BBM subsidi sebagai pendukung proses bisnis KAI untuk mengurangi beban biaya dan menjaga sustainability KAI dalam menjalankan penugasan-penugasan pemerintah yang merupakan proyek strategis nasional.
Pada rangkaian FGD tersebut, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengajak Kepala BPH Migas Erika Retnowati beserta jajarannya untuk kunjungan lapangan ke Depo Lokomotif Bandung yang berada di wilayah Stasiun Bandung, Jumat (17/6). Didiek menunjukkan secara langsung kepada jajaran BPH Migas proses perawatan lokomotif yang rutin KAI lakukan guna memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan optimal. CM
(srf)